eight. cemburu

364 33 0
                                    

Happy reading

.
.
.

Hari berganti pagi. Kini Jisung bersiap untuk kesekolah, membersihkan noda darah yang ada sedikit di badannya. Polisi mungkin mencarinya sekarang ah tentu tidak, karna mereka tidak tau dimana tempatnya

Jisung membiarkan mayat mayat mereka, tidak peduli sama sekali. Lagian kalau mau dibuang, buang dimana? Sungai disitu cukup tenang, tapi hawanya tidak mengenakan

Mungkin, mereka semua akan bergentayangan. Jisung tidak peduli akan itu, ia sangat puas karena bisa membunuh teman yang membuly pacarnya. Jisung sangat bar bar sekali

Chenle kini tidak tau harus sekolah atau tidak, dia sangat kecapean. Tapi dia harus bersekolah, dan dia masih saja berkerja walaupun uang rumah sakitnya sudah lunas. Ya itu sendiri karena chenle ingin hidup mandiri

Chenle kini bersiap berangkat ke sekolah, begitu pula dengan Jisung. Mereka bersiap siap bersama, lalu chenle menunggu di halte bus, dan Jisung diantar oleh supir pribadinya. Hidup Jisung sangat berbeda dengan chenle

Tetapi Jisung masih mau menerimanya, karena cinta tidak memandang kaya atau miskinnya. Tetapi cinta membutuhkan perjuangan yang cukup, perhatian yang cukup, dan yang paling penting adalah saling melengkapi satu sama lain

Chenle sedikit lega, karena orang yang membuly nya  kini telah hilang satu persatu berkat Jisung. Ia akan selalu menutupi kejahatan pacarnya itu, ya mungkin hanya sebentar. Polisi akan mengetahuinya tanpa sepengetahuan chenle

Kini mereka berdua telah sampai di depan sekolah. Jisung melihat ke arah chenle, begitu juga dengan chenle. Mereka berpelukan didepan gerbang sekolah dan Jisung mengecup bibir chenle yang kering itu

"Good morning baby" Jisung tersenyum kepada chenle. Chenle mengangguk dan mengecup juga bibir Jisung

"Ayo masuk" Jisung menarik halus tangan chenle, mengajaknya ke dalam sekolah. Melewati koridor, dan menaruh tas di meja

Hanya mereka berdua saja yang datang, murid lainnya belum datang. Mungkin karena muridnya mati setengah? Ada juga murid yang suka sama chenle. Seperti teman pada umumnya, Jisung hanya membiarkan mereka asal mereka tidak merebut chenle darinya

"Morning le, bagaimana keadaan mu?" Tanya seorang siswa tersebut, chenle menulis di kertas

"Aku baik, kamu?"

"Aku baik juga kok"

"Gw kagak ditanyain nih?" Jisung mempoutkan bibirnya. Chenle yang melihat Jisung seperti itu rasanya gemas sekali, ingin mengikat mulut itu

"Ehh, kabar lu gimana?"

"Ck, kalo sama chenle aja formal. Lah sama gw informal" desis Jisung

"Haha, iye lah"

"Baik, kabar lu sendiri gimana"

"Baik juga gw. Ehh iya, lu mau ke kantin ga" tanya Yuta kepada Jisung

"Yok lah"

"Kalian berdua saja? Aku?" Chenle melihat ke arah Jisung

"Chenle nitip apa? Nanti icung beliin"

"Gamau, mau ikut"

"Astaga, nitip aja le. Nanti icung beliin yang banyak deh"

"Serah dah"

"Jangan ngambek dong" Jisung mengecup kening chenle, kemudian pergi bersama Yuta ke kantin

Disepanjang jalan Yuta dan Jisung tertawa bersama, bercerita satu sama lain. Ya ini baru perta.a kalinya mereka bertemu, tapi tidak sedekat ini. Mungkin Yuta punya perasaan sama Jisung? Atau chenle?

PERFECT C || JICHEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang