Secret Love | 25

2K 84 24
                                    

Ini sebagai permintaan maafku, kupersembahkan double update hanya untukmu.

Kalian dapat kado valentine apa dari ayang?

Ayang kamu fiksi ya? Jhahaaa sama:(

Happy Reading!



Setiap mengunjungi rumah sakit, Zelly selalu menghidu aroma khas dari tempat itu. Tidak membuatnya pusing ataupun mual, justru Zelly sangat menikmatinya. Menurutnya aroma yang menguar begitu higienis dan unik. Ada yang merasa seperti itu juga?

Zelly, Dewa, serta Givano sedang menunggu dokter yang memeriksa Sella keluar dari ruangan.

Ketiga manusia itu tidak menghiraukan pesan dari Bumi dan Cello yang menanyakan keberadaan mereka. Tidak penting katanya.

"Lama banget," keluh Zelly.

Terhitung sudah 15 menit mereka menunggu. Belum ada tanda-tanda pemeriksaan dokter tersebut usai.

"Sakit apa ya Markonah" gumam Zelly.

"Mending lo duduk deh, Jell. Pusing gue liat lo mondar-mandir dari tadi," celetuk Givano yang sedari tadi mengamati tingkah gadis surai coklat itu.

"Gue itu cemas, Kak!"

"Iya gue tau, tapi dalam situasi kayak gini kita harus tetap tenang."

Zelly menghela napas kasar.

"Gue takut Sella kenapa-napa. Cuma dia sahabat yang gue punya sekarang," lirih gadis itu.

Dewa yang sedari tadi duduk diam beranjak mendekati Zelly. Lelaki itu mendorong pelan kedua bahu Zelly agar ia duduk di kursi depan ruang pemeriksaan.

"Sella pasti baik-baik aja, kita tunggu kabar dari dokter," ucap Dewa menenangkan.

Zelly mengangguk sendu.

"Giliran sama ayangnya aja, nurut tuh bocah," dengus Givano jengah.

Beberapa detik kemudian pintu ruangan terbuka, keluarlah seorang pria dalam balutan jas putih.

"Ada yang bernama Zelly di sini?" tanya dokter berkacamata itu.

"Saya Zelly, Dok." Gadis surai sepunggung itu langsung beranjak dari duduk saat mendengar namanya disebut.

"Mari ikut saya masuk. Pasien ingin bertemu dengan anda," ucap dokter.

Melirik bergantian pada Dewa dan Givano. Setelah mendapat anggukan dari kedua lelaki itu, Zelly mengikuti langkah dokter tersebut memasuki ruangan.

Hawa dingin dan aroma obat-obatan menyeruak begitu ia masuk. Sedikit merasa kedinginan karena tubuhnya tidak bisa menoleransi suhu ruangan, tapi ia mengabaikan itu. Mata cantik Zelly secara otomatis menaruh pandang pada sahabatnya yang terbaring lemah di atas brankar.

"Sell, you okay?" tanya Zelly mendekat pada kasur rumah sakit.

Sella tidak menjawab. Tatapan gadis itu kosong memandang dinding putih di hadapannya.

Sebab tidak mendapatkan jawaban, Zelly beralih pada seorang dokter di sampingnya. Memandang penuh tanya pada beliau.

"Jadi begini, teman kamu tidak mengalami penyakit serius. Dia tidak apa, hanya saja––" Dokter itu menatap pada Sella yang masih termenung seraya menggelengkan kepala.

Secret Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang