four. maaf

458 39 0
                                    

Happy reading

.
.
.

"Udah pergi lo bangsat, gw gamau liat wajah lo lagi" Kun menutup pintu, meninggalkan chenle sendiri

Chenle entah mau kemana dia pergi, dia tidak punya arah tujuan

"Chenle?"

"Eh?"

"Chenle mau kemana?" Tanya dokter yang ia temui dirumah sakit tadi

"Saya tidak punya tujuan, saya diusir dari rumah, anda sendiri mau kemana?"

"Panggil saja papa Yoo"

"Kenapa begitu?"

"Karena, saya lebih suka dipanggil seperti ini. Dan banyak yang manggil saya dengan sebutan itu"

"Baiklah, saya permisi dulu pa. Selamat malam untuk hari ini"

"Tunggu le, emang kamu mau kemana? Kan kamu ngga punya tujuan, nginep dirumah papa aja sementara"

"Maaf, takut ngerepotin papa"

"Ngga ngerepotin kok, ayo" ajaknya sambil menarik halus badan chenle

Mereka berdua berjalan menuju rumah Gong Yoo. Ternyata dia tinggal sendiri disini, entah kemana istri dan anak anaknya

"Maaf pa, papa tinggal sendiri?"

"Iya, istri dan anak papa sudah tiada sekitar 8 tahun yang lalu, mereka berdua tertabrak kereta saat berkendara"

"Maaf, chenle ngga tau pa"

"Tidak apa, papa sudah menjawab banyak pertanyaan seperti ini"

"Papa udah makan? Mau chenle masakin?"

"Ngga usah, biar papa mesen grab food aja"

"Jangan, papa punya apa aja di kulkas? Harus hemat pa"

"Yaudah, ngga ngerepotin kan?"

"Dengan senang hati chenle masakin buat papa"

"Baik"

Chenle mulai aksinya, dia memasak makanan yang lezat, mulai dari mengupas udang, menggoreng jamur Enoki, mencuci gurita kecil dan lain lain. Chenle masak sekitar 20 menit. Segera chenle panggil papa Yoo untuk makan bersama

"Loh? Udah selesai le?"

"Sudah, dan tolong beri aku ranting untuk makanan hari ini"

Gong Yoo segera menuju dapur, dan mencicipi semua makanan yang chenle buat

"Serius ini kamu masak sendiri? Wah ngga nyangka, 10/10 deh"

"Wah bener? Makasih pa" ucap chenle begitu senang

"Kami emang pandai masak"

"Ehh tapi le, kamu belakang ini gapapa kan? papa lihat kamu kelihatan sedikit capek, habis makan istirahat aja"

"Ngga apa kok pa, chenle kuat"

"Kamu akhir ini sering pusing kan?"

"Loh? Papa kok bisa tau?" Bingung chenle

"Papa lihat dari kamu berjalan tadi"

"Tapi bener chenle ngga apa apa kok"

"Chenle kalo sakit, bilang ya"

"Iya, chenle pasti bilang kok" kata chenle lalu tersenyum riang

Mereka berdua selesai makan, dan pergi ke kamarnya masing masing. Untungnya papa Yoo punya 2 kamar

Chenle merasa pusing dan pengelihatannya kabur. Dia tidak tau karna apa, ah mungkin karna kebanyakan jongkok kali ya? Kan chenle habis eek

Tapi pusingnya kali ini bukan main. Sangat pusing, pusing dan pusing, chenle pingsan di kamarnya tanya sepengetahuan papa Yoo.

Handphone chenle terus berdering, chenle tergeletak lemas di lantai, dia tidak sadar diri.

~~~

Jisung terus menelpon chenle, tapi tidak ada jawaban sama sekali. Entah dia kemana, Jisung panik, dia menspam line chenle, menelpon nya beberapa kali tetapi hasilnya nihil.

Jisung segera kerumah chenle malam malam begini, bergegas mengenakan jaket dan berangkat ke rumah chenle

Disana lampu masih menyala, Jisung berharap chenle ada didalam. Dia melihat ke arah jendela, tidak ada chenle disana, cuma ada mereka bertiga (bunda, ayah, dan Kun) tetapi siapa pria yang disamping bunda itu? Kelihatannya mereka sangat akrabnya

*Toktoktok

"Ehh bukain gih" bunda menyuruh Kun membukakan pintu

"Siapa lu?" Tanya Kun

"Saya temannya chenle. Maaf tapi chenle nya ada dirumah? Saya terus menelpon dia tetapi tidak ada jawaban"

"Lah? Terus apa hubungannya sama gw? Dan dia bukan siapa siapa gw"

"Tapi kalian satu rumah, tolong beri tau dimana chenle"

"Urusin aja pacar lo, jan bawa bawa gw! Eneg gw liat wajahnya" pinta Kun sambil mendorong Jisung hingga terjatuh

Jisung menatap tajam kearah Kun, dia tidak terima dirinya direndahkan. Jisung segera pergi dari rumah ini, dan mencari chenle disekelilingnya

"Siapa tadi dek?" Tanya bunda

"Orang asing Bun"

"Ohh"

Kun tidak suka dengan chenle semenjak ada rumor hoax dari bundanya. Jisung yang menyadari bahwa dirinya direndahkan oleh Kun, ia pun tidak terima.

Chenle kini mulai tersadar sedikit dari pingsannya, melihat sekitar dan langsung duduk ditempatnya. Untung saja Jisung kali ini menelpon nya lagi, chenle cepat cepat mengangkat telpon dari Jisung

"Chenle ya!" Ucap Jisung. Jisung ini bodoh atau gimana? Chenle tidak bisa berbicara melalui telepon seperti ini

"Ah maaf, mari video call" ucap Jisung lalu memindahkan telepon biasa menjadi video call, chenle yang sedikit lemas langsung menaruh hp nya di meja belajarnya

"Kau dari mana saja? Aku telepon tidak dijawab" tanya Jisung

"Maaf, aku juga tidak tau. Bangun bangun aku sudah berada di lantai"

"Apa kau baik baik saja?"

"Iya aku baik baik saja"

"Kalo ada apa apa bilang ya le"

"Iya, kamu ada dimana itu? Kok gelap sekali?" Tanya chenle

"Tadi aku nyari kamu muter muter"

"Maaf ya, maaf"

"Tidak papa, penting kamu baik baik saja"

Chenle tersenyum kepada Jisung, begitu juga sebaliknya

Jisung sangat menyukai chenle, dia ingin mengungkapkan perasaannya. Tapi terhalang oleh gengsinya, takut chenle akan menolaknya

"Kamu kenapa kok bengong le?"

"Aku mau tidur dulu ya cung, aku capek banget hari ini"

"Oh iya, tidur sana. Jangan lupa cuci muka"

"Iya iya, kamu juga ya"

"Good night lele"

"Too cung"

chenle segera mematikan teleponnya, dan beranjak tidur di ranjangnya

Kini sudah pukul 11 malam, Jisung sangat kesal dengan Kun atas kejadian tadi. Dia berangkat menuju rumah chenle, dan menyelusup masuk ke dalam kamar Kun

Jisung melihat lihat sekitar terlebih dahulu, dia melihat Kun yang sedang tertidur, sepertinya Kun tidak benar benar tidur. Apa Kun tau keberadaan Jisung?

Jisung pelan pelan menuju arah ranjang Kun, dan

PERFECT C || JICHEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang