Donatella | 16

99 26 16
                                    

Happy reading, jangan lupa tinggalin jejak yaa biar aku lebih semangat🥺❤️❤️

Kesal karena sang kekasih terkesan mengabaikannya—terus berbicara dengan Arzan—membuat Saddam menarik pelan lengan Donatella

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kesal karena sang kekasih terkesan mengabaikannya—terus berbicara dengan Arzan—membuat Saddam menarik pelan lengan Donatella. Tarikan tersebut berhasil mengalihkan atensi Donatella. Donatella menoleh sejenak kemudian kembali menatap Arzan.

Baru saja Saddam ingin mengomel akan sikap acuh tak acuh Donatella, gadisnya tak tahu-menahu berucap, "Btw, Zan, kenalin ini Saddam, pacar gue."

Mendengar pengakuan Donatella, seulas senyuman bahagia lantas merekah di bibir Saddam. Pacar gue.

Puji syukur, akhirnya dia ingat kalau masih ada cowoknya di samping, ujar Aillard dalam hati.

Arzan manggut-manggut lalu mengulurkan tangan hendak berkenalan. "Arzan Raveen, kebetulan kenal Donat di les vokal."

Enggak perlu lo sebutin kenalan di mana, gue juga tahu, kali, sungut Saddam.

"Saddam," balas Saddam singkat tanpa berniat menanggapi uluran tangan Arzan.

Arzan lekas menarik tangannya sebelum berucap, "Oh iya, lo berdua udah dapet tempat duduk? Kalau belum, mau duduk bareng?"

Dia budek apa gimana, sih? Jelas-jelas Donat udah spill kalau gue pacarnya. Dan dia masih enggak tahu diri ngajak Donat duduk bareng? "Enggak usah, kita bi—"

Donatella menginjak sepatu Saddam. "Pas banget kita kebingungan cari tempat duduk. Lo masih ada space buat kita berdua?"

Bukan Saddam saja yang membulatkan mata, tetapi Aillard juga. Bagaimana bisa Donatella menerima tawaran temannya? Apa Donatella tidak tahu jika kekasih gadis itu sangat menyeramkan?

"Ada, kok. Kalau gitu kita langsung ke sana aja, kayaknya acara udah mau dimulai," ujar Arzan dibalas anggukan Donatella. Arzan terlebih dahulu melangkah bersama Aillard menunjukkan tempat duduk mereka.

Sembari melangkah secara ogah mengikuti kedua laki-laki yang menurutnya masih asing, Saddam menggerutu, "Harus banget kita duduk sama mereka? Kita enggak kenal mereka, Donat. Mending juga kita duduk sama Rayden atau anak-anak lain. Mereka pasti ada sisain tempat buat kita."

"Itu MC udah siap-siap mau ke panggung, Dam. Kita enggak ada waktu keliling cari teman-teman kamu. Duduk sebentar aja, ya? Nanti kalau emang udah free, kita bisa pindah."

Untuk ke sekian kalinya, Saddam terpaksa mengalah.

"Lo buat masalah apa sampai nahan cowok gue kela—" Edrea sontak menggantung ucapannya kala iris matanya tak sengaja bertabrakan dengan milik Donatella. Dia menaikkan sebelah alis. Siapa sosok gadis beriris mata biru nan indah tersebut?

"Ternyata orang yang ditabrak sama Aillard itu Donat, Dre. Jadi kebablasan ngobrol, deh. Maaf, ya, lama," ucap Arzan seraya membelai rambut Edrea.

Mengetahui gadis tersebut adalah Donatella, Edrea langsung menatap Donatella dari ujung kepala hingga ujung kaki. Dia meneguk ludah. Pantas saja Arzan terpukau. Bagaimana tidak? Rambut cokelat yang badai, badan tinggi semampai, bibir tipis, serta fashionable.

Seketika, Edrea merasa insecure.

"Mereka belum dapat tempat duduk. Boleh, kan, gabung sama kita?" tanya Arzan kepada Edrea dan Kylie—teman dekat Edrea.

Berhubung Kylie berjiwa sosial tinggi dan mudah menyesuaikan diri terhadap orang baru, Kylie dengan senang hati mengangguk. Bahkan, dia sampai berdiri ingin berkenalan. "Hai gue Kylie, anak SMA Aerglo."

"Hai, Kylie! Kenalin gue Donat," Donatella membalas uluran tangan Kylie lalu menunjuk Saddam, "Kalau ini Saddam, pacar gue, hehe."

Ya ampun, Ayang. Hari ini lo mau buat gue terbang berapa kali? Gue sampai enggak bisa ngerasain tanah lagi.

"Edrea," ketus Edrea. Meski tahu Donatella memiliki kekasih, dia tetap merasa terancam. Dia tidak suka keberadaan Donatella di antara mereka. Dia khawatir Arzan dan Donatella akan semakin dekat. Dia tidak mau kehilangan Arzan.

Tepat setelah Donatella dan Saddam duduk, suara sang pembawa acara terdengar. Kini, perhatian mereka semua berpusat ke panggung. Selayaknya acara pada umumnya, sang pembawa acara menyapa juga berbasa-basi sebentar sebelum memanggil Margi—ratu hari ini—maju.

Sejujurnya, Donatella kurang nyaman berpartisipasi dalam acara ulang tahun seperti ini. Karena rasa iri pasti datang menyergapnya. Melihat hubungan harmonis antara anak dan orang tua, orang tua yang terang-terangan mencurahkan kasih sayang mereka kepada sang anak, serta orang tua yang sangat mengenal kepribadian sang anak.

Ia iri. Terlepas dari semua kebutuhannya terpenuhi dan hidup serba mewah, ia ingin diperhatikan sama seperti anak lainnya. Ia ingin dikenal oleh orang tuanya. Tapi kembali lagi, ia Donatella. Sampai kapan pun, keinginannya tersebut tidak akan terpenuhi.

Acara sweet seventeen yang mewah? Tentu saja Jaddes dan Rea dapat memberikannya. Tapi, kedua orang tuanya pasti segan bertingkah laku bak orang tua Margi.

Saddam juga merasakan hal yang sama. Boro-boro kedua orang tuanya mendampinginya, mereka saja berpisah tanpa memedulikan perasaannya. Sekalipun, mereka tidak pernah sungguh-sungguh memperhatikannya. Mereka hanya akan mengingatnya jika mereka memiliki keperluan. Miris, bukan?

Beruntungnya, ada Donatella. Donatella merupakan satu-satunya alasan bertahan di dunia ini. Sejak mengenal Donatella, dia tidak butuh siapa pun lagi, selain gadis tersebut. Hanya Donatella yang mampu membuatnya bahagia, ibarat tidak memiliki satu pun beban di pundaknya.

"Biar acaranya lebih seru, kira-kira ada yang mau maju ke depan, enggak? Tampilin sesuatu yang spesial buat star kita hari ini. Atau mungkin Margi mau request?"

Sebelum Margi menjawab, Saira sengaja berteriak, "Giona! Suruh Giona nyanyi sambil dance, Mar. Giona kan jago."

Walau satu SMA Capella tahu Giona pasti akan dengan senang hati menerima tawaran tersebut, Giona malah menunjukkan sikap malu-malu kucing. Donatella refleks saja mengernyit jijik.

"Mau aku teriakin nama kamu juga, enggak?" bisik Saddam.

"Ngawur. Jangan. Aku enggak mau, ya, Saddam," sikut Donatella.

Alih-alih menuruti permintaan Saira yang mengajukan nama Giona, Margi tersenyum lebar lalu berucap, "Sebenarnya gue punya singer favorit, sih, di sini. Tapi gue ragu dia mau maju, soalnya dia orangnya enggak pede gitu sama suaranya."

Sorak-sorai sontak memenuhi beach club. Semua penasaran terhadap sosok yang dimaksud Margi.

"Wah, kira-kira siapa, nih, yang bakalan diundang maju sama Margi?"

Percaya Donatella mampu menyihir semua orang yang dia undang ke acara sweet seventeennya, Margi berucap, "Untuk Donatella Yum, gue persilakan maju ke panggung."

Donatella membeliakkan mata. Gu-gue?

***

Giona pasti malu banget sih🤧

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang