Epilog

291 33 9
                                    

Teruntuk Dharani,

Halo, sahabat. Bagaimana kabarmu? Sudah tiga hari berlalu. Aku harap kamu bisa beristirahat dengan tenang.

Maaf tidak memercayai kata-katamu mengenai Nico. Ternyata dia memang tidak pantas dipercayai. Maaf aku tak sempat mengucapkan selamat tinggal padamu. Maaf juga aku tidak bisa menyelamatkanmu. Aku tahu aku tidak berhak mencari-cari alasan atas kepergianmu, tapi semuanya terjadi begitu cepat dan aku tidak punya waktu memproses itu semua.

Omong-omong, kamu pasti bingung mengapa kamu tiba-tiba diseret-seret oleh Nico ke dalam permasalahan ini. Kamu tahu saat Thetatech dituduh menjadi dalang atas perampokan bank yang terjadi berturut-turut? Yah ... ternyata Nico adalah dalangnya. Ia tumbuh besar di sebuah pedesaan di Tibet; desa yang secara tak sengaja aku bumi-hanguskan dengan kekuatanku yang baru saja kuketahui eksistensinya baru-baru ini. Ia dendam padaku karena ayahnya difitnah penduduk desa dan ia ingin membalaskan dendam tersebut dengan membuat perusahaan ayahku difitnah seisi penduduk kota juga. Ia juga berencana membuatku menyaksikan kematian orang-orang yang aku sayangi.

Tetapi tenang saja, Dhara. Nico sudah kukalahkan dengan kekuatanku yang ternyata sudah kumiliki selama dua tahun! Aku memiliki sembilan roh naga di dalam tubuhku, Dhar. Dan bagian yang paling kerennya adalah, roh-roh primitif ini memilih diriku sebagai inang yang paling tepat bagi mereka. Mereka yakin saat waktunya tiba, aku akan dapat memanggil mereka untuk tujuan yang mulia. Aku mendapatkan kekuatan ini di Tibet, tepat sesaat sebelum aku pingsan dan dibawa oleh ayah Nico ke desanya.

Intinya...ceritanya panjang. Akan kuceritakan nanti kalau kita berjumpa lagi, sahabatku.

Oh, iya, aku lupa memberitahukan satu hal kepada dirimu. Kamu tahu sang pahlawan main hakim sendiri yang dicari-cari oleh polisi? Yang selalu memberantas kejahatan di malam hari? Tira, kan, namanya? Yah, mungkin kamu sudah bisa menebak kemana paragraf ini akan mengarah. Yep, akulah Tira.

Aku melawan Nico sebagai Tira. Di tengah-tengah pertarungan aku baru mengetahui bahwa sembilan roh naga di dalamku ternyata merepresentasikan elemen-elemen tertentu. Oh, iya, mereka juga bisa berubah menjadi naga, pendekar, dan raksasa! Kami bertempur di Jembatan Triga, menyebabkan banyak kerusakan kota, sempat dituntut oleh para politikus kota, tetapi ayahku mengganti rugi semuanya itu.

Yah, kira-kira begitulah ceritanya, Dhar. Aku hanya bisa membayangkan sejuta celotehanmu apabila aku menyampaikan semuanya kepadamu secara langsung.

Oh, Dhara. Aku tahu cepat atau lambat aku harus memberitahukan hal ini kepadamu; bahwa aku adalah Tira, sebab kamu sahabatku dan aku tidak ingin menyimpan rahasia darimu. Tadinya, aku hendak mengumumkannya padamu setelah masalah Thetatech ini usai. Tentu saja kalau kamu tahu aku adalah Tira, kamu bisa terancam bahaya, dan aku tidak ingin kehilanganmu.

Sayangnya, aku lengah.

Aku tidak pernah mengira orang jahat dapat bersandiwara menjadi orang baik. Aku tak pernah menyangka orang yang ada di dekatku justru ingin mencelakakanku. Dan sekarang kamu yang membayar harga atas kelengahanku itu. Aku minta maaf.

Tapi catat kata-kataku baik-baik, Dhara. Aku berjanji akan melindungi keluargamu dari orang manapun yang mencoba mencelakai mereka. Aku berjanji akan melindungi kota ini dari orang-orang yang berniat busuk. Aku berjanji akan selalu mendengarkan orang yang aku percaya seperti seharusnya mendengarkan peringatan darimu.

Aku bersumpah atas namaku sendiri, Dharani. Aku bersumpah membalaskan kematianmu, bukan hanya pada Nico, tetapi pada setiap penjahat yang bahkan berpikiran untuk menyakiti orang lain.

TIRA: Perkara PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang