twenty six. los angeles

169 11 0
                                    

Happy reading

.
.
.

*Kring kring

Jam alarm berbunyi, dan itu menandakan bahwa mereka akan segera bersiap dan pergi dari kota Seoul ini.

Chenle terbangun lebih dahulu dibandingkan dengan Jisung. Jisung masih saja tidur seperti orang yang belum tidur selama puluhan tahun, ia kelihatan sangat nyenyak dan chenle tidak ingin menggangunya

Ia segera pergi mandi dan menyiapkan sarapan buat semua keluarganya. Dan membangunkan Jisung untuk pergi mandi lalu makan bersama

"Hm" gumam Jisung. Ia duduk ditepi ranjangnya dan melihat chenle dengan mata sedikit terbuka. Chenle lalu mencium bibir Jisung dan menyuruh nya untuk cepat turun

~~~

Mereka sudah siap untuk berangkat ke bandara, sudah menyiapkan semuanya. Chenle berpamitan dengan bunda dan ayahnya, ia tau pasti berat meninggalkan ayah kandungnya itu. Tapi apa daya, ia harus pergi untuk menyelamatkannya diri dan kembali ke Korea dengan kabar baik

"Chenle ya, apa kau serius ingin kesana?" Tanya ayah sedikit khawatir. Chenle mengangguk dan memeluknya seakan akan itu adalah pelukan terakhir bagi chenle

"Jisung sama chenle pergi dulu ya. Ayah sama bunda jaga diri baik baik" ucap Jisung lalu mencium pipi mereka berdua

"Nak.. maaf ya, maaf bunda sudah salah paham tentang kamu. Kamu kapan kapan jenguk bunda sama ayah ya"

Chenle mengangguk lagi dan tersenyum kepada mereka berdua. Mereka menuju mobil Jisung dan menata semua barangnya disana, mulai dari pakaian perhiasan atau lain lain.

Pesawat mereka akan berangkat hari ini, jadi Jisung dan chenle sedikit cepat cepat mengejar waktu agar tidak tertinggal pesawat.

Mereka sampai di bandara tepat waktu dan menuju tempat tiket. Dan bersiap untuk menuju pesawatnya

Mereka ambil ruangan sesuai dengan tiket yang mereka beli. Tentunya kursi paling depan yang hanya ada 8 kursi itu. Chenle duduk didekat jendela, dan Jisung sampingnya.

Perjalanan tidak sebentar, dan kenapa Jisung dan chenle membeli tiket yang duduknya di kursi depan? Karena mereka terasa nyaman disana

Selama di pesawat chenle hanya membaca novel dan melihat pemandangan yang indah dari dalam pesawat

"Kamu masih marah sama keluargamu?" Tanya Chenle. Jisung melihat itu dan menggeleng

"Ngga sayang, tapi icung masih belum sepenuhnya maafin adek icung" jawabnya dengan seulas senyuman. Chenle mengangguk mengerti

"Udah baca novelnya, dibuat bobo aja biar lebih enak"

Chenle melihat kearah Jisung dan memberinya dia bantal agar bisa tidur bersama. Sungguh ini pesawat sangat mewah, bukan pesawat pada umumnya. Ini lain dan jauh berbeda dengan yang lain.

Dengan kursi yang sangat nyaman chenle menuruti kata Jisung. Ia segera memposisikan badannya yang terlihat sedikit tidak nyaman itu dan mulai tertidur dengan pulas

Jisung melihat chenle tidur dengan posisi yang membelakanginya, ia mengusap rambutnya dan memberikannya dia selimut

Hey Jisung, kau kira dia kedinginan?

Jisung ikut tidur bersamanya

Tidur selama perjalanan panjang adalah hal terbaik untuk cepat sampai, dan tak kerasa bahwa mereka sudah sampai

Chenle membangunkan Jisung untuk bersiap karena pesawat akan turun, mengencangkan sabuk pengaman dan membuka tirai jendela, agar pramugari bisa melihat keadaan diluar

PERFECT C || JICHEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang