BAB 6 : kecemburuan

19 6 2
                                    

Zen melihat kemarahan Rein di setiap sudut pupil matanya.

"Rein...aku akan jelaskan padamu"
Zen mendekati Rein dan berusaha untuk membuat Rein tenang.

"Apakah dia rekan bisnismu,pantas saja kau sangat menikmati jam lembur denganya .kau sangat senang bertemu dengannya dan kembali mengulang masa lalu"

"Dia memang rekan bisnisnya"

"Kenapa kau rahasiakan padaku!
Suara Rein mulai menggelegar dan tak terkendali.

Zen menarik nafasnya.
"Maaf Rein ,aku takut kau marah padaku"

Rein tersenyum sinis.dia membuang pandanganya kesamping .

"Tentu aku marah jika yang kau lakukan seperti ini"
Rein menyodorkan ponselnya di depan wajah Zen.
Foto saat makan bersama Edward barusan.
Dengan posisi yang pastinya membuat hati Rein terbakar.
Edward yg sedang menyentuh bibir Zen karena saus yg berantakan.

"Katakan ,apa ini!!!

Zen terkesiap.darimana foto itu.tapi Zen merasa dia hanya sedang makan malam selepas dari kantor.

"Rein..itu,..kami sedang makan .dan...

"Dan dia mesra padamu di depan umum seperti itu.apa ini..kau masih mengharapkannya...

Zen menggelengkan kepalanya dengan wajah kebingungan.

"Aku dan Edward hanya teman.dia mengerti hubungan kita Rein.kau jangan seperti itu..

"Persetan..kenyataanya.semenjak kau ada rekan bisnis baru yang ternyata Edward,kau jarang pulang makan siang kau selalu pulang larut bahkan liburpun kau sibuk denganya di ponsel.Bukankah begitu'

Zen melihat Rein sudah tak terkendali.Zen sangat tahu bagaimana sifat Rein yang mudah terbawa kemarahan.

"Rein...jangan punya prasangka buruk padaku.aku dan dia hanya teman '

Rein menatap Zen dengan tatapan yang siap membunuh.

"Aku bisa melihat bagaimana kalian sangat saling menikmati pandangan."

"Rein,..aku lelah.jangan mulai pertengkaran.
Zen mulai merasa kesal dengan apa yang dilakukan Rein.
Zen membuang tas nya di atas kursi dan melangkah memasuki kamarnya.

"Zen..Zen...

"Kau menuduhku tanpa bukti yang kuat.aku dan Edward hanya rekan bisnis.kau mengoceh seperti perempuan...aku lelah....

Rein terkejut dengan apa yang di lakukan Zen.Zen seolah tidak perduli pada apa yang di rasakan Rein.

"Jadi benar kau dan dia...

"Kami.hanya rekan bisnis.terserah kau percaya atau tidak.aku lelah Rein.....kau selalu seperti itu"

Rein menatap Zen yang buru buru melangkah ke kamar mandi .
Edward mengganggu pikiran Rein.
Bagaimanapun juga ,Edward adalah orang yang dekat dengan Zen sejak awal.
Edward adalah orang yang sangat melindungi Zen.
Rein mengacak acak rambutnya dengan kesal.

"Zen..."

"Jangan meneriaki aku Rein.aku sedang lelah...

Wajah Rein seketika menghitam karena marah.

"Kau lelah.iya kau lelah karena kau tidak pulang kerja setelah selesai melainkan pergi dengan Edward"

Zen keluar kamar mandi dengan wajah yang tak kalah kesal.
Dia baru pulang bekerja dan Rein sudah memberondongnya dengan tuduhan yang tak masuk akal.

"Rein..sudahlah..aku sudah jelaskan padamu.jangan memulai pertengkaran.aku sangat lelah...

Rein menendang kan kakinya ke kursi
"Kau  terlalu banyak menyimpan rahasia padaku"

BEST OF ZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang