8. PAHLAWAN

679 91 12
                                    

HAI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAI

SIMPEL AJA

JANGAN LUPA VOTE DSN COMMENT SEBANYAK-BANYAK NYA

AGAR LEBIH CEPET UP NYA

SEMOGA SELALU SUKA

AAMIIN

***

"Udah sana balik, jangan ngehalu teros. Dia itu punya orang."

***

8. PAHLAWAN

"Kembalikan milik Moci gue sekarang juga!"

Atensi semua siswa seketika beralih kearah cowok diambang pintu kantin. Mereka semua meneguk ludah nya kasar, melihat cowok tampan tersebut membawa sebuah tongkat bisbol.

Seperti nya perang dunia ke-3 akan terjadi.

Wafi menatap cowok bername tag Jigar Garda Nepotisme dengan tatapan tidak terartikan. Dia menaikan alis nya, melihat Garda yang beberapa minggu lalu ia buat koma kini sekarang kembali, bahkan pindah sekolah yang sama dengan nya.

"Ngapain lo pindah sekolah kesini hah! Mau gue buat koma lagi?" tanya Wafi remeh.

Putu, Rigo, Morena dan Arjuna sangat kenal dengan Garda. Cowok yang telah bertarung dengan Wafi karena hal sepele, yaitu Garda tidak terima dicurangi Wafi saat balap mobil.

"Bukan urusan lo, kenapa gue pindah kesini." kata Garda tak kalah remeh. "Dan kali ini, lo yang akan gue bikin koma!" lanjut nya.

"Tulang lunak kayak lo mana bisa!"

"Dan tulang keras tidak seharus nya menindas cewek."

Wafi mendorong kursi hingga bunyi debuman terdengar. Tidak ada yang berani melawan nya, jika pun ada pasti akan berakhir 2 pilihan yaitu Koma atau patah tulang.

"Jadi lo pindah kesini ingin jadi pahlawan. Manusia sampah kayak lo gak cocok jadi pahlawan!" sarkas Wafi tajam.

Arjuna menahan lengan Wafi tapi ditepis kasar. Sinta mengambil salah satu tangan Arjuna kemudian mengecupnya, mengkode agar tidak ikut campur.

Pastinya Arjuna langsung slebew dong :')

"Lo mau ambil cardigan busuk ini demi dia?" lanjut Wafi, sambil menunjuk Intan.

Tangan Garda tak kalah mengepal erat. Mata nya menatap tajam Wafi, masih teringat jelas dimana ia dipermainkan oleh Wafi dan geng nya hingga koma. Waktu itu keadaan fisik nya masih lemah, tapi tidak untuk sekarang.

"Kita tuntasin sekarang juga!" kata nya tanpa basa-basi.

Wafi menyeringai, tangan nya menggulung lengan seragam sekolah nya. "Tangan kosong." ujar Wafi berat.

WAFISKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang