8. Opa Nardi

2.2K 231 16
                                    

Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.

Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.

Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.

Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.

Konfliknya akan sangat bahagia kawan.

****

Dia sangat cantik. Saya menyukai itu- Nizar Arcelio Sagara.

-Valuable-

****

Saat ini mereka tengah berada di pelaminan ala-ala yang dibuat oleh kedua orangtuanya dibantu saudara. Seperti yang kalian tau, sekarang sedang dilaksanakan prosesi tukar cincin dan cium kening serta mencium tangan suami.

Saat Nizar akan memakaikan cincin di jari manis Eliza, Eliza seperti ingin menarik tangannya karena malu. Selama 16 tahun dirinya hidup, baru kali ini dia dipegang oleh orang yang bukan mahram.

Setelah mendapat godaan-godaan dari orang-orang yang ada di sana, Eliza memberanikan diri jika tangannya dipegang oleh sang suami. Setelah kedua pasutri yang baru saja halal itu menyematkan cincin di kedua jari manisnya, Nizar berganti mencium kening Eliza lagi dan Eliza membalas mencium tangan Nizar.

Adegan itu berjalan cukup lama, jika saja tidak mendapat teriakan dari sang opa, mungkin adegan itu juga belum berhenti.

"Uam," ucap Opa Nardi sesikit berteriak.

Mereka yang ada di sana mengernyitkan alis bingung, kecuali Nizar.

"Uam apa opa? Maksud opa, opa mau uang?" Tanya Ara dan Lena berbarengan. Opa Nardi menggeleng.

"Udah, ayo makan. Bukan uang," jelas Opa Nardi kesal. Ara dan Lena menggaruk tengkuk yang tidak gatal. Orang-orang yang ada di sana hanya bisa tertawa dan heran melihat singkatan-singkatan tidak berfaedah terlontar dari bibir Opa Nardi.

Eliza yang ada di atas pelaminan ala-ala itu menepuk jidatnya capek. "Opa gue kenapa berbeda ya allah," keluh Eliza. Nizar yang ada di samping Eliza menyentil kening Eliza pelan. Hanya pelan, tapi tetap berhasil membuat Eliza meringis.

Eliza ingin mengomeli Nizar, tetapi Nizar lebih dahulu memotong ucapannya.

"Sudah saya bilang, aku-kamu jika ada di samping saya. Bukan lo-gue," tegas Nizar sekali lagi. Eliza menghembuskan napas kasar lalu meninggalkan Nizar sendiri di sana menuju meja tempat Opa Nardi berada.

**

"Kamu KD? SKM?" Tanya Opa Nardi. Eliza menatap sang opa bingung.

"Opa, kalau ngomong nggak disingkat bisa, nggak? Iza pusing, ditambah bingung juga," kesal Iza yang terdengar mulai frustasi.

"Kp," kata Opa tetap dengan singkatan mautnya. Eliza tetap menahan emosinya lalu tersenyum dan bertanya kepada sang Opa.

"Ini apalagi opa?!" ucap Eliza mulai menggeram.

"Kamu payah," jawab Nardi santai. Eliza ingin sekali mengajak opanya ini berduel. Tapi, dia ingat tidak boleh melawan orang yang lebih tua. Eliza menghembuskan napas panjang untuk menetralkan emosinya.

"Terus, yang awal tadi, artinya apa?" Tanya Eliza lagi.

"Kok di sini? Suami kamu mana?" Jawab Opa Nardi lagi dengan santai.

ValuableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang