two. oh dia rupanya

646 62 2
                                    

Happy reading

.
.
.

"Aneh" chenle bicara dalam hati

Chenle segera turun kebawah melihat keadaan ayahnya. Untungnya dia tidak kenapa napa, hanya pusing sedikit

Chenle merasa lega, ayahnya harus rutin meminum obat yang diberikan oleh dokter tadi.

"Dek" panggil bunda. Dan chenle langsung menghampiri bundanya itu dan menggerakkan tangannya

"Apa bun?" Tanya nya

"Kakakmu kenapa?"

"Ngga tau Bun, kemarin dia ngga kaya gini. Chenle ngga tau" jawabnya

"Dia stress kali ya? Biasanya kalo stress gitu sih" ucapnya. Dan chenle sedikit bingung

"Udah ngga usah dipikirin, kamu ke kamar aja, ngerjain tugas" pinta nya, dan chenle hanya mengangguk lalu pergi dari sini

Meninggalkan jejak kaki di atas ruangan. Dan mencium aroma darah yang tidak enak dari kamar Jaemin. Tentu saja chenle panik, dia segera pergi kesana dan melihat keadaan saudaranya itu

Chenle mengetuk pintu disana, dikunci. Chenle berusaha membukanya dengan sekuat tenaga dan tentu saja, pintunya kebuka. Chenle melihat Jaemin sedang menancapkan pisau kearah perutnya

"Kak?!" Kagetnya, chenle segera berlari menuju ruang bawah, dan tidak mendapati keberadaan bunda dan ayahnya itu.

Chenle panik setengah mati, dia segera membawa Jaemin pergi dari rumahnya menuju rumah sakit terdekat. Dia kelihatan lemas sekali

"Ngapain lo bawa gw hah?" Ucapnya begitu lemas. Dan chenle mentulikan omongan Jaemin, dia berlari sangat kencang, Hujan.

Chenle takut, Jaemin akan kehilangan banyak darah. Tidak lama rumah sakit terdekat pun terlihat. Dia menaruh tubuh Jaemin di atas ranjang yang sudah disiapkan

Dokter semua panik, segera mereka melakukan operasi yang terbaik untuk Jaemin. Chenle menunggu dengan gelisah, hati tidak tenang. DNA dia sempat melihat orang tuanya yang ada di rumah sakit ini

"Kamu ngapain disini?" Tanya ayah

"Jaemin yah, dia..." ucap chenle begitu gugup

"Jaemin kenapa le?" Bergiliran bunda yang tanya

"Jaemin nusuk perutnya sama pisau" ucapnya begitu sedih

"APA?!" Teriak sang bunda dengan histeris. Dia segera menuju ruangan Jaemin dioperasi

Bunda menangis didepan ruang operasi nya itu. Dia sangat sedih, dan chenle mencoba menenangkan bunda

"Kamu kan yang lakuin ini semua?!" Tanya bunda dengan nada sedikit marah. Chenle kaget, segera ia menggeleng kan kepalanya

"Ngga Bun, serius. Chenle ngga gitu" katanya

"Alah kamu bohong! Kamu benci sama kakak mu kan? Kamu dendam sama kakak mu?!"

"Ngga Bun, chenle ngga bohong. Chenle ngga ngelakuin apa apa" chenle menyakinkan bundanya

"Halah" ucapnya lalu menampar pipi chenle dengan keras hingga membuat chenle menoleh kesamping dan meneteskan air mata yang sangat dibencinya

Dan chenle berlutut di depan bundanya, dia menyakinkan bahwa dia tidak melakukan itu, dan menangis disana

"Chenle sangat yakin bunda, chenle ngga ngelakuin itu. Bunda percaya sama chenle" pergerakan tangan chenle yang diketahui oleh bunda nya itu, tidak berpengaruh sama sekali

PERFECT C || JICHEN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang