Bagian Enam Belas

2.3K 181 4
                                    

Happy Reading !!!

***

Kembali pada aktivitasnya setelah tiga hari cuti, Iris cukup disibukkan dengan pekerjaannya, sampai untuk makan siang saja ia tidak sempat, jika saja tidak ingat ada Ethan yang harus dirinya perhatikan. Ya, karena tidak bisa menemui bocah itu, Ethan yang akhirnya datang menemani Iris, beruntung bocah itu tidak rewel selama Iris bekerja.

Satu minggu, Iris disibukkan dengan pekerjaannya karena selama itu pula asisten Radhika sakit. Membuat segala pekerjaan Radhika yang biasa di hendle asistennya beralih pada Iris. Dan itu cukup membuat Iris kewalahan. Lelah benar-benar Iris rasakan. Ia juga merasa kasihan pada Ethan yang harus terabaikan. Namun untungnya Ethan seolah paham. Bocah itu tidak berusaha mengganggu, tidak juga berusaha memprotes meskipun tak jarang Iris melihat wajah calon anak sambungnya bosan.

Hari ini Ethan tidak datang karena bocah itu di bawa kakek dan neneknya ke luar kota untuk liburan mengingat liburan sekolah baru saja tiba. Hal yang membuat Iris sedih karena untuk beberapa hari ke depan ia tidak bisa bertemu bocah kesayangannya itu. Namun juga lega karena akhirnya Ethan tidak akan lagi kebosanan menunggu dirinya yang sibuk dengan pekerjaan.

Agas yang tak kalah sibuk pun mensyukuri itu. Sebagai ayah tentu saja Agas tidak tega melihat anaknya kesepian karena orang tuanya selalu sibuk. Tapi mau bagaimana lagi, Agas tidak ingin kembali menunda-nunda pekerjaannya, meskipun ia sudah berjanji meluangkan waktu untuk anaknya. Tapi sekarang Agas hanya ingin menyelesaikan dengan cepat karena setelah ini banyak yang harus ia urus untuk masa depannya dan juga anaknya.

Jam delapan malam, Agas baru menyelesaikan pekerjaannya, dan ternyata Iris pun baru saja hendak pulang. Membuatnya memilih untuk membelokkan kendaraannya ke arah kantor Iris, memutuskan untuk menjemput kekasihnya yang sudah satu minggu ini tidak ia temui saking sibuknya. Tugas menjemput Ethan pun dilakukan oleh kakek dan neneknya karena Agas yang terus-terusan pulang larut malam.

“Cari makan dulu, ya?” ucap Agas begitu mereka sudah berada di perjalanan menuju apartemen Iris.

Iris hanya menjawab lewat anggukan singkat, dan Agas tanpa berkata apa-apa lagi langsung membelokkan mobilnya di sebuah restoran yang terlihat tak begitu ramai pengunjung karena memang jam sudah lewat makan malam.

“Mau makan apa?” tanya Agas seraya mendekatkan buku menu pada Iris.

“Nasi goreng sea food aja, Mas. Tambah jus jeruk.”

Mengangguk singkat, Agas kemudian memanggil pelayan untuk menyampaikan pesanannya. Setelah itu memfokuskan diri pada sosok cantik di depannya. Gurat lelah begitu nampak di wajah cantik calon istrinya membuat Agas bangkit dari duduk dan berpindah ke samping Iris.

“Bersandar sini,” katanya seraya menarik pelan kepala Iris dan Agas posisikan di bahunya. “Cape banget ya?”

Dan anggukan singkat Iris berikan, seraya melingkarkan tangan di pinggang pria itu. Iris tak malu sebab mereka memilih tempat yang cukup privasi, di sebuah sofa yang ada di pojok ruangan. Di tambah dengan keadaan restoran yang tidak terlalu ramai.

“Kalau begitu istirahatlah,” ucap Agas memberi usapan lembut di kepala sang kekasih.

Menurut. Itu yang Iris lakukan. Karena sekarang memang itu yang dirinya butuhkan.

Tidak ada obrolan yang terjadi diantara mereka, hanya usapan lembut yang Iris rasakan dari tangan hangat Agas di kepalanya. Hingga pramusaji datang mengantarkan pesanan.

“Makan dulu, setelah itu aku langsung antar kamu pulang.” Paham dengan kelelahan calon istrinya, Agas tidak ingin lama-lama menahan Iris di luar. Perempuan itu butuh istirahat, pun dengan dirinya. Itu mengapa Agas dan Iris makan tanpa obrolan sama sekali, sampai kemudian perjalanan kembali dilanjutkan dan mobil yang Agas kendarai tiba di basement apartemen Iris.

Kesayangan DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang