Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.
Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.
Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.
Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.
Konfliknya akan sangat bahagia kawan.
****
"Kalau ada po novel kasih tau Ara aja, pasti nanti dibeli meskipun nggak dibaca." Kanara Stevani Sagara
-Valuable-
****
Nizar berjalan menuruni tangga menuju dapur untuk menghampiri sang mama yang sedang membuat kue. Nizar menghentikan langkahnya saat mendapati sang mama yang sudah bucin dengan sang papa. Mama Nizar atau sering dipanggil Lastri dan sang papa yang sering dipanggil Slamet. Nizar memutar niatya menuju kamar sang adek.
Nizar mengetuk pintu kamar snag adek dan masuk setelah diizinkan.
"Ara, kakak boleh masuk?"
"Boleh kak, masuk aja," jawab Ara. Adek Nizar yang lebih sering dipanggil Kanara atau Ara.
Nizar menghela napas kasar saat mendapati kamar adeknya yang berantakan. 11 album NCT, Enyphen, Seventeen dan BTS yang dibiarkan tercecer di lantai. Linghstick BTS, NCT dan Seventeen yang juga tercecer tak beraturan. Ara memang suka seperti itu. Katanya, "biarin aja. Kana suka belinya aja, nanti kalau rusak juga bisa beli lagi."
Nizar tidak sengaja menginjak album NCT serta linghstick nya yang membuat linghtstick tersebut pecah tak tersisa.
"Maaf, Ra. Kakak nggak sengaja," sesal Nizar.
"Nggak papa, kak. Nanti Ara tinggal beli lagi aja. Ara juga udah bosen, udah minggu lalu ada di kamar Ara," kata Ara.
Nizar hanya manggut-manggut menurut.
"Kamu lagi apa?"
"Lagi beli novel di Bumifiksi, lumayan kak 10 novel 1 juta," ujar Ara dengan entengnya.
Nizar hanya mengangguk saja.
"Emang dibaca semua?"
"Ya enggak sih, cuma biar bisa pamer sama temen aja," balas Ara.
"Jangan suka pamer dek, nggak baik. Tau kan hadist dan suratnya?" Ara mengagguk.
"Iya, tau. Maaf ya," sesal Ara.
Nizar tersenyum. "Nggak masalah, ya udah lanjutin. Kakak nitip sekalian beliin makanan kucing." Ara mengacungkan jempol sebagai jawaban.
****
Nizar malanjutkan langkahnya menuju kolam renang. Tempat paling cocok untuk healing dengan melihat air kolam yang tenang dan pohon-pohon menjulang tinggi dan hijau segar.
Nizar mengambil buku catatan untuk mengontrol progam MPK tahun ini. Sebagai ketua, Nizar mempunyai tugas-tugas sayang lebih sulit. Dia harus memimpin secara adil dan mengayomi seluruh anggota mpk.
Sudah lebih dari cukup Nizar melihat buku agenda tersebut. Nizar beralih mengambil buku Fisika dan Matematika umum kesukaannya. Nizar memang suka sekali dengan pelajaran itu. Karena memang menghitung adalah salah satu hobi dan Nizar suka dengan apa pun yang berbau angka dan rumus meskipun itu rumit sekali pun.
Nizar sekarang tengah berada di jenjang SMA kelas XII semester 1 awal. Nizar menetapi kelas XII MIPA 6. Nizar dengan teliti dan enjoy menikmati soal-soal yang ada di buku LKS tersebut.
Saat Nizar sedang asik bergelut dengan soalnya, sang mama datang dengan membawa susu, nasi goreng sosis dan roti oles cokelat kacang kesukaan Nizar.
"Kalau belajar jangan serius-serius, nanti pusing loh," ucap Lastri, mama Nizar.
"Iya, ma. Mama udah selesai manja-manjanya sama papa?" Tanya Nizar.
"Kok kamu tau? Ngintip, ya?" Tuduh Lastri.
"Nggak perlu ngintip udah jelas banget, Ma," jelas Nizar dengan wajah datar.
Lastri menggaruk lehernya yang tidak gatal.
"Biasa bayi mama lagi kumat," kata Lastri.
Nizar menatap Lastri malas.
"Ya udah lanjutin aja, Nizar mau belajar dulu," ucap Nizar.
"Jangan belajar Mulu, kamu nggak belajar juga udah pinter, zar," kesal Lastri.
Nizar tidak kekesalan Lastri membuat Lastri bertambah kesal dan langsung meninggalkan Nizar menuju Slamet, sang suami.
****
Seperti malam-malam sebelumnya, kini keluarga Nizar tengah makan malam bersama. Ada Bapak Slamet di kuris kebesara, diikuti Ibu Lastri di samping nya dan juga ada Kanara serta Nizar di kasta yang lebih rendah daripada mereka berdua.
"Gimana sama sekolah kamu, Zar? Lancar?"
"Alhamdulillah, lancar," jawab Nizar datar.
"Besok, papa, mama sama Ara mau ke pesantren eyang kamu, mau ikut nggak?"
Nizar menggeleng. "Besok Nizar ada rapat, lain kali aja. Kalau rapatnya cepet, nanti Nizar nyusul," kata Nizar menjelaskan.
Slamet hanya mengangguk paham. Anaknya ini memang mewarisi gen dirinya, pintar, ganteng, serta berhasil menjadi pemimpin.
"Papa bangga sama kamu, semoga besok rapatnya sukses, ya," doa Slamet.
"Aamiin."
Setelah makan malam, mereka berkumpul di ruang tengah untuk sekedar mengobrol dan menonton tv. Sepertinya ini adalah kegiatan rutin mereka setiap malam, pasalnya jika siang mereka akan disibukkan dengan urusan yang lebih penting.
Ada saja pembicaraan yang mereka bahas. Nizar hanya menjawab jika ditanya dan diam menikmati progam Olimpiade sains di depannya.
"Matikan TV nya, Zar. Udah malem, besok sekolah," perintah Slamet.
Nizar mengangguk patuh.
"Iya, pa."
Setelah menekan tombol of di remote tv tersebut, Nizar segera menaiki tangga menuju kamar untuk istirahat supaya besok pagi bisa vit saat melakukan kegiatan.
****
Sampai jumpa di bab selanjutnya. Kalau ada typo boleh ditandai, ya.
Boleh mampir di ig: angkasa_merindu.
Bye-bye, luve.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Valuable
Spiritual"Apa yang gue dapat kalau mau menikah sama lo?" tanya Eliza. "Apa pun. Bahkan, jika nyawa saya juga bisa menjadi alasan untuk kamu menerima saya, akan saya kabulkan sekarang juga," balas Nizar. **** Ini tentang Eliza Sky Megantara, gadis yang menjad...