Donatella | 12

130 30 23
                                    

Happy reading, Doluv❤️

Panggilan dari sang kekasih sukses membungkam mulut Saddam yang sebelumnya tengah berceloteh ria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Panggilan dari sang kekasih sukses membungkam mulut Saddam yang sebelumnya tengah berceloteh ria.

"Aku masih utang penjelasan ke kamu, bukan?"

Dari layar ponsel, Donatella dapat melihat wajah kebingungan Saddam. Sehingga ia menambahkan, "Cowok di les vokal."

"Oh."

"Maaf karena dari kemarin aku belum sempat jelasin dan bikin kamu terus ngalah. Padahal aku yakin kamu pasti gatel banget mau nanyain."

Saddam tersenyum tipis. "Iya. Kamu bener. Aku emang gatel banget mau bahas itu. Tapi, kamu pasti tahu kan prioritas aku apa?"

"Kebahagiaan aku."

"Iya. Setiap kali aku mau bahas soal itu, setiap kali juga kamu lagi tertekan karena mama papa kamu. Jadi, mana mungkin aku maksa kamu buat jelasin itu?"

"Saddam."

"Jangan nangis. Enggak ada yang bisa peluk sekarang."

Donatella sontak terkekeh. "Saddam."

"Apa, Sayangku?"

"Mau peluk."

Mendengar permintaan Donatella, Saddam lantas menoleh melihat jam yang tergantung pada dinding kamar. Mendekati jam makan malam. Haruskah dia pergi menghampiri sang kekasih? Ah, lagipula ibunya tidak akan pulang untuk makan malam bersama.

"Ya udah, aku ke sana sekarang."

Donatella membeliakkan mata tak percaya. "Beneran? Aku cuma bercanda."

"Iya."

"Dam, enggak usah. Aku bercanda aja, ah. Lagian mama pasti enggak bakalan kasih kamu nyusul aku ke rooftop."

"Itu, mah, urusan kecil. Kamu mau titip makanan apa? Tante Rea pasti enggak kasih kamu makan, kan?"

Donatella hanya mengangguk sebagai jawaban.

Saddam bergumam memikirkan jenis hidangan yang cocok untuk mereka, mengingat mereka akan menyantapnya di cuaca dingin. "Oh, soto Pak Ruslan. Mau?"

"Mau!" seru Donatella antusias.

"Oke, kalau gitu aku matiin ya teleponnya. Aku pergi beli dulu baru samperin kamu. See u, Ayang."

Saat panggilan video tersebut berakhir, detik itu juga Donatella mulai merasakan dingin. Ia merutuki kebodohannya. Mengapa tadi ia tidak terlebih dahulu mampir ke kamar untuk mengambil sweater ataupun jaket?

Donatella menggosok kedua telapak tangannya guna menghangatkan diri. Merasa bosan, ia pun bergerak mendekati kaca pembatas rooftop. Memandangi pohon-pohon rindang yang berada di perumahannya.

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang