Eunbi mendengus kesal. "Ck, harus banget gitu ya gua ngikut lu?"
"Iyalah. Kan lu udah janji, Kwon."
Sebuah geplakan mengenai punggung Hyewon. "Kwon-kwon. Gak usah aneh-aneh, panggil biasa aja."
"Terus mau dipanggil apa? Sayang?"
Geplakan mendarat di belakang kepala cowok itu lagi. "Jangan modus ye, buaya. Sa ae nyuri-nyuri kesempatan," kata Eunbi ketus. Walau sebenarnya ada rasa deg-degan juga dalam dirinya.
Gara-gara Hyewon minta temenin dia terus-terusan, mereka jadi deket banget sekarang. Kemana-mana berdua, main, berantem, berdua. Si Hyewon udah mulai ngaktifin mode ngerdusnya lagi. Untung Eunbi gak cepet luluh, meski ada perasaan seneng juga lama-lama.
"Dah ah, buru naik." Suruh Hyewon, menyalakan motornya. Eunbi pun bersiap untuk menaiki motor gede tersebut.
"Eh bentar," Hyewon mendadak menahan kakinya dan turun dari motor.
"Pake ini."
Eunbi mengerutkan kening. "Jaket? Buat apa? Hari masih panas gini kok."
Hyewon ber'haduuh' dulu sebelum tanpa lama melingkarkan lengannya di pinggang Eunbi dan memasangkan jaket itu dari belakang. Posisi Hyewon yang sedang mengalungi jaket itu dari belakang akan terlihat seperti hendak memeluk mesra, dagunya menyentuh kepala Eunbi.
Hyewon menurunkan badannya sedikit agar dapat mengikat jaket berwarna abu-abu tersebut. Akibatnya, dagunya jadi ganti menyentuh leher kiri Eunbi.
"Nah kan gini enak," Hyewon menunjukkan jempolnya. "Rok lu pendek banget. Nanti di motor angin-anginan, takutnya gak aman."
"O-oh.. t-hanks." Ucap Eunbi mendadak gagap. Jantungnya lagi dugun-dugun.
"Bahaya nanti kalau banyak yang liat. Soalnya cuma gua yang boleh liat," tambah Hyewon setelah menaiki motornya.
Mendengar hal itu, jantung Eunbi yang tadinya udah deg-degan langsung buyar, ganti mode. "HEH JANGAN MACEM-MACEM," ancamnya.
Hyewon tertawa. "Iya iya, canda. Ayo cepetan."
---
"Wony, hari ini mau jalan gak?"
"Boleh. Hayuk aja."
Yujin tersenyum senang, menggandeng tangan Wonyoung menuju parkiran.
"Ngomong-ngomong, coba tebak kita mau kemana?" Tanya Yujin membuat penasaran.
"Kemana? Ke cafe?"
Yujin menggeleng.
"Ke resto?"
"Bukan."
"Mall?"
"Nope."
"Time*zone?"
"Enggak."
"Taman?"
"Salah."
Wonyoung akhirnya nyerah. "Ya terus kemana dong?" Wajah ngambeknya terlihat begitu lucu, Yujin jadi makin gemes.
"Hehe.. kita mau ketemu kembaran kamu."
"Hah? Kembaran? Aku aja anak tunggal," Wonyoung bingung.
"Ada. Pokoknya liat aja." Yujin tertawa kecil, tidak sabar untuk sampai di tempat tujuan.
15 menit kemudian, Yujin memberhentikan mobil di depan gerbang sebuah rumah. Yang jelas itu bukan rumah biasa, karena ada papan besar menggantung di pagarnya yang bertuliskan "Lapak Kelinci".
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting For You [Annyeongz ft. Other IZ*ONE Ship]
Fiksi Penggemar"Aku gak ngerti, Jin. Kenapa kamu selalu perhatiin aku, jagain aku, dan protektif ke aku ketika kamu sendiri udah dimiliki orang lain? Lagian, atas dasar apa kamu berhak ngalangin aku? Kita cuma sahabat kan?" ⚠️ Warning: Genben (B×G) ⭕ Cast: 12 memb...