21.

55 11 0
                                    









"Di dermaga?" Minjoon mengulangi kembali kata yang sebelumnya yang di ucapkan oleh Yoongi, setelah menceritakan detailnya.

Yeah, Yoongi baru saja selesai bercerita tentang mimpinya semalam yang membuat sang ibu menatapnya penuh khawatir karena teriakkannya. Hal itu juga ibunya harus terjaga berada di dekat Yoongi agar tidak terjadi apapun, mungkin efek lelah atau stres karena ibunya begitu sangat khawatir pada Jimin dia tertidur di pelukan Yoongi. Begitu nyenyak. Tidak tega melihatnya tenang dalam tidurnya, Yoongi pergi dari kamarnya untuk membiarkan sang ibu tertidur tanpa beban yang di tanggungnya.

Rencananya memang Yoongi tidak ingin kembali tidur, sebab bayang-bayang Jimin menghantuinya.

Maka saat inilah dia berada, di ruangannya di temani oleh secangkir kopi dan mengirim pesan kepada kaptennya pagi-pagi sekali untuk datang segera ke kantor.

Minjoon baru saja mendengarkan cerita mimpi Yoongi, yang notabenenya itu hanya sebuah bunga tidur dan tidak mungkin terjadi pada dunia nyata. Namun melihat ekspresi yang begitu serius dari Yoongi, membuatnya yakin bahwa itu kebenarannya karena kalau tidak ada mimik bercanda sudah di pastikan apa yang di ucapkannya sungguh-sungguh apalagi seorang Yoongi jarang sekali membuat lelucon.

Walau terdengar tidak mungkin, tidak ada salahnya untuk memeriksa ke dermaga tempat di mana orang-orang jahat bisa melakukan perbuatannya dengan mulus.

Melihat wajah tidak yakin dari Minjoon, membuat Yoongi berdiri begitu saja dari kursinya dan membuat pria di depannya terkejut akan perbuatannya itu. "Kalau tidak percaya, tidak apa. Aku bisa pergi sendiri, dan memeriksanya."

"Hey, hey Yoongi," panggil Minjoon seraya membuat gestur menahan langkah yang ingin Yoongi ambil untuk pergi, sebelum hal itu terjadi dirinya harus berbuat sesuatu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini. "Jangan gegabah. Aku begini sedang memikirkan rencana, agar tidak ada kejadian buruk menimpa Jimin." Minjoon kadang tidak mengerti, kenapa anak muda begitu cepat mengambil keputusan tanpa memikirkan hal yang buruk akan terjadi kepada dirinya.

Padahal hal semacam ini harus di pikirkan matang-matang untuk meminimalisir kejadian yang tidak di inginkan, walau ke depannya tidak bisa mencegah bahwa nanti ada yang terluka atau lainnya. Akibat berusaha melindungi diri masing-masing, Minjoon tidak egois dia ingin semua akan cepat berakhir tanpa ada dari mereka kehilangan nyawa seperti sebelum-sebelumnya karena terlalu cepat mengambil langkah di saat lawan itu terlalu kuat. Karena pernah terjadi kepada Jungkook, Jungkook hampir kehilangan nyawa saat di nyatakan koma oleh dokter. Beruntung anak itu telah sembuh dari masa kritisnya, dan hal semacam inilah Minjoon tidak ingin membawa nama Jungkook di dalamnya.

Namun anak itu pasti memaksa untuk memasukkannya.

Membuang napas kasar, Minjoon bangkit dari duduknya membuat Yoongi yang sedari tadi diam menatap penuh tanya kepada kaptennya. Apalagi melihat tatapan yang di lemparkan oleh sang kapten kepadanya, membuat Yoongi penasaran apa yang akan di ucapkan Minjoon. "Ayo kita serbu Kim Namjoon itu, agar kita bisa hidup tenang kalau sudah menangkapnya."

Setelah mengucapkannya, Minjoon pergi begitu saja sembari mengambil dan menyimpan pistolnya.

Yoongi melihat tingkah kaptennya yang kadang membuatnya geleng-geleng kepala, tapi kali ini dia setuju akan ucapan yang di lontarkan Minjoon. Mereka sangat bosan akan kelakuan yang di lakukan oleh Namjoon, saat inilah mereka bisa menghentikan perbuatannya yang buruk itu dan membayar semua nyawa yang telah dia hilangkan selama ini. Yoongi yakin sekali, Namjoon tidak bisa pergi lagi karena tempat persembunyiannya akan mereka kepung dari luar dermaga sampai ingin masuk ke dermaga.

Semua pergerakan akan di ketahui oleh kepolisiannya.

Tidak ada keraguan dalam diri Yoongi atas mimpinya, karena dia yakin itu memang petunjuk dari Tuhan untuk mengakhiri semua kegilaan Kim Namjoon.

Hunting Time (Yoonmin Story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang