Happy reading!
Saddam lantas berhenti melangkah kala mendengar panggilan dari asisten rumah tangganya. Sebelum sungguh menghampiri Saddam, Siti--sang asisten rumah tangga--menyempatkan diri untuk celingak-celinguk. Memastikan keadaan aman, Siti menyerahkan sebuah paperbag kepada Saddam.
"Apa ini, Bi?" tanya Saddam, tapi tak urung menerima paperbag tersebut.
"Dari Tuan, Den. Katanya tuan beli pas perjalanan bisnis di Italia."
"Oh oke. Makasih, Bi."
"Jangan sampai ketahuan Nyonya, ya, Den. Nanti saya bisa dimarah karena—"
"Ketahuan apa?" tandas Sava.
"Nyo-nyonya?"
Masih dengan pandangan yang mengarah pada Siti, Saddam berucap, "Bibi pasti punya kerjaan lain, kan? Bibi bisa pergi."
Siti segera membungkukkan badan pada Saddam dan Sava sebelum akhirnya terbirit-birit melangkah pergi.
Percaya Saddam akan pergi tanpa menjelaskan sepatah kata pun kepadanya, Sava sontak terlebih dahulu mencekal tangan Saddam. Dia merebut paperbag yang sedari tadi digenggam oleh anak semata wayangnya.
"Cokelat sama permen?"
Saddam menepis tangan Sava kasar.
"Dari siapa? Bukan dari papa kamu, kan?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Sava, Saddam balik bertanya, "Kenapa pulang? Bukannya lebih enak di kantor?"
"Saddam!"
"Mau ini dari siapa, enggak ada urusannya sama mama."
"Gimana bisa enggak ada urusannya sama mama? Mama harus mastiin kalau barang itu bukan dari papa kamu."
"Kenapa? Mama iri karena cuma Saddam yang dapet oleh-oleh dari papa?" sinis Saddam.
Dengan dada yang bergemuruh, Sava berucap lantang, "Perlu berapa kali mama ingatin kamu, hah? Jangan pernah berhubungan sama dia. Dia udah punya keluarga baru! Kamu enggak seharusnya ganggu dia."
Saddam tertawa sarkas. "Terlepas dari dia punya keluarga baru, Saddam tetap anak dia satu-satunya. Dan di sini Saddam bakalan tekenin. Saddam enggak pernah ganggu siapa pun. Kita berhubungan pun karena dia yang kontak duluan. Puas?!"
"Karena dia tahu kamu enggak akan menghindar dari dia, makanya dia tetap hubungi kamu!"
"Apa salahnya, sih, seorang anak dan ayah saling berhubungan? Beda sama ikatan kalian suami-istri yang bisa diputusin, ikatan anak-ayah itu enggak bisa diputus seenaknya kayak gitu. Dan berhenti pulang kalau cuma mau teriak-teriak kayak gini!" sentak Saddam sebelum menyenggol lengan Sava dan melangkah keluar rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Donatella
Genç KurguDonatella Yum, biasa dipanggil Donat Ini tentang Donat yang tumbuh di keluarga toxic. Sedari kecil, Donat selalu dipaksa menjadi nomor satu dalam segala hal, terutama bidang menyanyi. Donat harus mengesampingkan keinginannya semata-mata untuk membah...