Bagian Lima Belas

2.4K 188 8
                                    

Happy Reading !!!

***

Banyak yang Agas lakukan selama dua hari berada di kampung halaman Iris. Ia mencoba berbagai hal yang sepanjang hidupnya belum pernah dirinya lakukan. Seperti pergi ke kebun dan memanen sayuran yang orang tua Iris tanam, turun ke sawah, sampai bermain air di sungai. Semua benar-benar pengalaman pertama untuk Agas yang lahir dan besar di sebuah kota yang jauh dari semua itu. Dan jujur Agas merasa senang, ia juga jadi lebih rileks.

Sayangnya Agas tidak bisa terus tinggal karena pekerjaannya tidak bisa ditinggal lebih lama meskipun ia memiliki asisten yang akan menghandle pekerjaannya. Tapi tetap saja ada beberapa pekerjaan yang tidak bisa di wakilkan. Jadi, dengan berat hati Agas harus kembali, begitupun dengan Iris yang masih memiliki tanggung jawab pada pekerjaannya. Namun Agas berjanji pada keluarga Iris untuk kembali lagi nanti, bersama kedua orang tuanya.

Berjam-jam menempuh perjalanan, Agas memarkirkan mobilnya di depan pekarangan rumah Kalea. Awalnya ia ingin langsung pulang ke rumah, tapi Iris meminta untuk menjemput Ethan lebih dulu.

Agas tidak sama sekali keberatan sebab ia tahu jelas betapa kedua orang tercintanya itu saling merindukan. Iris bahkan sampai meneteskan air matanya ketika semalam selesai bertelepon dengan bocah itu. Melihat hal tersebut bagaimana bisa Agas tidak yakin dengan keputusannya menikahi Iris. Perempuan itu sudah paling cocok menjadi pengganti Kalea dalam menemani sisa hidupnya.

“Mama Iris, Papa!” seru Ethan girang begitu dua sosok dewasa itu keluar dari mobil. Bocah itu kemudian berlari dengan kedua tangan merentang, dan langsung berhambur pada pelukan Agas yang sengaja memposisikan diri di depan Iris, tidak ingin membuat calon istrinya terjungkal karena hantaman Ethan yang kuat. Tubuhnya saja bahkan sedikit oleng ketika menangkap putranya itu.

“Santai dikit bisa kali, boy!” dengus Agas pelan seraya mendelik pada putranya yang hanya memberikan cengiran polos dengan kedua tangan melingkar di leher Agas, dan kakinya membelit kuat punggung Agas.

“Pecicilan!” ujar Iris, menjawil gemas hidung mancung Ethan yang sedikit memerah karena flu. Hal itu Iris ketahui semalam, ketika mereka melakukan call video. Itu mengapa Iris meminta Agas untuk langsung menjemput Ethan dari rumah Kalea. Iris khawatir dengan kondisi bocah itu.

“Hidungnya masih mampet gak?” tanya Iris begitu mengambil alih gendongan Ethan dari ayahnya.

“Dikit,” jawabnya sambil mengendus-endus hidungnya. Dan karena hal yang dilakukan Ethan itu Iris memundurkan kepalanya, pura-pura merasa jijik. Membuat dua orang beda usia itu tertawa bersama dan kemudian saling becanda.

Agas yang menyaksikan itu tentu saja menarik kedua sudut bibirnya. Namun Kalea yang sejak tadi berada di sana dan keberadaannya seolah tidak diharaukan ketiga orang itu, mengepalkan kedua tangannya, hingga buku-buku jari perempuan itu terlihat memutih. Rahangnya yang mengeras membuktikan seberapa besar amarah perempuan itu. Dan kilat dari kedua matanya memperlihatkan seberapa tidak sukanya ia pada pemandangan di depannya.

“Terima kasih sudah menjaga Ethan,” ucap tulus Agas pada Kalea yang sontak menoleh.

“Dia anakku juga, kalau kamu lupa!” ujarnya sedikit ketus. Namun wajah kerasnya sudah sedikit lebih lunak begitu netranya bertemu tatap dengan manik tajam Agas yang kali ini terlihat lebih teduh. Tatapan yang dulu sering Kalea dapatkan ketika masih menjadi istri pria itu.

“Ya,” hanya itu tanggapan Agas. Setelahnya ia memilih untuk pamit pulang karena tentu saja dirinya pun sudah merasa lelah setelah menempuh perjalanan cukup jauh, dan Agas yakin Iris pun merasakan hal yang sama.

Kalea hanya bisa memperhatikan kepergian mantan suaminya tanpa bisa mencegah. Kalea jadi menyesali keputusannya beberapa tahun lalu. Ia menyesal melepas Agas demi mimpi dan cita-citanya jika pada akhirnya akan seperti ini. Sungguh, ia tidak rela melihat perempuan lain menggantikan posisinya, berdiri di samping Agas, mendapatkan segala perhatian, kasih sayang dan cinta pria itu.

Kesayangan DudaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang