Donatella | 10

137 32 41
                                    

Happy reading, Doluv❤️

Saddam tersenyum kecil melihat Donatella sibuk mengoceh dengan Frosty

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saddam tersenyum kecil melihat Donatella sibuk mengoceh dengan Frosty. Meski rasa ingin tahu Saddam terhadap laki-laki di depan les vokal sangat tinggi, Saddam berusaha menahannya. Berulang kali Saddam mengingatkan dirinya bahwa ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal tersebut.

"Kamu beneran mau bawa sampai ke kelas?" tanya Saddam.

Donatella mengangguk.

"Yakin? Nanti kalau disita, gimana?"

"Enggak bakalan."

"Bukannya kamu hari ini ada pelajaran Sosiologi?"

"Iya, tapi tenang aja. Selama aku enggak keluarin pas pelajaran, Frosty aman, kok."

"Ya udah."

Setelah membuka pintu mobil, Donatella menoleh ke Saddam. "Kalaupun disita, kan nanti ada Ayang Saddam yang bantu minta ke Bu Riska."

Tahu Saddam akan berteriak, Donatella lantas berlari menjauhi parkiran. Memastikan jaraknya dengan sang kekasih aman, Donatella pun terkekeh membayangkan ekspresi jengkel Saddam. Sebab dari sekian banyak guru, Saddam paling tidak ingin berurusan dengan Bu Riska.

Bagi Saddam, lebih baik mendengar suara kucing melahirkan daripada omelan Bu Riska.

"Ups, sorry enggak sengaja."

Donatella mendengkus. Tanpa perlu mendongak, ia sudah tahu pelakunya. Siapa lagi jika bukan Giona? Hanya Giona yang selalu bertingkah menyebalkan.

"Udah sehat lo?"

Donatella meraih boneka penguin yang tergeletak di lantai akibat tabrakan barusan sebelum menatap Giona tajam dan berucap, "Kenapa? Sedih karena gue cepet sembuh?"

"Sorry, ya. Gue enggak punya waktu buat sedihin lo," ujar Giona sembari mengibas rambut cokelat kemerahannya.

Tidak ingin suasana hatinya kembali hancur, Donatella memilih berlalu dari sana. Namun, Giona langsung mencekalnya.

"Apa lagi, sih? Ini masih pagi, ya, Gi. Jangan cari gara-gara."

"Kemarin lo ngapain?"

Kening Donatella sontak mengerut mendengar pertanyaan yang dilontarkan Giona. Kemarin?

"Sampai nyokap lo buru-buru pulang dari rumah gue. Kasihan banget, sih, jadi nyokap lo. Punya anak nyusahin bener. Coba dia punya anak kayak gue, pasti bahagia," tambah Giona seraya tersenyum meledek.

Donatella mengeratkan cengkramannya pada Frosty menahan amarah sekuat yang ia bisa sebelum membalas, "Lo pengin banget jadi anak mama gue? Ya udah, gih, sana cobain. Tapi gue rasa, bahkan belum sampai sejam lo udah ngerengek minta tukar nyokap lagi. Karena apa?"

Donatella melangkah mengikis jaraknya dengan Giona, menyentuh pundak Giona lalu mendorongnya pelan. "Karena jadi anak nyokap gue, berarti lo siap disuruh les dua puluh empat jam. Anak manja kayak lo? Sanggup sama aturan nyokap gue? Boro-boro."

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang