Gelang Ajaib (3)

218 37 8
                                    

Seminggu telah berlalu sejak Yoonbin bertemu dengan yang kata Haruto, Pangeran Arsa. Sejak saat itu juga Yoonbin tak pernah lagi melihat atau bertemu dengan Arsa.

Baik dengan Arsa maupun dengan adiknya, Luca.

Sejujurnya, Yoonbin tidak ingin mengetahui lebih dalam tentang kedua kakak adik itu. Tapi, ucapan Haruto seminggu yang lalu berhasil membuatnya penasaran dan bertanya-tanya.



"... Nggak seharusnya kedua Putra Raja Askara berada di Bumi ...."



"... Kenapa Pangeran Luca ada di sini, di tempat ini, di dunia manusia?"



Membingungkan.

Yoonbin menaruh dagu di atas punggung tangannya. Semua perkataan Haruto, entah kenapa, seperti mengarah kalau mereka memang bukan makhluk dari Bumi?

Apa mungkin mereka juga bukan manusia?

Eh? Itu sudah pasti tidak mungkin, kan? Iya, kan?

Yoonbin menggelengkan kepala, jadi tersentak kaget saat pegangan pelnya bergeser nyaris jatuh. Yoonbin menegak, kini memegang pel dengan benar.

Dia mendesah pelan, kemudian melanjutkan tugasnya mengepel lantai kelas melakukan piket.

Sinar matahari sore menembus masuk melewati jendela kelas, langit jingga kemerahan terlihat indah di pandang mata. Sebentar lagi, Matahari akan terbenam.. tapi Yoonbin masih terjebak di kelasnya melakukan piket.

Kelas XII 3 hari ini entah kenapa menjadi sangat kotor. Banyak kertas dan kulit kuaci berserakan di lantai. Meja dan kursi, sudah tidak lagi beraturan. Papan tulis penuh dengan catatan materi ataupun coret-coretan murid kelas, terlebih tadi ada yang menggunakan spidol permanen. Karena tadi sempat hujan, lantai kelas menjadi kotor. Dan masih banyak hal lagi.

Karena itu semua, para murid yang piket hari ini jadi bekerja lebih keras. Termaksud Yoonbin.

Pemuda bermarga Ha itu kebagian mengepel kelas, di mana itu merupakan pekerjaan paling akhir. Tidak apa sih, toh, Yoonbin juga tidak terburu-buru pulang ke rumah.

Setelah beberapa menit mengepel, akhirnya Yoonbin selesai. Dia meraih tasnya di meja guru, menyampirkan tali tas ke sebelah kanan, lalu berbalik melangkah meninggalkan kelas dengan membawa pel-pelan di tangan kanannya.

Seperti biasa, ketika hendak meninggalkan kelas, maka orang terakhir yang pergi harus menutup pintu kelasnya.

'DUAR!'

Suara ledakan terdengar sedikit memekakkan telinga bersamaan dengan pintu XII 3 yang Yoonbin tutup. Pemuda itu berjengit kaget, nyaris melompat saking terkejutnya.

Yoonbin membalik tubuh, menatap ke arah dinding pembatas saat dua bayangan hitam melesat ke atas dengan cepat disusul dengan bunyi logam yang saling beradu.

'Ting!' 'Ting!' 'Ting!'

Yoonbin mengeryit, dia melepas pegangannya pada pel-pelan, kemudian melangkah ke dinding pembatas. Melongokan kepala ke atas dengan kepo. Dia tak dapat melihat dengan jelas apa yang sudah terjadi, tapi, walau samar Yoonbin dapat melihat dua bayangan seseorang tengah bertarung dengan sengit. Hal yang membuat dia terkejut adalah, kedua bayangan itu bertarung di atas dinding. Memijak dinding. Berjalan dan berlari di dinding bangunan sekolah.

Sudah seperti ninja konoha saja.

'Whus!' 'BRAK!'

Seseorang terlempar ke bawah dengan keras sampai-sampai tanah lapangan hancur dan menciptakan lubang sedalam lima meter. Yoonbin melebarkan mata terkejut bukan main. Belum cukup dengan itu, bayangan hitam yang lain melesat ke bawah dan suara seperti tulang patah terdengar sangat nyaring membuat Yoonbin merasa ngilu mendengarnya.

ABANG : The Best Person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang