024

461 8 0
                                    

Rindu paling berat adalah rindu seseorang yang sudah tiada di bumi ini.
Datanglah kemimpiku
Peluk aku sejenak
Aku begitu rapuh
Aku merindukan mu

~lenathan

#lena pov

Ini sudah satu minggu semenjak kepergian ayah ku, tapi kehadiran masih terasa di rumah ku
Aku tidak tau kedepannya bagaimana
Tapi setidaknya aku akan berusaha bangkit dari keterpurukan ini
Aku harus bangkit demi adik ku yang sekarang menjadi satu satunya tanggung jawabku

"dek ayok makan" kata ku memanggil nya dari luar kamarnya

"rafa belum lapar mbak" katanya dari dalam kamar

Dia menjadi pendiam selama seminggu ini, aku tau dia pasti masih belum terima dengan kepergian ayah

"dek, embak udah capek capek masakloh" kata ku membujuk nya

"iya rafa keluar" katanya mengalah, aku tau pasti dia akan luluh dengan kata kata ku

Aku menyiap kan sarapan sederhana untuk adik ku , hanya sayur sop dan lauk telur dadar itu sudah lebih dari cukup untuk mengganjal perut kami

"besok kamu mulai sekolah lagi ya, kamu udah bolos lama banget" kata ku di sela sarapan pagi kami

"mbak mending rafa gak usah sekolah deh, kalau rafa sekolah bakal tambahin beban embak aja" kata nya

"enggak , kamu harus tetep sekolah! Kamu satu satunya harapan embak dek, embak  bakal berusaha buat penuhin semua kebutuhan sekolah kamu termasuk biayanya" kata ku kesal

"tapi mbak, embak pasti bakal capek banget kalau harus kerja part time terus" ungkap nya lagi

"dek, kamu cukup belajar yang pinter dan dapet prestasi aja itu udah jadi obat lelah embak" kata ku menatap nya

Dia hanya diam menatap nasi yang ada di depan nya

" iya mbak, aku janji bakal bikin mbak bangga" katanya menatap ku
Aku tersenyum mendengar perkataan nya

'Drett drett' handphone ku bergetar
Aku membuka pesan singkat di layar ponsel ku, itu dari daniel

'Kujemput ya '

'terserah'  balas ku

'bukain dong pintunya' balas nya

Aku terkejut membacanya, pria ini sudah ada di depan rumah ku

"bentar ya dek" kata ku meninggal kan adik ku

"kamu tuu" kata ku saat membuka pintu dan melihat daniel benar benar ada di sini

"pagi cantik" sapanya dengen senyum manis nya

"yaudah masuk" kata ku meninggalkan nya

"wihh lagi sarapan nih" ucap daniel saat sudah berda di dapur ku

"kamu mau sarapan?" tanya ku

"boleh deh, sambil nyobain masakan nya calon istri" katanya sambil mengedipkan sebelah matanya

"apaan sih" kata ku , lalu menyiapkan piring

Hari ini aku ada sift siang di cafe tempatku bekerja , jadi aku bisa sedikit santai menikmati pagi ku

"hemmm, rafa masakan kakak kamu enak loh" kata daniel saat menyuapkan makanan nya kedalam mulut

"iyalah" jawab rafa

"masakan nya enak, cantik duh kurang apalagi sih, udah cocok kamu jadi istri aku" kata daniel menggoda ku

Aku hanya diam fokus dengan makanan ku mengabaikan kata kata daniel

Selesai sarapan aku membersihkan piring kotor di bantu daniel, sebenarnya ini bagian rafa , tapi daniel ngotot akan melakukan nya

"len coba lihat sini" katanya di sampingku saat aku mencuci piring

"males" jawab ku membuat nya memanyunkan bibir nya, aku bisa nelihat dari sudut mata ku

"bentar doang len" rengek daniel

"app" kata ku terputus saat daniel mengecup bibir ku

"gitu aja dari tadi susah " katanya

"daniel!! Kalo dilihat rafa gimana!!" kata ku sedikit menekan

"dia kan lagi dikamar gak mungkin lihat" katanya mengejek ku

"aduuhh udah kamu sana , tambah bikin ribet kamu disini" kata ku mendorong nya

Ia hanya tertawa lalu meninggal kan ku sendiri

Sejenak aku tersenyum geli melihat tingkah nya

11:00

Aku bersiap untuk bekerja
Sementara daniel menunggu ku di ruang tamu dengan rafa

"ayok berangkat" kata ku keluar kamar

"wihh bidadari" kata daniel menatap ku

"lebay" sahut rafa tanpa menoleh dan tetap memperhatikan tv

Aku memutar bola mata ku melihat tingkah mereka

"rafa jangan lupa nanti di kunci ya pintu nya" kata ku menatap rafa

"iya" sahut nya masih fokus dengan tv nya

Aku melangkahkan kaki ku sejajar dengan daniel menuju mobil, padalan jarak rumah ku dengan cafe cukup dekat , tapi dia tetap memaksa untuk mengantar ku

"kamu gak kerja niel" kata ku memecahkan keheningan dalam mobil

"males ah"  katanya singkat

"kayak udah punya duit banyak aja" kata ku jengkel dengan jawaban nya

"hahaha.. Ya kerja lah len, tapi nanti nunggu panggilan papa ku , sekarang aku masih belajar belajar aja di kantor papa" katanya masih fokus menyetir

Aku paham daniel memang keturunan orang kaya sejak dulu , jadi dia tidak perlu pusing mencari uang , tidak sepertiku yang harus banting tulang untuk mencukupi kehidupan ku dan rafa

Aku jadi berpikir jika sebenarnya aku sama sekali tidak cocok dengan daniel, dia terlalu sempurna , bahkan derjat kami beda,
sejanak aku teringat mengapa aku selalu dalam situasi seperti ini
Dulu saat aku di jakarta aku juga berpacaran dengan rio yang notabe nya anak orang kaya, hingga dia meninggal kan ku karna masalah harta

"yahh sampe" ucap daniel membuyarkan lamunan ku

"emang kenapa kalau sampe?" tanya ku

"ya jadi gak bisa dua duan lagi" katanya membuat ku ingin tertawa

"apaan sih lebay " kataku sambil membuka pintu mobil

"makasih ya" kata ku

"iya" jawab nya 

"len" teriak nya saat aku sudah di luar mobil nya

"apa?" tanya ku

"semangat ya" kata nya tersenyum padaku

Aku hanya membalas nya dengan senyuman

Unbelievable 21+ (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang