13. Sahabat

729 106 8
                                    

Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.

Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.

Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.

Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.

Konfliknya akan sangat bahagia kawan.

****

Aku mau ucapin benar-benar terima kasih buat kalian yang udah mampir dan meluangkan waktu buat baca cerita ini.

I'm really really happy, pokoknya terima kasih banyak semua...☺️✌️

****

Aku belum ada pandangan buat visual Irham, Fahrul, Fahry, Asraf, Alena, Kanara sama Sava.

Kira-kira menurut kalian, siapa yang cocok jadi visual mereka?

****

"Saya ingin kamu bahagia, dengan uang halal milik saya. Saya tidak ingin istri cantik saya memakan makanan haram." Nizar Arcelio Sagara.

-Valuable-

****

Senja terlihat begitu indah di penghujung langit sana. Suara pertemuan antara pisau dengan telenan terdengar jelas di rumah milik keluarga Sagara. Sore ini, Kanara, Lastri dan dibantu Sava tengah menyiapkan makan malam. 

"Ma, Ara mau beli mukena baru, ya? Punya Ara udah sedikit robek," rengek Kanara pada sang mama. Lastri menghela napas sebentar, anaknya ini sangat menuruni sifat dirinya yang seidkit boros. 

"Pasti bukan cuma robek, kamu udah bosen, ya?" Kanara menyengir mmebenarkan ucapan Lastri. 

"Iya sih, soalnya motifnya cuma itu-itu aja, pengen yang baru."

"Ya udah, nanti ajak kakak ipar kamu sama Sava, sekalian. Siapa tau mereka mau sesuatu." Kanara mengangguk. 

Eliza dan Sava menatap kedua pasang yang saling memiliki ikatan batin itu dengan ngeri. Sat set langsung beli. Sungguh menguras jiwa kemiskinan yang ada di diri Sava.

"Emang gitu ya kalau horang kaya? mukena baru robek dikit, bosen dikit langsung beli. Jiwa gue menangis lihatnya," gumam Sava sendu. Eliza terkekeh.

"Gue punya ide sih."

"Apa?"

"Nanti aja, gue masih masak capcay buat Kak Nizar."

****
"Ra."

"Kenapa, Za?"

"Gue punya hadiah bagus banget buat lo, lo pasti suka pake banget."

"Apa?"

"Ambil mukena kamu yang sobek deh, di situ ada hadiahnya."

Kanara berjalan menuju kamar miliknya untuk mengambil mukena lalu kembali ke tempat Eliza berada. Sava sudah pulang setelah makan malam dan mengobrol di ruang keluarga bersama. 

ValuableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang