19.

49 9 3
                                    










Luka yang bersarang di bagian perut kiri, tidak menghambat Yoongi untuk absen melakukan pekerjaannya. Bahkan dia terlihat sangat baik, dan tidak terlihat sama sekali kesakitannya bagi Yoongi lukanya bukan menjadi alasan untuknya absen karena dari awal memang itu konsekuensinya. Seperti saat ini, dia tengah memperhatikan setiap sudut rumah Kim Namjoon dengan seksama tanpa ada yang boleh terlewatkan.

Tidak seperti kemarin, Yoongi datang bersama rekan-rekannya.

Karena kata Minjoon si kapten posesif-nya, tidak akan membiarkan seorang detektifnya berkerja sendirian lagi setelah apa yang telah dia terima pun seharusnya Yoongi di larang untuk bekerja akibat lukanya. Namun karena Yoongi begitu keras kepala, permintaan Minjoon tidak di dengarkan dan tetap datang ke tempat kejadian.

"Apa pisau ini yang menusukmu, Kak?" Jungkook menunjuk barang logam berlumuran darah yang sudah kering, bahkan selain di pisau itu ada cipratannya di lantai dan juga dinding.

Taehyung yang juga ikut akan penyelidikan rumah seseorang bernama Kim Namjoon ini, mendekat kepada Jungkook berjongkok di sana dan melihat pisau yang di katakan oleh polisi muda itu. Dia berdesis pelan, membayangkan pisau tajam itu menusuk kulit pasti menyakitkan sekali dan Taehyung tidak akan mau mengalaminya.

Berdeham panjang, Yoongi terlihat tidak yakin pada pisau di depannya karena penusukan itu terjadi seingatnya menuju dapur dan tidak berada di ruang tamu. Dia pun menggeleng, membuat Jungkook dan Taehyung terkejut melihatnya. "Bukan. Itu bukan pisaunya, dan bukan di sini juga kejadiannya."

Dirinya masih memiliki ingatan yang bagus, pun kejadiannya baru semalam jadi tidak mungkin pisau itu berpindah tempat dengan sendirinya.

"Kakak yakin? Bukan ini pisaunya?"

Yoongi mengalihkan pandangannya dari pisau itu, dan menatap penuh pada Jungkook. "Yakin. Kakak yakin sekali, akan hal itu."

"Lalu darah siapa ini?" Taehyung membuka suara dengan suara keheranan.

Mengerutkan keningnya dalam-dalam, Yoongi berusaha mengingat akan suatu hal yang terjadi semalam karena dia datang ke rumah Namjoon untuk menyelamatkan temannya yang sedang terluka. Lalu tidak lama setelahnya, Yoongi mengangguk-anggukkan kepala pelan sebab dia baru ingat bahwa semalam Hoseok yang menelponnya, dan Seokjin tengah terluka di area leher saat itu yang lumayan serius dan harus segera di bawa ke rumah sakit agar segera mendapatkan pengobatan.

Ternyata Namjoon benar-benar nekad membunuh dua orang, beruntung dirinya dan Seokjin masih selamat dari tindakan gilanya.

Sedangkan Jungkook di buat bingung akan Yoongi yang terdiam begitu lama, dia pun menatap Taehyung yang mengedikkan bahu sebagai jawaban tidak tahu karena Jungkook memandangnya penuh tanya. Tanpa mereka ketahui, Yoongi beranjak pergi dari sana dan sama sekali tidak ada niatan memberi tahu apapun setelah sekian lama dia terdiam. Lalu Jungkook berceletuk, "Loh Kak mau ke mana? Kasih jawaban ini duluuuu."

Di akhiri oleh rengekan manja dari Jungkook, membuat Taehyung mendengarnya memasang wajah geli karena bagaimana bisa seorang polisi dan berbadan besar seperti Jungkook merengek seperti bayi.

"Periksa ke tempat lain, telusuri juga, mana tahu kalian mendapatkan jejak Kim Namjoon." Yoongi tidak menjawab, melainkan memberikan perintah penuh dengan suara tegas.

Kalau sudah begitu Jungkook tidak bisa membantah, takut juga mendengar nada kakaknya yang sudah jarang tidak berbicara dengan nada seperti itu. Sebelum menurut akan perintah sang kakak berikan, Jungkook mengambil sarung tangan 𝘭𝘢𝘵𝘦𝘬𝘴-𝘯𝘺𝘢 untuk memegang pisau itu di taruh pada kantong plastik khusus lalu di berikan pada tim forensik.

Hunting Time (Yoonmin Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang