026

461 10 0
                                    

#athour pov

Pagi ini seperti biasanya lena memulai hari dengan menyiapkan sarapan untuk nya dan rafa
Namun kegiatannya harus berhenti karna handphone nya berbunyi

To Daniel 'sorry ya aku gak bisa anter kamu nanti, aku ada kerjaan hari ini'

Lena tersenyum membalas pesan nya, meskipun saat ini mereka tidak memiliki status apapun dan hanya bergelar mantan pacar pertama lena, daniel begitu perhatian padanya
Bahkan daniel tidak marah sedikit pun saat lena belum bisa menjawab tawaran menikah dari daniel

'iya , santai aja kali'  balas ku

Centang dua dan belum dibaca
Lena meletakkan kembali handphone nya dan melanjutkan kegiatan nya yang sempat terhenti

"mnak masak apa" kata rafa mengejutkan lena

"ampun kamu tuh ya, ngaggetin aja!" omel lena yang membuat rafa tertawa melihat reaksi berlebihan lena

"maaf mbak, masak apa sih.. Biar rafa bantuin" kata rafa menghampiri lena

"nggak usah , ini mau selesai kok, kamu cepet mandi.. Nanti telat sekolah nya" jawab lena panjang

"hemm" sahut rafa , meninggalkan kakak nya

***

"rafa, nanti pulang sekolah langsung pulang ya jangan main, sekalipun main, ganti baju dulu.. Jangan main pake seragam sekolah" kata lena saat mereka tengah menyantap sarapan nya

"siap bos" jawab rafa sambil mengangkat tangan hormat pada lena , membuat lena memutarkan bola matanya

Adiknya yang saat ini duduk di bangku smp dan mulai menginjak masa pubertas membuatnya sedikit was was pada setiap kegiatan adiknya, ia hanya ingin adiknya tidak salah pergaulan

"dek, embak ngomong beneran.. Jangan sampe kamu ngelakuin yang aneh aneh sampe bikin embak kecewa, embak cari duit susah , embak cuma gak pengen usaha embak selama ini buat kamu jadi sia sia, ngerti?" kata lena halus pada adiknya

"iya mbak, aku janji bakal jadi anak baik baik " jawab rafa tersenyum

"yaudah rafa berangkat ya mbak" kata rafa setelah makanan di piring nya habis

"iya, ini uang saku kamu.. Maaf ya mbak belum bisa kasih banyak, nanti kalau kakak gajian kakak tambahin" kata lena sambil menyodor kan selembar uang 10.000

"mbak, ini aja udah cukup .. Makasih ya" katanya lalu menyalimi tangan lena

"assalamualaikum" kata rafa
"walaikummusalam, hati hati" jawab lena lalu rafa pergi

Lena bangun dan membereskan meja makan nya , sesat dia iseng membuka handphone nya hanya untuk mengecek apakah ada notif pesan dari daniel yang masuk, namun nihil..
Bahkan pesan nya juga belum dibaca
Entah mengapa ada perasaan kecewa saat itu, namun langsung lena tepis dan kembali mengerjakan tugas rumah nya

Saat ini yang harus ia utamakan adalah rumah dan rafa, bukan cinta, perasaan, ataupun daniel

Pagi berganti sore, senja mulai datang
Hari ini lena tidak ada pekerjanaan part time, jadi lena bisa pulang lebih awal dan menikmati senja di perjalanan pulang nya

Ia tidak punya kendaraan, jadi ia harus berjalan kaki menuju rumah nya
Meski begitu lena begitu menikmatinya karna bisa melihat senja di kota surabaya

Tin.. Tin...

Suara klakson motor dari bekang mengejutkan lena
Ia menoleh dan melihat siapa biang keributan yang mengacaukan ketenangan nya menikmati senja

"daniel?" kata lena terkejut, jujur saja lena begitu risau menunggu kabar dari daniel sejak tadi pagi

"kaget amat liat orang ganteng" kata daniel melepas helm nya

"apaansih" jawab lena tertawa

"mau pulang?" tanya daniel yang hanya di balas anggukan oleh lena

"cari makan yuk, laper" ajak daniel sambil memegang perutnya

"nggak ah, aku udah masak tadi di rumah, sayang kalau gak kemakan, makan di rumah aja gimana?" tawar lena pada daniel

"okeh deh, yuk naik" jawab daniel dan dibalas anggukan lagi oleh lena

***
Saat ini mereka sudah sampai dirumah namun lena tidak mendapati rafa di rumah
Lena khawatir dan segera menelpon nomer rafa

"halo" kata lena saat sambungan telfon nya tersambung
" rafa kamu dimana , udah sore belum pulang"  lanjutnya , daniel hanya memperhatikan dari kursi tempatnya duduk

"iya maaf mbak, aku lupa ngabarin mbak, tadi pulang sekolah aku di jemput tante eva, katanya suruh nginep dirumah nya nemenin diky" kata rafa yang ternyata saat ini berada di rumah sepupunya

"coba mana tante eva" jawab lena masih belum yakin

"hallo, lena .. Maaf tante gak minta izin dulu sama kamu bawa rafa kesini" suara tante eva terdengar dari telfon membuat lena tenang

"iya te, gak papa, aku cuma khawatir aja tadi, yaudah te.. Aku titip rafa ya" jawab lena

"iya tenang aja" jawab tante eva lalu telfon tertutub

Tante eva adalah satu satunya keluarga yang saat ini ia dan rafa miliki, tante eva merupakan adik kandung dari almarhum ayah lena

"dimana dia?" tanya daniel tiba tiba

"di rumah sepupu" kata lena lalu pergi kedapur.

Rumah lena tergolong rumah yang sangat sederhana, rumah dengan halaman tanpa pagar , dua kamar tidur, kamar mandi, dan ruang tamu yang langsung menghadap dapur .

Meskipun kecil rumah lena selalu rapi dan nyaman, membuat daniel betah berlama lama disini


"jadi, kita berdua aja nih?"  kata daniel mengikuti lena ke dapur dan tak dibalas oleh lena

"aduh takut ada setan aja kalau berduaan gini" lanjut daniel yang saat ini duduk di kursi  meja makan

"setan kok takut setan" kata lena sambil memanaskan masakan nya

"setan nya ganteng tapi ya" jawab daniel membuat lena tertawa

Unbelievable 21+ (on Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang