"Kok murung gini? Lu habis marahin ya?"
"Mana ada. Tau darimana kalau dia lagi sedih?"
"Ya keliatan lah. Lu aja yang gabisa bedain." Hyewon mengelus bulu kelinci hitam di tangannya.
Eunbi memonyongkan bibir. Emang gimana cara bedainnya? Perasaan muka binatang gitu-gitu aja.
Hyewon asyik bermain dengan kelinci di rumah Eunbi itu. Sudah hampir satu jam ia berada di rumah tersebut hanya untuk melihat kelinci peliharaannya dan Eunbi.
"Lu mau sampai kapan disini?"
"Tuh masa aku diusir sih?" Keluh Hyewon pada kelinci tersebut, masih sibuk mengelus-elus.
"Dih orang cuma nanya doang! Kali aja ada yang perlu diurus. Tapi kalau emang gak ada kerjaan ya terserah."
"Gua ada kerjaan kok. Menafkahi Hyebi," jawab Hyewon menunjuk kelinci di tangannya.
Eunbi melotot. "Sejak kapan namanya Hyebi?"
"Ya sejak gua kasih nama lah."
"Maksud gua.. kenapa namanya harus Hyebi sih?" Eunbi memutar bola matanya, menggigit bibir.
Hyewon menoleh. "Kenapa emangnya? Ada masalah?"
"B-bukan gitu. Namanya itu.. kayak nama.." Eunbi ragu-ragu ngomong.
"Anak kita?"
Seketika Eunbi terbatuk. "JANGAN SEMBARANGAN!" Serunya, mencubit lengan Hyewon.
Hyewon meringis. "Sekarang mainnya cubit astaga.. liat deh kelakuan Mama kamu, Hyebi. Bisa-bisanya Papa dicubit."
"KOK MANGGILNYA PAPA MAMA??!"
"Ya kenapa sih? Kan emang kita yang ngurusin. Lu Mama nya, gua Papa nya."
Dalam hati Eunbi ngebatin kesal. Gampang banget mulutnya ngomong gitu. Mama? Papa? Punya anak namanya Hyebi? Ini gua mimpi apa..
"Ganti namanya. Gua gak suka."
"Ya masa namanya Kangkwon? Kek manggil kangkung jadinya."
"Kan yang lain ada."
"Kangeun? Semua kata rindumu semakin membuatku, tak berdaya~ menahan rasa, ingin jumpaaa.." Reflek Hyewon nyanyi.
Eunbi menepuk jidat. Ini anak gak ada serius-seriusnya. "Gak gitu juga.. emang harus gabungan nama kita gitu?"
"Terus lu punya ide lain gak?"
Gadis itu terdiam. Entah mengapa otaknya gak bisa jalan seketika.
"Gak ada kan? Udahlah, Hyebi aja. Gua suka."
Gatau, ngedenger Hyewon bilang "Gua suka" bikin Eunbi seneng. Rasanya seperti ia baru saja diberi harapan.
Tak lama, Hyewon memutuskan untuk pamit. Eunbi mengantarnya ke luar.
"Kapan-kapan.. eh gak. Kayaknya gua bakal sering ke rumah lu deh buat nengok Hyebi."
"Bilang aja mau modus, hilih."
"Tuh tau."
Eunbi batuk sekali lagi. Padahal dia cuma ngomong sembarangan, malah dijawab pake jujur.
Hyewon tertawa gemas. "Eh btw, lu manis pake poni."
UHUK! Langsung digombalin gak tuh. Wajah Eunbi memanas.
"Tapi.." Tangan Hyewon bergerak menyentuh kening Eunbi, memasangkan sebuah bando merah di kepala. "Lebih cantik kalau jidatan. Gua suka."
Ini Eunbi gak bisa ngapa-ngapain lagi. Badannya udah lemes aja, pengen cepet-cepet balik ke kamar, numpahin semua. Mana tangannya yang biasanya reflek mukul gak bekerja lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For You [Annyeongz ft. Other IZ*ONE Ship]
Fanfiction"Aku gak ngerti, Jin. Kenapa kamu selalu perhatiin aku, jagain aku, dan protektif ke aku ketika kamu sendiri udah dimiliki orang lain? Lagian, atas dasar apa kamu berhak ngalangin aku? Kita cuma sahabat kan?" ⚠️ Warning: Genben (B×G) ⭕ Cast: 12 memb...