Must be Different! (3)

303 35 40
                                    

Sebelum baca part ini, kalian boleh balik ke "Must be Dofferent! (2)" dulu ya biar nggak lupa alur. Tapi, kalau enggak juga nggak papa.

Happy reading~!

You as Shua

*

Yoonbin menjauh.

Haruto bersikap netral.

Dan Junkyu yang berusaha kian mendekat.

Kedua sikap dari tokoh penting laki-laki dalam novel "I'm Yours" ini membuat Haruto pusing.

Entah pemikiran apa saja yang sudah berseliweran dalam benaknya setelah mendengar jawaban tidak memuskan Haruto semalam, Yoonbin terlihat menjauh dan tak ingin berurusan dengan Haruto setelahnya. Raut wajah tanpa riak dan sikap tak acuhnya saat menolak ajakan Haruto untuk berangkat bersama, jelas membuat ia berpikir telah salah berucap.

Namun, tak apa. Dia akan mengawasi dari jauh dan memastikan bahwa sahabatnya itu tidak memancing emosi Junkyu untuk menghabisinya. Tetapi, selama Haruto memperhatikan, selama itu pula ia merasa bingung. Entah harus merasa senang, lega atau khawatir karena Yoonbin .. perlahan juga menjauhi Shua.

Tidak sampai di situ. Sikap si male lead juga menjadi aneh. Entah motif apa yang mendasari Junkyu sampai tiba-tiba ingin menjadi lebih dekat dengan Haruto. Namun yang jelas, kakak kelasnya itu berhasil membuat jalan cerita novel "I'm Yours" semakin kacau.

Kepala Haruto berdeyut, kembali merasa pusing. Buku terbuka di meja yang sedari tadi dia baca untuk mengisi waktu luang jam istirahat, kini dibiarkan begitu saja. Haruto menaruh kepalanya di meja, di atas buku itu.

"Haruto, dicariin Junkyu tuh!" ujar salah satu teman kelasnya begitu melewati ambang pintu.

"Lagi?" tanya Haruto sedikit mendongak. Sang teman hanya mengedikan bahu membuat cowok berdarah Jepang ini menghela napas pelan. Sudah terhitung lebih dari tiga kali, jika panggilan ini di hitung, Junkyu mengajaknya bertemu.

"Lo di suruh dateng ke lapangan basket indoor." lanjut sang teman bernama Doyoung tersebut.

Haruto mencebikan bibirnya, "Makasih ya, Doy." katanya dengan masam, tetapi tak kunjung beranjak.

Doyoung mengangguk, "Lo ada urusan apa sih sama dia? Seinget gue, lo nggak sedeket itu sama si Junkyu anak MIPA 2 itu deh. Lo kan deketnya sama si Yoonbin."

Emang nggak deket! Ralat, jangankan deket, berurusan sama dia aja gue nggak mau! Haruto berteriak dalam hati.

Kelopak mata Haruto sedikit meredup. Kalau dihitung hari ini ... udah berlalu tujuh hari sejak Yoonbin jauhin gue. Tuh anak kenapa sih?!

Haruto kembali menghela napas karena pemikirannya sendiri, "Nggak mau, ah! Nggak mau ketemu Junkyu. Bilang kaya gitu, ya." kata Haruto lalu memalingkan muka menghadap dinding.

"Idih, bilang sendiri sana!" balas Doyoung sedikit sebal.

"Minta tolong, Doyoung." sahut Haruto memalingkan muka menatap sang teman. Dia mengeluarkan ponsel dari saku dan menyodorkannya pada Doyoung.

"Apaan?" Doyoung menatap ponsel yang disodorkan dengan satu alis terangkat.

"Tolong chat Junkyu. Ketik 'Gue nggak mau dateng', gitu."

"Kenapa nggak lo sendiri? Punya tangan, kan." tolak Doyoung masih enggan.

"Astaga, Kim Doyoung ...." Haruto jadi kesal sendiri.

Doyoung terkekeh, "Bercanda." katanya santai meraih ponsel Haruto dan melakukan apa yang Haruto ucapkan.

"Bercanda lo bikin gue sebel." Haruto tak menghiraukan lebih jauh, dia mencari posisi ternyaman bersiap untuk tidur.

ABANG : The Best Person Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang