⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
Esoknya aku dipanggil si kembar untuk pergi ke ruang guru. Aku letoy saat dipanggil si kembar bahwa aku ke ruang guru. Hermione kemarin malam bilang padaku biasanya jika seorang murid dipanggil ke ruang guru biasanya ada yang penting.
"Astaga [name] tadi aku melihat ada orang dari kementrian menuju ke ruang guru," kata salah satu anak Gryffindor
Aku yang mendengar hal itu melotot dan memasang tampang seperti orang yang akan pingsan. Harry dan Ron yang berada di samping kiri dan kanan ku memeluk tubuhku dan menenangkan ku.
"Keknya aku tahun ini bisa dapat juara langganan masuk ruang atau kantor guru deh," gumamku pelan tapi masih terdengar oleh anak anak lain dan mereka tertawa mendengar gumamanku
Lalu aku pergi ke ruang guru diantar teman temanku dan anak Gryffindor lainnya. Aku masuk ke dalam dan disana ada profesor profesor yang berkumpul di satu meja dan aku disediakan meja kecil sendiri.
"Kayak lagi kena sidang aja," batinku dan aku melihat anak anak Gryffindor dan anak anak dari asrama lain mengintip dari jendela
"Baiklah [name] Potter tidak usah tegang, kami hanya akan mengecek potion mu saja,"
"Err baik prof,"
Lalu para profesor mengecek dan mengamati potion ku dan aku mulai khawatir jangan jangan Draco mendapatkan efek samping dari potion ku. Saat aku berkutat dengan pikiranku, aku melihat ada cookie favorit ku dari Honeydukes. Ternyata cookie itu milik orang dari kementrian dan dia melihat aku yang sedang mengamati cookie nya.
"Kau mau?" Tanya orang itu sambil mengangkat cookie tersebut dan aku mengangguk anggukkan kepalaku dengan semangat
"Ada ujian nya dulu," kata orang itu sambil nyengir
"Kapan cookie Madam Ally terkenal?"
"Tahun 1900,"
"Apa isi cookie nya yang membuat nya terkenal?"
"Chocho chips dan kacang,"
"Dan siapa pencipta cookie favoritmu,"
"Madam Ally and Sir Juliant," seru ku bersemangat
"OK sip kamu lulus,"
Orang itu tertawa melihat ku dan memberikan cookie itu kepadaku. Sepertinya Profesor McGonagall pusing dengan tingkah ku yang luar biasa itu. Dan aku makan cookie itu dengan lahap karena tadi pagi aku tidak napsu saat sarapan. Anak anak yang mengintip dari jendela tertawa melihat ku yang tidak kenal takut meski berhadapan dengan kementrian langsung. Aku makan sampai berlepotan dan ikut tertawa dengan orang tersebut.
"Sepertinya tidak ada masalah dengan potion mu [name]," kata Snape
"Wow kau anak kelas satu sudah bisa membuat potion seperti itu, siapa namamu?" Tanya orang dari kementrian itu
"[name] Potter,"
"Sepertinya bakatmu menurun dari ibumu dan bibimu, aku akan memberi tahu ke sosial media tentang mu dan potion mu yang penuh misteri, potion mu pasti terkenal," kata orang itu sambil tertawa
"Baiklah saat nya menilai kejadian dengan poin asrama mu [name]," kata Profesor McGonagall dan aku hanya meneguk ludah takut dikeroyok anak anak Gryffinfor jika poinnya hilang
"Sebelumnya aku ingin bertanya, kau lebih memilih melanjutkan penilaian atau mengambil poin dari Slytherin untuk asramamu lalu penilaian ini akan berakhir?" Tanya Dumbledore
"Yahh sebenarnya Draco tidak ada salah sehingga poin asramanya harus diambil. Sebaliknya sepertinya saya harus berterimakasih padanya, karenanya potion ku mungkin bisa terkenal. Yah meski aku tidak ada tata krama setidaknya aku masih bisa balas budi," jawabku sambil tersenyum tipis dan aku melihat anak anak yang sedang mengintip menahan napas setelah mendengar jawabanku
Lalu Dumbledore tersenyum mendengar jawabanku dan mengangkat tangannya untuk melanjutkan penilaian untukku.
"50 poin untuk potion nya," kata Snape singkat, padat dan jelas diikuti tatapan ku yang melongo
"50 poin karena masih memikirkan asrama lain meski resiko nya mengambil poin dari asramanya sendiri," lanjut Dumbledore
"50 poin karena kau tetap membantu Draco meskipun dia sering mengganggu mu," lanjut Madam Pomfrey tersenyum hangat padaku
"50 poin untuk mu karena menjawab tepat seluruh pertanyaan cookie ku," canda orang dari kementrian itu yang tertawa melihat wajah ku yang terlihat tidak percaya itu
"Wah beneran sir?"
Orang itu serta seluruh profesor di ruangan itu tertawa dan mengangguk bahwa poin yang diberikan orang tersebut berlaku. Aku tertawa senang dan berterimakasih kepadanya untuk poin dan cookie nya. Saat aku keluar aku memamerkan kupon cookie yang diberikan orang dari kementrian itu pada Ron. Ron memandang kupon limited editon itu dengan iri dan dengki. Tapi sepertinya aku tetap dikeroyok anak Gryffindor karena mereka mendapatkan 200 poin dalam sehari. Aku diangkat dan dilempar ke udara sampai aku pusing dibuatnya. Harry memelukku karena lega aku tidak di keplak atau dihukum profesor. Yah [name] sepertinya belum tahu apa yang akan terjadi esoknya
Malamnya aku dan ketiga temanku lanjut membicarakan tentang dungeon dan anjing berkepala tiga tersebut. Aku mendengar dari mereka bertiga bahwa nama anjing nya adalah Fluffy dan mendengar ada nama Nicolas Flame. Aku yang sepertinya pernah mendengar nama itu memotong penjelasan mereka dan mengambil kartu dari laci kamarku. Kartu itu adalah hadiah dari coklat kodok dan ada penjelasan ia membuat batu bertuah. Aku dan yang lainnya terlihat bingung dengan penjelasan kartu tersebut.
"Apa itu batu bertuah?" Tanya Ron
"Sepertinya itu yang dibawa Hagrid dari brankas," tebak Harry dan aku
"Sepertinya benar begitu," jawab Hermione
"Besok kita harus ke perpustakaan," seru ku bersemangat
"Sepertinya Snape akan mencuri batu itu," kata Ron
"Atau profesor Quirell," lanjut Hermione
"Apakah mungkin profesor yang gagap itu bisa mencuri sesuatu?"
"Bisa jadi Ron, buktinya aku yang baik hati dan ramah ini bisa banyak tingkah," jawabku dengan nada yang kubuat buat dan mereka tertawa mendengar pernyataanku
⊱ ────── {.⋅ ♫ ⋅.} ───── ⊰
See you in the next partt sorry klo misalnya ada kesalahan dalam penulisan dalam aspek apapun jangan lupa vote atau komen yakk
- lyraa
KAMU SEDANG MEMBACA
My New Life - reader x hogwarts boys [ END ]
FantastikAku dan Harry masuk sekolah Hogwarts setelah sekolah di dunia muggle ku bangkrut dan aku bertemu banyak teman baru. Inilah kisah [name] yang usil dan selalu dikejar masalah dimanapun dia berada dengan teman dan kakak kelas nya. Aku adalah saudara Ha...