12.Pembullyan

866 122 9
                                    

Halo, kembali dengan kisah Nizar dan Eliza nih.

Kalian apa kabar? saya harap semuanya baik-baik saja.

Nggak perlu lama-lama interaksinya, kalian langsung baca aja.

Jangan lupa vote+komen ya, kalau mau dipromosiin juga boleh.

Konfliknya akan sangat bahagia kawan.

****

Aku mau ucapin benar-benar terima kasih buat kalian yang udah mampir dan meluangkan waktu buat baca cerita ini.

I'm really really happy, pokoknya terima kasih banyak semua...☺️✌️

****

Aku belum ada pandangan buat visual Irham, Fahrul, Fahry, Asraf, Alena, Kanara sama Sava.

Kira-kira menurut kalian, siapa yang cocok jadi visual mereka?

****

"Gue nggak mau balas kejahatan mereka dengan kejahatan, Va. Ayah dan opa selalu bilang, kalau kamu selalu jadi orang baik, orang yang jahat sama kamu pasti akan malu. Gue mau mereka malu dengan sendirinya, tanpa gue balas kejahatan balik." Eliza Sky Megantara.

-Valuable-

****

Kegiatan pagi yang yang menjadi rutinitas Eliza setiap hari. Dengan tas biru yang diberi stiker panda dan totebag yang berisi buku paket, Eliza menuruni tangga menuju dapur untuk mengambil makanan yang telah ia siapkan khusus untuk bekal sang suami. Seluruh keluarga Nizar telah berangkat memulai kegiatannya masing-masing. Hanya tertinggal Ara, Eliza, Nizar dan Sava yang berada di sana.

Sejak hari ke-40 sampai hari ini hari ke-50 mereka menikah, mereka tinggal di kediaman keluarga Sagara. Saat pertama kali Eliza memasuki komplek perumahan tepat di mana keluarga Sagara tinggal, Eliza begitu terpana dengan desain islami percampuran Ausie dan Eropa yang membuat suasana rumah ini menjadi nyaman dan elegant. 

"Apakah kamu sudah selesai?" tanya Nizar saat melihat Eliza yang masih sibuk dan ribet dengan bekal buatannya dan barang-barang yang akan dia bawa. 

Eliza menoleh lalu menggeleng dan menjawab. "Bentar, ya, kak, habis ini selesai. Kak NIzar tunggu Iza di luar aja, nanti kalau udah selesai Iza samperin," jawab Eliza tanpa mengalihkan pandangannya ke arah bekal. 

****

Pelataran SMA Prisma Nusantara sudah ramai dengan suara mesin sepeda motor milik siswa dan mobil milik guru. Eliza, Kanara dan Sava berjalan memasuki gedung pertama yang terletak di SMA Permata Dirgantara ini dengan senyum manis yang selalu menarik kaum Adam untuk takjub. Eliza membalas sapaan setiap orang dengan hangat dan senyum pula. 

"Za, Ara sama Sava ke kelas dulu, ya? Kita ada jadwal piket, nih," ucap Kanara saat mereka berhenti di persimpangan penghubung antara kelas XI MIPA 1-4 dengan XI MIPA 5-7. Eliza mengangguk paham. 

"Oke. Hamasah bestai, slibaw," balas Eliza bergurau menirukan artis yang ada di tiktok. Mereka bertiga tertawa bersama. 

"Slibaw. Ya udah kita duluan, bye-bye, El. Assalamualaikum," pamit Sava melambaikan tangan lalu meninggalkan Eliza bersama Kanara. 

ValuableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang