Donatella Yum, biasa dipanggil Donat
Ini tentang Donat yang tumbuh di keluarga toxic. Sedari kecil, Donat selalu dipaksa menjadi nomor satu dalam segala hal, terutama bidang menyanyi. Donat harus mengesampingkan keinginannya semata-mata untuk membah...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arzan Raveen Mau sampai kapan marahnya?
Arzan Raveen Sini keluar, aku udah di depan
Usai mengirim dua bubble chat tersebut, Arzan pun memasukkan ponselnya ke saku. Meski ada sedikit rasa ragu yang menyergap dirinya, dia tetap setia menunggu sang kekasih di pagar. Hampir sepuluh menit lamanya pesan itu telah dibaca, tetapi Edrea tak kunjung keluar.
Sembari menghela napas, Arzan menoleh ke jendela kamar Edrea. Tidak sampai sedetik, atensinya teralihkan oleh bunyi notifikasi ponsel. Buru-buru, dia merogoh saku mengambil benda pipih itu.
Edrea☺️ Aku enggak di rumah
Edrea☺️ Balik aja
Arzan menggaruk tengkuknya yang tak gatal sebelum mengetikkan balasan.
Arzan Raveen Aku tahu kamu di rumah
Arzan Raveen Lampu kamar kamu nyala
Dalam sekejap, lampu kamar Edrea padam.
Arzan Raveen Harus berapa kali aku jelasin ke kamu, Dre? Aku enggak ada hubungan spesial sama Donat
Arzan Raveen Kita baru dua kali ketemu dan itu semua kebetulan. Enggak ada maksud tertentu
Edrea☺️ Kalau emang enggak ada hubungan spesial, kenapa cowoknya sampai nanyain kamu ke Aillard?
Arzan menghela napas, lagi.
Arzan Raveen Aku yakin ada kesalahpahaman di antara Donat sama pacarnya
Arzan Raveen Dan itu bukan urusan kita
Arzan Raveen Enggak mau keluar? Kalau enggak, aku pulang, ya
Edrea☺️ Mau. Tunggu bentar
Arzan tersenyum kecil. Akhirnya, perjuangannya membuahkan hasil. Suara decitan pintu yang terbuka membuat Arzan segera menoleh. Yakin bahwa Edrea akan memeluknya, Arzan merentangkan kedua tangannya lebar. Namun sayangnya, dugaannya salah.
Jangankan menghampiri dirinya untuk memeluk, Edrea saja tidak membukakan pagar. Edrea bersidekap di pagar yang tergembok.
"Enggak mau peluk?"
Edrea menggeleng.
Arzan menekuk bibirnya sok ngambek kemudian naik ke motor. "Ya udah, aku pulang."
"Ya udah, sana," usir Edrea.
Arzan menaikturunkan kedua alisnya. "Bener, ya? Aku pulang, nih."