02.

114 11 2
                                    








"Kapten! di luar ada seorang Ibu-Ibu membuat ricuh kantor kita!"

Semua kepala di dalam sana menoleh secara bersamaan, memandang terkejut pada polisi penjaga itu yang memberi tahu informasi ini. Polisi penjaga itu terlihat sangat khawatir, panik dan juga tubuhnya bergetar hebat sorot matanya tidak jelas napasnya memburu sangat kasar. Tidak tahu apa seorang ibu-ibu itu lakukan, sampai polisi ini terlihat sangat ketakutan?

Kepala di penuhi oleh banyak pertanyaan dan jawaban dari semua ini mereka harus melihatnya sendiri.

Mereka Taehyung, Yoongi, Jungkook dan juga Minjoon sedang melakukan diskusi bukan di ruangan pribadi untuk membicarakan hal penting. Namun di ruangan observasi, ruangan yang biasanya bagi seorang tersangka mereka gunakan untuk rapat. Sebenarnya itu adalah ide dari detektif Yoongi dengan wajah tidak sukanya pada kepala Kepolisian itu, dia benar-benar menyebalkan diskusi belum saja mulai tetapi wajahnya selalu meminta untuk di beri sebuah pukulan Yoongi sekuat mati agar tidak melakukan hal buruk itu. Karena itu bukanlah Yoongi.

Yoongi tanpa pikir panjang pun segera bangkit dari duduknya pergi dari ruangan itu dan segera melihat kejadian yang ada di depan sana, lalu di susul oleh Jungkook dan juga Minjoon. Taehyung? Dia menunggu yang lain berjalan terlebih dahulu dengan memberikan senyumannya sesaat pada detektif Yoongi yang sedang menatapnya, karena dia lebih suka memperhatikan dari kejauhan daripada harus bergabung bersama mereka sebab dia dengan sangat mudah menganalisis keadaan yang ada.

Bisa saja itu hanya sebuah rencana yang dibuat oleh pembunuh itu.

Di tengah-tengah perjalanan Jungkook berbisik pada sang kapten, "kekacauan apalagi kali ini."

Namun sang kapten hanya melirik sekilas pada Jungkook tanpa ingin membalasnya dan berjalan lurus ke depan.

Bukan sekali saja hal kericuhan ini terjadi di kantornya, tapi kenapa harus sekarang? Karena wartawan akan mudah membuat berita buruk tentang semua ini.

Yoongi pemimpin dari perjalanan ini yang lebih bisa melihat seorang wanita setengah baya tengah meraung, keningnya berkerut dengan sangat dalam tatapannya yang tajam begitu mengintimidasi pada pasang mata yang ada seperti bisa mengeluarkan 𝘭𝘢𝘴𝘦𝘳 untuk membunuh mereka. Kakinya yang tegap lurus itu berhenti di kedua polisi penjaga yang menahan ibu itu susah payah, masalah pada pembunuh itu saja belum selesai kali ini akan apa yang terjadi? Yoongi harus menunda untuk memberi tahu hal yang mungkin kedua rekannya tidak mengetahuinya.

𝘔𝘦𝘯𝘺𝘦𝘣𝘢𝘭𝘬𝘢𝘯!

"Ada masalah apa ini?" tanya Yoongi.

Dingin, datar, mengintimidasi dan juga tepat sasaran.

Itulah sifat Yoongi sebenarnya.

Wanita berambut di ikat itu membuang napasnya kasar sembari mengibaskan anak rambutnya yang berantakan, karena sedari tadi kedua tangannya selalu di tahan oleh dua polisi muda durhaka itu. Rasanya lengannya ingin patah dari tempatnya. Ibu itu terlihat ingin membuka suaranya, tapi terpotong oleh pemuda polisi itu. "Pak, Ibu ini terus menerus berteriak bahwa pekerjaan polisi di sini tidak benar."

Yoongi menoleh secara cepat mengarah pada ibu itu dengan tatapan penuh tanya.

"Apa?! Itu memang benar, bukan? Pekerjaan polisi di sini begitu lambat mana tersangka yang membunuh anakku? Anakku, malangnya nasibmu Nak." Ibu itu meluruh ke lantai dengan terisak pelan.

Dia tidak pernah menyangkah hal seperti ini akan terjadi pada anak gadisnya, yang masih begitu muda untuk mendapatkan kejadian kejam ini. Perasaan ibu mana yang tidak hancur mendapatkan berita anaknya mati terbunuh karena di bunuh sangat keji, saat masih bertani bagaimana terkejutnya dia meninggalkan semua pekerjaannya lalu berlari dengan cepat tanpa memikirkan apapun. Hancur hatinya dengan begitu berkeping-keping tidak tersisa, anaknya yang dia didik dengan peluh keringat dan juga air matanya mati sia-sia begitu saja di depannya.

Hunting Time (Yoonmin Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang