6. Persiapan Menikah

1.7K 216 7
                                    

Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.

Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.

Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.

Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.

Konfliknya akan sangat bahagia kawan.

****

Kenapa Eliza yang mau nikah, tapi Ara yang gugup?- Kanara kang borong novel.

-Valuable-

****

Waktu berjalan begitu cepat. Hari ini genap 5 hari setelah acara pertemuan dua keluarga antara keluarga Nizar dan Eliza. Selama 14 hari ini, Eliza dan Nizar sudah saling bertukar biodata pribadi.

5 hari lagi mereka akan melaksanakan pernikahan. Pernikahan ini hanya sederhana dan dihadiri oleh sanak saudara serta teman Nizar saja. Ngomong-ngomong sanak saudara, baru 3 minggu kemarin Ara tau kalau calon kakak iparnya adalah Eliza.

Saat acara perjodohan malam itu, Ara tidak ikut. Katanya, "Ara di rumah aja, bentar lagi ada PO novel di bumifiksi." Anak itu memang akan selalu begitu saat barang yang dia mau sedang PO.

Sekarang Eliza tengah bersiap untuk berangkat sekolah. Oh iya, sesuai dengan adat orang Jawa zaman dahulu, sebelum menikah mereka akan melakukan prosesi pingitan.

Pingitan adalah salah satu tradisi di mana calon pengantin perempuan dilarang ke luar rumah atau bertemu calon pengantin laki-laki selama waktu yang ditentukan. Seharusnya Eliza sudah berdiam diri di rumah sekarang. Tetapi karena hari ini ada ujipraktek kimia dan tidak bisa diulang jika tidak mengikuti, alhasil membuat Eliza haru tetap berangkat sekolah.

Setelah selesainya acara makan malam hari lalu, Nizar dan Eliza tidak pernah bertatap muka secara langsung. Untuk hubungan Eliza dan Ara saat ini lebih dekat. Eliza tidak hanya berteman dengan Ara, tapi dia juga berteman dengan Sava, sahabat kecil Ara. 

Pagi ini, Eliza berangkat bersama mereka bertiga dengan diantar supir pribadi keluarga Juned. Ara dan Sava datang ke rumahnya saat matahari baru saja terbit. Pagi sekali bukan. Eliza turun dari tangga kamarnya menuju ruang makan bawah bersama Ara dan Sava.

Di bawah sana sudah ada Juned, Sri, kakak Eliza, adek Eliza ditambah Opa dan omanya yang baru saja jam 2 tadi datang.

"Assalamualaikum, Opanya Iza," sapa Eliza pada sang opa.

Opa Eliza, atau sering dipanggil Nardi menoleh dan tersenyum menatap cucu kesayangannya.

"Waalaikumsalam, cupa," balas Opa Nardi. Kening Eliza mengerut. Cukup lama Eliza tidak berkunjung ke rumah sang opa dan mengobrol membuat Eliza sedikit melupakan bahwa Nardi ini sangat suka menyingkat kata.

Singkatan apalagi yang dilontarkan kakeknya kali ini? Eliza menghembuskan napas pasrah.

"Cupa, apa opa?" tanya Eliza yang diangguki mereka semua yang ada di sana.

"Cucu opa," jawab Nardi. Mereka menepuk jidatnya. Ara dan Sava tertawa sangat keras dari yang lain. Keluarga calon kakak iparnya ini sungguh random sekali.

"Ahahahaha, plis, Za. Keluarga kamu lucu banget. Perut aku sampai sakit karena ketawa, iya, kan, Va?" Sava mengangguk membenarkan ucapan Ara. "Bener kata Ara. Jadi pengen numpang KK di keluarga bapak Juned," ucap Sava. 

ValuableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang