BAB 20: Cinta Raya

47 4 3
                                    

Zen terbangun di atas ranjang kamar Apartemen nya..
Kepalanya berat.dia memandang sekeliling.tak ada siapa pun.
Zen menatap dirinya yang masih memakai pakaian  yang semalam dia kenakan..Aroma tak sedang dari Alkohol membuatnya pusing.
Zen berfikir.siapa yang membawanya pulang

Zen menyingkap selimut nya dan berniat turun dari ranjangnya.
Namun dia merasakan nyeri di bagian bawah tubuhnya
Zen terkesiap.wajahnya seketika menucat.

"Apa yang terjadi ,apa yang terjadi semalam....aku....ah...

Zen terlihat panik.dengan menahan nyeri dia berusaha turun dari ranjangnya dan menuju kamar mandi..
Membuka seluruh pakaiannya dan matanya terkunci pada tanda keunguan di tubuhnya...

Kaki Zen gemetar...
Terburu buru dia menyiram tubuhnya dengan air  dan dengan fikiran kacau.

"Edward...apakah semua ini perbuatan Edward....

Zen tampak kacau...menahan nyeri yang hebat .dia buru buru memakai handuk dan keluar kamar mandi.
Mengenakan pakaian dan keluar kamarnya.
Matanya berkeliaran.mencari sesuatu.
Dan dia melihat seseorang tertidur di kursi sofa.

Edward....

Zen terlihat marah dan geram.dengan tertatih dia mendekati Edward dan langsung menarik pakaian Edward.

"Bangun kau Edward....bangun...kau licik.kau bajingan.....

Edward terkejut dan membuka matanya . dia bergegas berdiri dan melihat Zen yang penuh amarah.

"Kau sudah bangun Zen ?

Zen berlari mendekat dan langsung melayangkan pukulan ke wajah Edward.

Edward yang tak menyangka akan mendapat serangan seperti itu menjadi sangat terkejut .diapun terjerembab diatas kursi.

Tanganya memegang pipinya yang memanas.

"Kau kenapa Zen "

Wajah Zen memerah dan menahan geram.

"Kau bajingan.kau selalu memanfaatkan kelemahanku dan mengambil keuntungan...aku jijik padamu Ed....kau kembali merusak pertemanan kita."

Edward berdiri....matanya menatap Zen dengan pandangan penuh ketulusan.

"Karena aku sangat mencintaimu.dan aku takkan pernah berhenti mencintaimu."

"Kau licik ". Zen berteriak marah.

"Lalu Rein apa..????.ha.....dia apa?
dengan jelas mengkhianatimu.tidur dengan pria lain.kembali pada kekasih lamanya .dan kau..Zen ?
Apa yang kau fikirkan. ?

Wajah Zen terlihat sangat marah dan kacau nafasnya tak teratur.

"Tapi apa yang kau lakukan padaku menjijikan.kau selalu memanfaatkan situasi...

Edward berdiri dan mendekati Zen.tanganya menyentuh wajah Zen...
Zen dengan cepat menepisnya ,namun tangan Edward segera menangkap jemari Zen.

"Aku mencintaimu dan selalu menjadi orang yang mengawasimu.setulus hati hingga saat ini.
Aku tak bisa melihatmu jatuh dari penghianatan Rein.aku tak bisa Zen...

Zen terdiam.dengan mata yang menghangat.perasaan kecewa ,marah ,terhina dan semua kekesalan bercampur menjadi satu.
Butir airmata tak terasa mengambang di sudut matanya.perasaan di khianati Rein dan di manfaatnya oleh Edward menjadi satu.

"Aku ingin kau bahagia Zen ?

"Pergilah .tinggalkan aku sendiri Ed"

"Zen...."

"Pergilah..."

Nada suara Zen meninggi.

"Aku ..maaf...

BEST OF ZENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang