Scared

305 51 2
                                    

Tak ada yang tau sisi jahat setiap manusia kecuali Tuhan dan dirinya sendiri.
~














































Esther telah mendapat kembali kekuatannya walau belum sepenuhnya tapi setidaknya dia tidak se lemas sebelum nya.

Beberapa orang kembali masuk untuk melanjutkan pemeriksaan yang tertunda.

Esther kini ketakutan menghadapi sisi jahat manusia.

Esther berkeringat dingin di dahinya.

"Kamu baik-baik saja?" Tanya seorang dari mereka.

Tak ada jawaban dari Esther dia kini memeluk lututnya sendiri di atas kasur.

Andai dia berani mengahadapi makhluk-makhluk berniat jahat ini.

Setetes air mata jatuh di pelupuk mata Esther.

'ka Boby, ka Shani, ka Anin, ka Cio, dimana kalian, aku takut, tolong aku' batin Esther tidak berhenti mengabsen kaka manusia baik yang dia kenal mencoba melindunginya.

"Tenang ya, kita tidak akan menyakitimu"

Mereka mulai menyentuh Esther dan memasang alat-alat yang terasa dingin di kulitnya membuta Esther sedikit bergidik kedinginan.

Satu dari mereka menusuk Esther dengan besi kecil yang panjang membuat tubuh Esther tak dapat di gerakan.

"Dengan begini walau dia sudah jauh lebih baik dari sebelumnya tapi dia tidak akan menjadi ancaman bagi kita" ucap orang yang menusuk Esther tadi.

Esther kini terbaring tak berdaya, tetapi matanya dapat melihat apa yang di lakukan oleh manusia-manusia di hadapannya.

Mereka menyentuh tubuh Esther secara perlahan.

"Denyut jantung nya normal, seperti kebanyakan manusia"

Satu dari mereka membuat pakaian atas Esther dengan cara mengguntingnya.

Setetes air mata jatuh lagi dari pelupuk mata Esther, pakaian yang dia kenakan itu pemberian ka Boby.

'maaf aku ka Boby aku tidak bisa menjaga pakaian ini' batin Esther.

Mereka begitu detail melihat setiap inci tubuh Esther, walau baru bagian atas nya.

Tapi mereka melihat mulai dari kuku, warna kulit, warna rambut yang sebenarnya sudah di warnai oleh ka Boby, retina mata, DNA darah dan masih banyak lagi.

"Kita akan melakukan foto Rontgen untuk melihat struktur tulang yang dia miliki" ucap yang lain.












Di tempat Shani.

"Shani papa mau bicara sama kamu!" Ayah Shani sedang berusaha berbicara dengan anaknya yang menutup diri di kamar.

Cio, Anin, Boby dan ibu Shani berada di depan pintu kamar Shani, tapi tak ada satupun dari mereka yang dapat membujuk Shani keluar dari kamar, dia benar-benar marah dengan apa yang di lakukan ayahnya.

Bocil From Planet Neptun (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang