Happy reading
.
.
."Chenle!"
"Apa?"
"Kamu salah paham le"
"Salah paham apanya? Orang jelas jelas aku lihat kamu bahagia disamping Yuta"
"Ngga gitu le. Kita cuma temen"
"Temen apa demen?"
"Udah lah le, jangan kek gini"
"Kek gini gimana?"
"Kamu paham ngga sih?"
"Ngga"
Perkataan chenle membuat Jisung kesal. Jisung reflek menampar pipi chenle hingga menoleh kesamping. Chenle yang merasa tertampar, dia segera berdiri dan mendobrak meja dengan keras
"L, le maaf. Aku ngga sengaja" ucap Jisung sambil mengambil tangan chenle dan mengelusnya. Dengan cepat chenle menepis tangannya dan pergi dari kantin
"Le" Jisung mengejar chenle yang ia tak tahu akan kemana
"Maaf"
"Le" Jisung terus mengejar chenle tanpa rasa cape
"Babe"
Chenle berhenti, dan menatap Jisung dengan tajam. Mata mereka kini saling bertatapan, Jisung yang ingin memegang pipi chenle kini chenle sudah menepisnya terlebih dahulu
"Mau kamu apa cung?"
"Maaf"
"Maaf kata kamu? Aku tau kamu ngga sengaja nampar aku. Tapi dilihat dong, ngga sakit tapi hati aku yang sakit cung"
"Maaf"
"Dahlah, mau udahan aja"
Jisung begitu kaget, dan ia berlutut didepan chenle sambil memohon kepadanya. Jisung sangat mencintai chenle, begitu pula dengan chenle. Entah, kata kata itu tidak sengaja keluar dari pergerakan tangan Chenle
"Ngga, aku ngga mau udahan. Aku sayang sama kamu"
Chenle hanya terdiam melihat ke depan, ia tidak melihat Jisung. Ini sungguh menyakitkan bagi chenle, tapi bagaimana lagi. Chenle sangat sangat kepada Jisung
Chenle menangis tak bersuara. Ia terus mengeluarkan air mata yang sangat ia benci itu. Jisung menyadarinya dan memeluk chenle dengan erat, dia mengelus rambut chenle
"Aku salah, aku minta maaf. Aku tidak suka melihat orang yang menangis gara gara perbuatan ku. Tolong maafkan aku"
Chenle kini semakin terisak, dia membalas pelukan Jisung. Entah kenapa pelukan Jisung sangat nyaman bagi chenle, nyaman sekali.
"Maaf" katanya sekali lagi. Chenle tau Jisung juga menangis di pelukan ini, ia langsung mencium pipi Jisung
Jisung melihat chenle bagaikan melihat semesta nya. Dia sangat ia sayang, tiada yang bisa menandingi chenle di dunia ini. Jisung memohon kepada Tuhan agar tidak mengambil chenle darinya
"Jisung a" tangan chenle, membuat Jisung melihatnya
"Aku mencintaimu, sangat mencintaimu. Apakah boleh semesta bisa merestui kita? Maaf jika aku berbicara seperti ini. Karena aku sangat menyayangimu, mencintaimu setulus hati ku. Dan aku rasa kamu juga seperti itu padaku, aku harap aku dan kamu bisa hidup bahagia dikemudian hari"
pergerakan tangan Chenle yang Jisung mengerti kini membuat Jisung menangis didepan chenle. Jisung tau ini sangat cengeng, tapi tidak ada yang bisa menandingi chenle
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT C || JICHEN✓
RandomBerkisah dari seorang pria yang berkebutuhan khusus. Ia sering mendapat hinaan dari teman temannya bahkan gurunya sendiri, ia sering diuji oleh Tuhan. Tetapi ia masih bisa bertahan sejauh ini Dan dia bertemu dengan seorang pria kaya raya yang membua...