28. MILIK WAFI

238 16 10
                                    

Semoga masih ada yang masih baca. 

Selamat membaca

***

Malam nya, setelah mendapatkan ijin Baron, Intan berdandan didepan cermin untuk memenuhi janjinya keluar dengan Garda. Intan memilih berdandan tipis dan tidak berpenampilan seperti biasanya karena ingin memberikan yang terbaik untuk Garda. Dia tidak ingin Garda malu, bagaimanapun Garda telah suka rela menolong nya.

"Udah lama gue gak dandan serapi ini." gumam Intan menyadari penampilannya.

Rambutnya ia ikat dengan jedai dan memakai dress bunga tanpa cardigan hitam yang biasa ia gunakan. Penampilannya terlihat sangat menggemaskan dan terlihat sekali berbeda dengan penampilan dekil nya waktu sekolah.

"Pantes aja gue sering dihina di sekolah. Gue emang aslinya sedekil itu." Ujar nya terkekeh.

Di pintu kamar tanpa Intan sadari, ada Wafi yang kini bersandar mengamati Intan yang sibuk bercermin. Wafi terdiam melihat Intan berbeda dari biasanya.

"Ternyata sangat cantik." kalimat sederhana itu terlintas secara tak terduga dalam benaknya.

"Mau kemana Gersang dandan kayak gitu. Jangan-jangan kencan sama Garda! Gak akan gue biarin." tebak Wafi tidak terima. Yang benar saja, Intan adalah istrinya dan jika benar akan pergi kencan dengan musuhnya sama saja mengkhianatinya.

Intan tersenyum sambil membalas pesan dari Garda. Cowok itu, dari tadi spam chat takut dirinya memberi harapan palsu. Padahal Intan telah mempersiapkan diri se baik mungkin untuk bertemu. Dia jadi penasaran, Garda akan membawa nya jalan kemana.

Garda

|Moci masih lama?😟

Iya tunggu bentar, nanti pulangnya jangan lebih dari jam delapan malam ya|

Garda tersenyum mengigit bibirnya gemas melihat balasan sang pujaan hati. Sudah setengah jam Garda menunggu ditempat mereka janjian, tapi sampai saat ini belum terlihat batang hidungnya. Rasanya dia ingin langsung menjemput paksa Intan dari rumahnya, namun masalahnya dia tidak tahu letak rumah Intan.

|Siap moci. Tenang aja. Gue bakal jaga lo sebaik mungkin.

|Gue pastiin nanti lo bakal bahagia sama gue.

Jangan aneh-aneh|

|Gak aneh aneh. Cuma satu aneh aja.

Intan segera memasukan ponsel nya kedalam tas. Kasihan juga kalau Garda lama menunggunya. Pasti laki-laki itu saat ini merasa bosan karena lama menunggu. Namun, tiba-tiba Wafi muncul menghalangi jalannya. Intan berkerut heran melihat raut muka Wafi yang datar seperti menahan amarah.

"Mau kemana lo?" ucap Wafi penuh selidik.

"Keluar." Jawab Intan santai.

"Keluar kemana?"

Alis Intan terangkat, tumben.

Wafi berdehem menyadari Intan heran dengan pertanyaanya. "Maksut gue, lo mau kemana? Sekarang jam nya lo jadi tutor gue."

"Buat hari ini, gue udah nyiapin materinya kok. Tinggal baca terus kerjain, nanti gue koreksi kalau udah pulang. Kakek juga udah ngizinin." Jawab Intan. Tidak biasanya Wafi semangat belajar.

"Tapi gue gak ngizinin lo keluar." sahut Wafi cepat.

Intan mengrenyit heran. Tumben Wafi bersikap seperti ini padanya. Sikapnya sangat aneh. "Gak izinin karena apa?" sinis Intan. Dia agak risih Wafi berubah ngelarang seperti ini. "Gak usah larang-larang gue. Mending lo belajar."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 09 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WAFISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang