Happy reading
.
.
."Chenle?"
Chenle menoleh kearah Felix dan mengangkat alis satu. Jisung yang mendengar Felix berbicara kepada chenle kini ia menghampiri mereka berdua
"Chenle? Kamu kok disini?" Bingung Jisung
"Apa? Kaget? Biasa aja kali, gimana acaranya seru ga?" Chenle tersenyum miring lalu berjalan keluar dari dalam mobil
Jisung menarik tangan chenle membawanya menuju bawah pohon yang sedikit berjauhan dengan Felix
"Le"
"Apa?"
"Kamu..."
"Apa sih? Gajelas banget, udah deh mending kamu pulang sama Felix"
"Kamu gimana?"
"Ya aku disini, orang aku mau seneng seneng"
"Iya udah bareng le"
"Ga deh, yang ada merusak suasana"
Chenle mendorong badan Jisung hingga terjatuh, tetapi chenle tidak mempedulikan pacarnya itu. Ia segera pergi dari sini menuju tempat yang sangat jauh
Jisung menghampiri Felix
"Lu pulang dulu ae"
"Loh kenapa?" Bingung Felix
"Chenle kayanya udah tau"
"Masa? Mungkin itu perasaan kamu"
"Udah pokoknya lu pulang dulu"
Felix menurut tapi sebelum pulang ia meminta Jisung untuk menciumnya terlebih dahulu. Jisung menurut lalu mencium sekilas bibir Felix
Chenle langsung memfoto adegan mereka berdua, dan pergi dari sini. Tersenyum miris kepada kekasihnya itu. Pergi ke tempat persinggahan terakhir Jaemin dan bercerita semua disana
Chenle bercerita dalam hati sambil menangis, ia tidak tau harus bagaimana lagi. Satu satunya yang membuat chenle tenang adalah menuju makam Jaemin dan bercerita disana, bercerita semua tentang hidupnya yang begitu kejam
Chenle tidak mau menyerahkan sampai Tuhan berkata lain, kematian belum menjemputnya jadi chenle harus tetap semangat sampai akhir hayatnya. Entah dunia sepahit apa, sekejam apa, seburuk apa dunia kepada chenle, ia akan terus melewati hari harinya
Sudah puas chenle bercerita disana, kini waktunya untuk pulang kerumah. Ia menaiki bis yang biasa ia naiki jika kemana mana. Hari ini sangat mendung jadi tidak heran jika hujan tiba tiba datang begitu saja. Ia segera menaiki bis yang sudah datang sejak 1 menit yang lalu
Chenle memilih duduk paling depan yang hanya satu kursi, ia dapat melihat depan dan samping lalu melihat rintik hujan yang membasahi jalan di kota Seoul. Ini sangat tenang bagi chenle, ia ingin sekali hujan hujan dan melepaskan kesedihannya melalui hujan
Chenle menekan tombol yang ada disampingnya untuk menandakan bahwa dia akan turun disini. Bis pun terpaksa berhenti ditengah hujan lebat yang bersamaan oleh petir itu. Chenle tentu saja hujan hujan sambil menangis, mengingat ketika ia sering di-bully oleh teman temannya, yang kehilangan Jaemin atau saudaranya yang lain
Rumah masih sangat jauh dari sini, tetapi chenle memilih untuk hujan hujan meski hawanya sangat dingin sekali, rasanya ingin membeku ditempat
Jisung yang sudah dirumah sejak awal kini mulai panik karena chenle tidak pulang lebih awal? Ia memutuskan untuk mencari chenle dengan mobilnya, melewati jalan yang licin ditambah dengan petir yang menyambar
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT C || JICHEN✓
RandomBerkisah dari seorang pria yang berkebutuhan khusus. Ia sering mendapat hinaan dari teman temannya bahkan gurunya sendiri, ia sering diuji oleh Tuhan. Tetapi ia masih bisa bertahan sejauh ini Dan dia bertemu dengan seorang pria kaya raya yang membua...