Donatella | 8

153 36 42
                                    

Happy reading, Doluv❤️

Setelah memastikan mobil guru lesnya sudah menghilang di belokan komplek, Donatella segera mencari pegangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memastikan mobil guru lesnya sudah menghilang di belokan komplek, Donatella segera mencari pegangan. Ia bertumpu pada gerbang rumahnya yang kokoh. Sisi tangannya yang menganggur digunakan memijat pelan pelipisnya yang berdenyut.

Tidak cukup menyiksa Donatella dengan menyeretnya ke les vokal, tetap les Bahasa Inggris, Rea juga mendatangkan guru baru yang sempat mereka bahas. Guru baru tersebut akan mengajar mata pelajaran pokok, seperti Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Matematika, serta Bahasa Indonesia.

Setiap hari dari jam setengah sepuluh hingga sebelas malam. Ibunya sangat baik, bukan?

Donatella menarik napas dalam sebelum mengembuskannya perlahan. Ia menolehkan pandangannya menuju sisi rumah di mana kamar Rea dan Jaddes berada. Dalam sekejap, tawanya langsung meledak di udara.

Di saat ia harus berkutat dengan materi pajak, kedua orang tuanya asik terlelap.

Merasa dirinya membutuhkan waktu untuk menjernihkan pikiran, Donatella diam-diam menyelundup keluar gerbang. Masa bodoh dengan flu yang belum kunjung membaik, ia ingin duduk sejenak di taman komplek menikmati pemandangan ribuan bintang.

Donatella meraih ponsel dari saku celananya.

Donatella Yum
Saddam, udah tidur?

Donatella Yum
Kalau belum, bisa datang?

Donatella Yum
Aku di taman komplek. Sumpek banget di rumah. Baru selesai les

Rasa kecewa langsung menyelinap ke dalam dada Donatella begitu melihat pesan tersebut hanya dibaca oleh Saddam. Sepertinya Saddam masih marah dengannya karena ia telah membuat dua kesalahan.

Tetap pergi les sementara Saddam menyuruhnya beristirahat serta Saddam berpikir ia membohonginya tentang tidak memiliki teman akrab, khususnya laki-laki, di les vokal.

Membuang keinginannya jauh-jauh akan didekap hangat oleh Saddam, Donatella kembali memasukkan ponsel ke dalam saku. Donatella tersenyum simpul kala sampai di taman komplek. Jika dilihat dari segi ukuran, taman komplek kalah jauh dari taman di rumahnya.

Namun, entah mengapa Donatella merasa lebih nyaman berada di taman komplek.

Donatella memejamkan mata sejenak, membiarkan angin malam menerpa wajahnya. Pikirannya menerawang jauh ke masa kecil. Sebenarnya, masa kecilnya pun tidak jauh berbeda dari yang sekarang. Belajar keras agar mendapatkan juara. Les vokal semata-mata untuk memenuhi keinginan Rea.

Dimarah habis-habisan jika ia tidak sengaja membuat kesalahan kecil dalam menyanyi. Dituntut untuk menguasai banyak bidang. Tidak diberikan kesempatan dalam memilih sesuatu. Dikontrol agar menjadi seorang gadis yang sempurna.

DonatellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang