021.

525 8 0
                                    

Sepahit apapun cerita nya
Ucapkan selamat Tinggal masalalu,
hari harus tetap berjalan

~lenathan

#Lena pov

Aku berpegangan pada saku jaket nya, sejenak aku mengigat masalalu kami saat aku di bonceng nya dulu.. Kami selalu tertawa saat ada hal lucu yang lewat di depan kami, kadang aku juga memukul helm yang di pakai nya karna ia tertawa terlalu keras hingga membuat pengguna jalan lainnya menatap kami aneh

Aku tersenyum mengingat kenangan itu, mungkinkah itu semua akan terulang lagi, aku tidak tau

"siapa yang sakit len? " kata Daniel saat kami sampai di depan rumah sakit umum daerah surabaya

" ayah ku" ucap ku sambil turun dari motor matic nya, seleranya masih sama, dia lebih suka motor metic ketimbang motor motor besar yang biasa di pakai laki laki

" aku ikut masuk ya" kata nya sambil melepas helm

" ngapainsih" ucap ku

"yaampun len, gitu amat.. Kan aku calon mantu len, masak calon mertua sakit gak aku jenguk" katanya santai

"apaansih niel, kita udah ga ada apa apa ya" ucap ku mempringati

"iya iya bercanda len.. Tapi sungguhan juga gak papa sih" katanya lagi

Aku hanya mendelik membalas perkataan Daniel, aku rasa tidak ada gunanya berdebat dengan nya, sekalipun aku melarang nya untuk ikut ia akan tetap ikut, karna daniel sangat keras kepala

"assalamualikum" ucap kami bebarengan saat masuk kamar ayah ku,

Pemandangan yang kulihat masih sama, ayah ku masih terbaring lemah di tempat tidur, sedangkan adik ku berada di samping nya setia menemani ayah ku

Aku sedih melihatnya, aku ingin menangis, tapi aku harus tetap kuat di depan adik dan ayah ku

"dek ini embak bawain makan, makan dulu ya.. Kamu belum makan kan? " tanya ku pada adik laki laki ku yang sekarang berusia 12 tahun, rafa nama nya

"iya mbak, adek laper dari tadi" ucap nya membuat hatiku ingin menangis,
"mbak ini siapa" kata rafa

"loh kamu lupa sama aku raf,, aku kak daniel pacar mbak kamu" kata daniel pelan takut ayah terbangun dari tidur nya

"dulu" sahut ku jengkel

" aku nggak inget" ucap rafa lalu pergi, rafa memang tipe orang yang cuek

"gitu amet adek kamu len" kata daniel beralih menatap ku

"lagian itu udah berapa tahun yang lalu, dia dulu kan masih kecil, mana mungkin inget" kata ku jengkel

"lena" suara ayah ku terbangun, aku yakin dia pasti terbangun karna suara kami

"ayah" ucap ku menyalami tangan nya

"om " ucap daniel setalah ku sambil menyalami tangan ayah ku

"kamu daniel ya" kata ayah ku mengingat ingat, jelas saja ayah ku tak mungkin lupa.. Daniel satu satu nya pria yang ku kenal kan pada ayah ku selama ini

"iya om, om ingat saya" katanya sopan

"iya om ingat, gimana kabar kamu" kata ayah pelan

"alhamdulillah om sehat.. Maaf om saya gak bawa apa apa kesini, habis lena gk ngomong kalau mau ke rumah sakit" ucap daniel

"gak papa Daniel.. Kamu dateng jenguk om aja, om udah seneng " kata ayah

"ayah udah makan? " selat ku disela perbincangan mereka

"udah tadi di anter suster makanannya" katanya

"yaudah ayah tidur lagi aja, bentar lagi aku ada kerjaan part time, aku tinggal ya yah.. " kata ku memegang punggung tangan ayah ku yang kulihat mulai keriput

"lena kamu jangan terlalu capek nanti kamu yang sakit " kata ayah ku

"yah.. Lena gk capek kok.. Makanya ayah cepet sembuh biar lena tambah semangat ya" kata ku tersenyum
"jangan lupa nanti makanan nya di habisin ya ayah.." lanjut ku

"iya" kata ayah tersenyum

"yaudah, adek mungkin bentar lagi dateng lena tinggal ya yah" ucapku lalu mencium kening ayah ku

"om, daniel balik dulu ya, nanti daniel kesini lagi" ucap daniel menyalami ayah ku yang hanya di balas anggukan

"assalamualaikum" ucap kami sambil melangkahkan kaki keluar

***

"len kamu mau kerja lagi? " kata daniel saat kami sudah di luar

"iya" jawab ku

"len kamu kan baru pulang kerja" kata daniel mencoba menyamai langkah kaki ku

"terus kalau aku nggak kerja double, biaya hidup siap yang nanggung? " tanya ku, daniel hanya terdiam

1bulan sepulang aku merantau di jakarta ayah ku jatuh sakit lagi, aku sedih karna mungkin saat aku pergi merantau pola hidup ayah ku jadi tidak teratur, karna sebenarnya ayah ku tidak boleh sampai telat makan dan banyak pikiran

"len aku anter ya" kata daniel saat kami sampai di halaman rumah sakit

"terserah" jawab ku tak ingin ribut

"nih helm nya" kata nya menyodorkan helm pada ku

"len" panggil daniel saat aku memakai helm yang di berikan nya pada ku

"hem? " jawab ku saat memakai helm yang di berikannya

"kamu makin cantik" katanya berhasil membuat pipiku memanas.

Unbelievable 21+ (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang