Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.
Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.
Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.
Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.
Konfliknya akan sangat bahagia kawan.
****
"Gue udah pakai cincin, tidur sama suami. Lo semua kapan?"- Eliza Sky Megantara.
-Valuable-
****
5 hari terakhir ini berjalan dengan baik. Besok Eliza dan Nizar melaksanakan acara pernikahan sesuai perjodohan yang direncanakan oleh kedua orang tuanya.
"Bang," panggil Eliza pada Irham dan Asraf. Sekarang mereka tengah menghabiskan waktu bersama di rooftop rumah. Mereka tengah bersantai dengan mengamati orang-orang yang sedang sibuk mengurusi acara pernikahan Eliza dan Nizar besok.
Irham dan Asraf menoleh menatap Eliza. Tidak hanya Irham dan Asraf, Alena juga ikut menoleh meskipun namanya tidak dipanggil.
"Nanti, kalau Iza udah nikah, masih bisa manja ke abang lagi nggak, ya?" tanya Eliza sembari membayangkan kehidupannya setelah menikah.
Asraf yang memang paling sayang dan posesive kepada Eliza mendekat dan merangkul tubuh kurus sang Adek. Lalu tersenyum dan mengangguk.
"Boleh banget cantik. Mau kamu nikah, udah punya anak sekali pun, kamu tetap menjadi permata dan bayi buat Abang," ucap Asraf tulus dari dalam hati. Hati Eliza menghangat, Eliza menghambur ke pelukan Asraf.
Irham cemberut di seberang sana. "Nggak mau sekalian peluk Abang juga, Za?" tanya Irham merajuk. Eliza terkereh geli.
Eliza menarik Irham dan Lena sekalian untu dipeluk. "Iza nggak tau kalau Iza nanti bisa jadi istri yang baik atau enggak. Iza juga nggak tau bisa bagi waktu antara menghabiskan dengan saudara Iza atau suami Iza," lirih Eliza. Irham memegang pundak Eliza.
"Dengerin abang ya, kamu itu masih mau menjadi istri. Jadi nggak papa kalau emang masih belum sempurna. Kalau kamu udah janda terus nikah lagi tapi tetep ngga bisa jadi yang sempurna, itu baru masalah," kata Irham menghibur Eliza. Eliza cemberut dan menatap Irham kesal.
"Bang Irham ngeselin banget. Aaaaa, bang Asraf, bang Irham ngeselin," rengek Eliza dan mendekati Asraf untuk mengadu. Asraf tertawa gemas melihat interaksi adek-kakak di depannya ini.
"Irham, jangan mulai!" Irham menggaruk tengkuk yang tidak gatal dna tertawa canggung. "Biarin aja. Udah gih sekarang bobok, besok kan harus bangun pagi. Besok kamu mau dirias jadi cantik banget," ujar Asraf seraya mengelus puncak kepala Eliza.
"Iza di sini dulu aja boleh, nggak? Iza masih mau dipeluk manja sama Bang Asraf dan Bang Irham, Lena juga," rengek Eliza.Mereka bertiga menggeleng keras. Irham mendorong Eliza sampai pada pintu keluar menuju bawah.
"Kamu bobok, biar besok bisa melayani suami kamu kuat," goda Irham. Eliza cemberut dan mencebikkan bibir kesal lalu berjalan menuruni tangga dengan kaki dihentakkan. Mereka bertiga tertawa dengan keras melihat tingkah Eliza.
"Gue harap lo bisa serius sama adek gue, Nizar," batin Irham.
"Saya titipkan adek saya untuk kamu jaga, Nizar," batin Asraf.
"Lena harap, Kak Nizar bisa menjaga Kak Iza seperti laki-laki di rumah ini membahagiakan dan menjaga dia," batin Alena.
****
"Ananda Nizar Arcelio Sagara bin Slamet Rekoso Sagara, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan putri kandung saya yang bernama Eliza Sky Megantara binti Juned Rosadi Megantara dengan mas kawin berupa uang tunai sebesar 15 juta dan surah al-waqiah serta seperangkat alat solat, dibayar, tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Eliza Sky Megantara binti Juned Rosadi Megantara dengan mas kawin tersebut, tunai!"
"Bagaimana Para saksi, sah?"
"Sah!!" Gemuruh ucapan kata sah mulai terdengar dari setiap penjuru arah ruangan ijab. Mereka semua menghela napas lega setelah mendengar kata sah.
Di sisi lain, Eliza meneteskan air mata bahagia yang entah bisa dikata bahagia atau tidak.. Eliza menghapus jejak air mata yang sempat keluar dari ujung matanya. Sri, Lastri, Ara, Lena dan Sava memeluk tubuh Eliza erat.
"Selamat cantik, bahagia terus ya," kata Sri.
"Bunda, Iza beneran udah jadi istri Kak Nizar sekarang?" Mereka terkekeh geli lalu mengangguk.
"Iya, cantik. Kamu udah jadi istri Nizar, kamu juga sekaligus udah jadi anak mama," saut Lastri, mama Nizar. Eliza memeluk sang bunda dan mama Nizar
"Iza seneng tapi sedih, nggak tau rasanya gimana," rengek Eliza membuat mereka lagi dan lagi terkekeh geli
"Nggak papa, cantik. Nanti malem baru bisa rasain seneng atau sedihnya," kata Lastri. Eliza menatap mama Nizar dengan mata berbinar.
"Tante kenapa manggil Iza pakai sebutan cantik terus? kan, Iza jadi terbang ke langit lapis 7," ucap Eliza random. Sri menatap Eliza kesal. Bisa-bisanya anak yang satu ini merusak suasana.
"Karena kamu memang cantik. Masa masih panggil tante, sih! panggil mama juga dong," kesal Mama Nizar. Eliza tertawa kecil lalu mengangguk sembari mencoba mengucapkan kata mama sesuai permintaan Lastri.
"Udah-udah. Aa Nizar nya udah nunggu di depan pintu, tuh," ucap Sri dengan tangan menunjuk Nizar yang berdiri di depan pintu menyaksikan interaksi mereka. Jantung Eliza berdetak sangat kecang. Entah mengapa, rona merah muncul di kedua pipinya. Eliza dan Nizar berdehem bersama untuk menetralkan degup jantung.
Para orang tua, adek dan teman Eliza yang mengerti kalau mereka berdua butuh waktu akhirnya keluar. Nizar mendekati Eliza yang diam malu-malu di sana.
"Assalamualikum masa depan," salam Nizar saat berada di depan Eliza. Eliza terdiam, tetapi tidak bisa ditutupi kalau pipinya merah bak tomat. Nizar mulai membacakan doa setelah nikah dan mencium kening Eliza cukup lama. Darah di dalam Eliza terasa begitu tergelinyir dan hatinya berdesir geli tapi juga senang.
"Allahumma inni as aluka khoyrohaa wa khoyro maa jabaltahaa alaih. Wa a'udzubika min syarri haa wa min syarri maa jabaltahaa alaih. Aamiin." Eliza ikut mengaminkan doa Nizar. Nizar menangkup wajah Eliza lalu ditatap mata indah Eliza lekat.
"Kamu milik saya Eliza Sky Megantara. Sekarang, besok dan nanti akan selalu seperti itu," ucap Nizar. Rona merah kembali muncul di kedua pipi mulus Eliza. Nizar tersenyum sangat tipis melihat rona merah dari pipi sang istri.
"Mulai sekarang pakai aku-kamu bukan lo-gue," perintah Nizar pada Eliza. Nizar memotong perkataan Eliza saat ingin protes.
"Ini pernyataan bukan pertanyaan. Ini perintah harus dijalankan!" final Nizar. Eliza hanya bisa mengangguk pasrah. Nizar lagi dan lagi dibuat tersenyum tipis karena tingkah Eliza.
"Ayo keluar, di kamarnya nanti saja," kata Nizar. Eliza mengikuti derap langkah Nizar dengan tangan yang digandeng oleh Nizar.
****
Sampai jumpa di bab selanjutnya. Kalau ada typo boleh ditandai, ya.
Boleh mampir di ig: angkasa_merindu.
Bye-bye, luve.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Valuable
Spirituale"Apa yang gue dapat kalau mau menikah sama lo?" tanya Eliza. "Apa pun. Bahkan, jika nyawa saya juga bisa menjadi alasan untuk kamu menerima saya, akan saya kabulkan sekarang juga," balas Nizar. **** Ini tentang Eliza Sky Megantara, gadis yang menjad...