Pertengkaran manusia

373 51 10
                                    

Manusia memang punya sendiri menyelesaikan masalahnya.
~


































Shani masih saja mengejar Cio yang terus berusaha lari.

"Udah Shan... Cape...hah..hah."

"Habis kamu, ga bilang nonton gre member JKT itu, emang aku kurang cantik apa!"

"Kamu cantik banget malah, tapi sayang aku bukan siapa-siapa kamu..." Ucap Cio yang berakhir lirihan.

Esther hanya bingung menatap mereka yang kini malah saling menunduk.

Apa masalah mereka sebenarnya? Pikir Esther.

Boby dan Anin juga saling pandang sebentar lalu melempar pandang ke arah berlawanan.

Esther yang melihat itu lagi-lagi bingung dan menghela nafas.

'baru kali ini aku tidak bisa membaca pikiran makhluk, biasanya aku bisa membaca makhluk manapun di jagad raya ini, tapi pada manusia aku hanya bisa melihat apa yang mereka lakukan tapi tidak dengan apa yang mereka pikirkan' batin Esther.

Shani mengurungkan niatnya untuk mencubit atau menghukum Cio karena kini dia jadi tidak bersemangat.

Apa yang di katakan Cio benar juga, dia tak berhak untuk cemburu karena Cio juga bukan milik nya.

Mereka ini berteman atau lebih dari itu saja Shani tidak tau.

Shani kini duduk di sofa sambil menghela nafas.

Tadi kejar-kejaran sekarang saling diam, ada apa sama manusia ini? Esther semakin tidak faham.

"Apa kalian memliki hubungan seperti ayang dan ibuku?" Tanya Esther tiba-tiba yang membuat mereka menoleh ke arahnya bersamaan.

Cio yang terduduk di dinding pun ikut menoleh.

"Maksudnya?" Tanya Boby.

"Ada satu perasaan suci di hati kalian yang menyatukan dua hati yang terpisah seperti perasaan ayah dan ibuku" jelas Esther.

"Kenapa kalian tidak mencoba menyatukan nya jika memang sama memiliki separuh hati itu?" Pertanyaan Esther yang menohok hati mereka berempat.

Shani mengalihkan pandangannya ke arah lantai.

'Cio tidak pernah mencoba menyatakan perasaannya, bagiamana mana ku tau jika dia juga memiliki perasaan yang sama denganku' batin Shani.

'aku ini hanya perasaan satu arah' batin Shani lagi.

'dia memang peduli padaku tapi dia juga pada shanju, bagaimana aku tidak merasa jika dia hanya berniat berteman denganku' batin Anin.

'bukan nya aku tidak berani tapi hatiku masih separuh milik shanju, masa laluku' batin Boby.

'aku tidak berani mengatakan kejujuran tentang perasaan ku jika Shani selalu memiliki kriteria yang terlalu tinggi untuk di gapai' batin Cio.

"Kenapa kalian jadi diam seperti ini" Esther benar-benar tidak mengerti dengan sifat manusia.

'Adakah guru yang memberi tau nya apa yang harus dia lakukan saat manusia berada di posisi seperti ini?' pikir Esther.

"Apa perpisahan harus membuat kalian sadar betapa berharganya orang yang selalu menemani kalian ini?, Seperti ibu yang kehidupan ayah, pada saat itu ibu tau betapa sakit kehilangan orang yang menjadi separuh hati nya itu" ucap Esther lagi.

Bocil From Planet Neptun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang