4. Pusat Keirian

1.8K 235 16
                                    

Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.

Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.

Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.

Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.

Konfliknya akan sangat bahagia kawan.

****

Eliza itu, hebat. Dia masih bisa senyum meskipun dia selesai mendapat penindasan-- Kanara Stevani Sagara.

-Valuable-

****

Seperti agenda tadi, sekarang Nizar beserta jajaran MPK dan OSIS melakukan rapat Pleno II. Semua anggota dan pengurus inti telah berkumpul di ruang rapat. Nizar membuka rapat tersebut dengan salam dan ucapan syukur.

"Bagaimana dengan kinerja kalian selama 1 semester ini?"

"Cukup bagus. Tapi 1 semester belakangan ini banyak anak kelas XII yang rusuh dan suka tawuran," jelas Irham, sebagai ketua OSIS.

Nizar mengangguk paham.

"Untuk agenda persiapan tahunan, selesai?"

"Belum. Kita hanya tinggal meminta persetujuan dana donatur dan persiapan peralatan," saut Dewi sebagai sekertaris.

Nizar lagi dan lagi mengangguk paham. Dua jam lebih mereka rapat. Banyak pembahasan yang mereka musyawarah kan. Mulai dari agenda bakti sosial, apa saja agenda baru yang akan dijalankan di semester depan dan juga bagaimana mengatasi kesulitan-kesulitan agenda di semester ini dan memperbaiki di semester depan.

Setalah rapat selesai, Nizar berjalan meninggalkan ruang rapat menuju ruang ganti basket.

"Udah selesai rapat lo?" Tanya Fahrul saat melihat Nizar memasuki ruangan ganti basket.

"Hmm."

"Dingin mulu, lo. Gini nih kalau cowok nggak punya pawang," cibir Fahrul.

"Gue bukan Lo yang suka mainin perasaan perempuan, Rul. Perempuan tuh dijaga bukan dipacarin," saut Nizar.

Fahrul langsung diem kicep dan berjalan meninggalkan Nizar menuju Langan basket. Fahry yang melihat adeknya yang mendapat perkataan pedas dari Nizar tertawa dengan keras.

"Bagus. Besok-besok gituin lagi aja, Zar. Biar kapok," ujar Fahry dengan tawa yang belum berhenti juga.

Nizar mengabaikan Fahry dan memilih untuk menelangkupkan wajahnya di atas meja. 

****

Dilain tempat, Eliza kembali diganggu oleh kakak kelasnya. Hari ini bukan hanya Nanda dan kawan-kawan. Tetapi hari ini dia didatangi oleh Dea, kakak tingkat dari Nanda dan Eliza. Saat pertama datang, Dea menampar pipi Eliza dan menghina Eliza dengan kata-kata yang tidak pantas.

"Udah gue bilang, ya. Lo itu jangan deketin Abim, dia pacar gue," bentak Dea dengan tangan yang mencambak keruduk Eliza.

Eliza hanya diam hanya melihat tingkah kakak kelas di depannya ini. Ia sama sekali tidak melawan atau pun sekedar mengemis meminta tolong untuk dilepaskan.

"Lo bisu, ya?! kalau ditanya, tuh, jawab!" bentak Dea lagi. Eliza lagi-lagi hanya diam saja membuat Dea geram. Dea mengerahkan anak buahnya untuk membawa Eiza menuju kamar mandi belakang. Dea menjambak rambut Eliza, menendang perut Eiza dan yang lebih parahnya dia menjedotkan kepala Eliza ke tembok membuat darah segar keluar dari hidungnya karena terlalu pusing.

ValuableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang