Secret Love | Prolog

4.1K 82 2
                                    

P R O L O G
____________________

SECRET LOVE

____________________


Sunyi. Itu yang menggambarkan suasana malam ini. Bagaimana tidak, jarum jam telah menunjukkan waktu tengah malam. Dimana seharusnya semua orang beristirahat setelah berkegiatan sepanjang hari.

Namun, seorang gadis berkaki jenjang itu masih menelusuri setiap rak-rak berisi berbagai macam makanan.

Di dalam minimarket 24 jam itu hanya tersisa dirinya dan juga kasir yang sedang berjaga.


Zellyna Gabriella Kaistell namanya. Gadis yang memiliki surai panjang berwarna dark coklat, bola mata coklat terang dengan bulu mata lentik yang membuat kaum hawa ingin memilikinya. Jangan lupakan alis tebal dan rapi milik gadis itu serta bibir ranum merah muda alami.

Beberapa menit lalu, gadis itu keluar rumah secara diam-diam. Beruntung kedua orang tuanya sudah tidur karena kelelahan setelah merapikan rumah mereka.

Ia dan orang tuanya baru saja berpindah ke kota ini. Zelly memutuskan pergi ke minimarket terdekat sebab tidak tahan dengan rumah barunya yang tidak memiliki camilan sama sekali.

Gadis itu melangkahkan kaki jenjangnya keluar minimarket setelah membayar belanjaan.

Angin malam berhembus menyambutnya ketika ia sampai di luar.

Zelly mengeratkan jaket abu yang ia pakai untuk menghalau angin yang menerpa. Dengan hanya mengenakan piama panjang dilapisi jaket serta sandal jepit hitam, gadis itu melangkah yakin menuju rumahnya.

Terdengar suara jangkrik yang mengiringi langkah kakinya hingga ia merasa merinding. Dalam hati memanjatkan doa meminta perlindungan agar sampai dengan selamat.

Jarang sekali gadis itu berdoa mengingat selama ini hidupnya penuh dengan kebejatan.

"Hai Neng cantik, mau kemana sih buru-buru amat?" suara dari arah belakang membuat tubuhnya mematung.

Nahas, doa gadis itu tidak terkabul. Merutuki diri mengapa sangat nekat keluar di tengah malam, Zelly bersiap memacu laju kakinya.

"Eits, mau kemana, Neng?"

Salah seorang lelaki berbadan kerempeng dan dekil menyentuh lengan Zelly.

"Jangan sentuh!" sentaknya. Mengibaskan lengan seolah ia jijik telah bersentuhan dengan pria itu.

"Songong amat nih cewek. Langsung aja 'lah kita ajak main," kata si badan gempal.

Gadis itu semakin gemetar setelah mendengar ucapan si gempal.

"T-tolong!" Sial suaranya bergetar.

"A-apa kita gak denger, Neng," ejek lelaki tinggi dengan tato di wajah.

"Awas gue mau lewat!" Sebisa mungkin Zelly tidak menunjukkan ketakutannya.

Ia berdoa sekali lagi di dalam hati, berharap ada sosok pahlawan yang datang menyelamatkannya.

"Boleh lewat kalau udah selesai main sama kita." Si tinggi dengan tato di wajah itu mendekatkan diri pada Zelly.

Gadis itu ingin menghindar namun si kerempeng dan gempal menahannya dari belakang.

Dengan kemampuan bela diri yang ia terima dari ekskul karate yang hanya ia hadiri sehari, gadis itu menendang ke arah selangkangan si tinggi.

Sialnya lagi tendangan itu tidak kena. Gerakan Zelly kurang cepat hingga terbaca oleh lawannya.

Menyesal sudah kenapa saat itu ia hanya masuk ekskul karate sehari saja dan lebih memilih ke kebun binatang setiap pulang sekolah.

"Kurang ajar nih cewek. Ayo sikat!" Si tinggi murka.

Zelly menjerit ketakutan saat dirinya ditarik paksa menuju gang sepi.

Jika memang seperti ini akhir hayatnya, Zelly ingin meminta maaf pada mami dan papi karena ia selalu membohongi keduanya.

Mungkin ini karma untuk anak nakal sepertinya.

Zelly juga ingin memin–

Bugh

Bugh

Bugh

Belum sempat ia menyelesaikan pesan wasiat di dalam hati, tiba-tiba saja ketiga pria yang menyeretnya terkapar tak berdaya di tanah.

Bugh

Bugh

Zelly memundurkan tubuhnya. Gadis itu tidak memindahkan pandangannya dari sosok tinggi besar berpakaian serba hitam yang menjadi pahlawannya malam ini.

Dengan jantan, lelaki itu memukuli ketiga pria kurang ajar yang hampir saja membawa Zelly ke gang sepi. Sesekali lelaki itu berbicara tajam pada lawannya yang tidak Zelly ketahui apa itu.

Ia tidak bisa mendengar apapun karena terpaku oleh sosok pahlawannya.

"Lo gak papa?" Suara serak nan berat lelaki itu terdengar setelah membuat tiga pria yang mengganggu Zelly pingsan.

"I-iya gak papa."

Zelly tidak dapat melihat wajah lelaki itu karena wajahnya tertutup oleh helm full face. Hanya mata tajamnya yang terlihat mengintimidasi serta alis tebal bak ulat bulu.

"Lo cewek ngapain sih malem-malem masih keliaran?" tanya cowok itu.

"G-gue beli ini, hehe." Zelly menunjukkan plastik belanjaannya disertai cengiran bodoh.

"Nyengir lo. Ayo gue anter pulang!"

Zelly mengikuti langkah cowok itu menghampiri motor sport hitamnya yang terparkir tidak jauh dari minimarket.

"Makasih udah nolongin gue," ucap Zelly setelah berhasil menaiki motor cowok itu.

"Hm, pegangan!"

TBC

Gimana sama prolognya?

Tertarik gak buat lanjut baca cerita ini?

Jangan lupa vote dan komen yaa

Bye!!

2 November 2021

Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang