twenty one. lanjutkan

127 14 0
                                    

Happy reading

.
.
.

"Chenle?"

Chenle menoleh kearah Felix dan mengangkat alis satu. Jisung yang mendengar Felix berbicara kepada chenle kini ia menghampiri mereka berdua

"Chenle? Kamu kok disini?" Bingung Jisung

"Apa? Kaget? Biasa aja kali, gimana acaranya seru ga?" Chenle tersenyum miring lalu berjalan keluar dari dalam mobil

Jisung menarik tangan chenle membawanya menuju bawah pohon yang sedikit berjauhan dengan Felix

"Le"

"Apa?"

"Kamu..."

"Apa sih? Gajelas banget, udah deh mending kamu pulang sama Felix"

"Kamu gimana?"

"Ya aku disini, orang aku mau seneng seneng"

"Iya udah bareng le"

"Ga deh, yang ada merusak suasana"

Chenle mendorong badan Jisung hingga terjatuh, tetapi chenle tidak mempedulikan pacarnya itu. Ia segera pergi dari sini menuju tempat yang sangat jauh

Jisung menghampiri Felix

"Lu pulang dulu ae"

"Loh kenapa?" Bingung Felix

"Chenle kayanya udah tau"

"Masa? Mungkin itu perasaan kamu"

"Udah pokoknya lu pulang dulu"

Felix menurut tapi sebelum pulang ia meminta Jisung untuk menciumnya terlebih dahulu. Jisung menurut lalu mencium sekilas bibir Felix

Chenle langsung memfoto adegan mereka berdua, dan pergi dari sini. Tersenyum miris kepada kekasihnya itu. Pergi ke tempat persinggahan terakhir Jaemin dan bercerita semua disana

Chenle bercerita dalam hati sambil menangis, ia tidak tau harus bagaimana lagi. Satu satunya yang membuat chenle tenang adalah menuju makam Jaemin dan bercerita disana, bercerita semua tentang hidupnya yang begitu kejam

Chenle tidak mau menyerahkan sampai Tuhan berkata lain, kematian belum menjemputnya jadi chenle harus tetap semangat sampai akhir hayatnya. Entah dunia sepahit apa, sekejam apa, seburuk apa dunia kepada chenle, ia akan terus melewati hari harinya

Sudah puas chenle bercerita disana, kini waktunya untuk pulang kerumah. Ia menaiki bis yang biasa ia naiki jika kemana mana. Hari ini sangat mendung jadi tidak heran jika hujan tiba tiba datang begitu saja. Ia segera menaiki bis yang sudah datang sejak 1 menit yang lalu

Chenle memilih duduk paling depan yang hanya satu kursi, ia dapat melihat depan dan samping lalu melihat rintik hujan yang membasahi jalan di kota Seoul. Ini sangat tenang bagi chenle, ia ingin sekali hujan hujan dan melepaskan kesedihannya melalui hujan

Chenle menekan tombol yang ada disampingnya untuk menandakan bahwa dia akan turun disini. Bis pun terpaksa berhenti ditengah hujan lebat yang bersamaan oleh petir itu. Chenle tentu saja hujan hujan sambil menangis, mengingat ketika ia sering di-bully oleh teman temannya, yang kehilangan Jaemin atau saudaranya yang lain

Rumah masih sangat jauh dari sini, tetapi chenle memilih untuk hujan hujan meski hawanya sangat dingin sekali, rasanya ingin membeku ditempat

Jisung yang sudah dirumah sejak awal kini mulai panik karena chenle tidak pulang lebih awal? Ia memutuskan untuk mencari chenle dengan mobilnya, melewati jalan yang licin ditambah dengan petir yang menyambar

PERFECT C || JICHEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang