Donatella Yum, biasa dipanggil Donat
Ini tentang Donat yang tumbuh di keluarga toxic. Sedari kecil, Donat selalu dipaksa menjadi nomor satu dalam segala hal, terutama bidang menyanyi. Donat harus mengesampingkan keinginannya semata-mata untuk membah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Donatella masih terpaku, tidak berani bergerak seinci pun. Bagaimana mungkin ia tampil di hadapan tamu-tamu Margi? Bagaimana jika ia melakukan kesalahan yang memalukan, kemudian ada yang merekam dan menyebarkannya ke sosial media, bahkan sampai ke tangan ibunya? Ia bisa tewas detik itu juga.
Mengerti kegelisahan kekasihnya, Saddam mengusap pelan tangan Donatella. "Kamu enggak mau maju? Kamu boleh nolak kalau emang enggak mau, tapi menurut aku ini kesempatan emas. Sayang banget buat dilewatin. Dengan ini, kamu bisa buktiin ke siapa pun termasuk Giona, bahwa kamu jauh lebih baik."
"Untuk menghindari hal-hal yang kamu takutin, kamu bisa pilih lagu yang emang kamu kuasai, Yang."
Menatap lekat iris biru Donatella yang penuh ketakutan mengingatkan Arzan dengan sosok sang adik. Adiknya yang tidak berani tampil karena takut mencoba dan berbuat salah.
"Anggap aja gladi bersih lomba, Nat. Mungkin enggak sama, sih, tapi lo bisa anggap begitu, biar lo berani," timpal Arzan seraya tersenyum memperlihatkan gigi gingsul manisnya.
Walau cukup jengkel karena Arzan ikut campur, Saddam mengiyakan ucapan laki-laki itu. Butuh waktu cukup lama agar Donatella beranjak dari kursi menuju panggung. Tepuk tangan serta siulan menggoda lantas memenuhi beach club.
"Cantik, udah ada yang punya belum? Kalau belum, sini sama abang."
Jika saja tidak ingat ini acara ulang tahun Margi, Saddam berani bertaruh dia akan menarik kerah lelaki yang terus saja menggoda kekasihnya.
"Gimana nih cara panggilnya? Donat, tah?"
"Iya, Kak."
Nora membulatkan mulut tidak percaya. "Wow unik, ya. Pernah enggak nanya ke orang tua kamu, kenapa dinamain seperti itu? Apa karena waktu hamil ngidamnya donat kali, ya?"
Gurauan Nora sontak mengundang gelakan tawa tamu undangan Margi, tidak terkecuali Donatella. Karena Donatella juga merasa namanya lucu.
"Jangan baper, ya. Bercanda doang, kok. Namanya unik, kok, sama kayak orangnya. Okay, jadi Donat anak mana? Satu sekolah sama Margi atau beda?"
"Satu sekolah."
"Kalau gitu, boleh dong sebelum kamu mulai nyanyi, kamu kasih tahu kita dulu. Gimana sih sosok Margi di mata kamu? Mau itu jelek atau bagusnya. Kamu boleh spill semuanya."