Blood 1.18

190 25 1
                                    

👑Happy Reading👑

Para pria itu menuju bawah tanah untuk berganti baju perang, Wonwoo menghampiri Jay dan menyerahkan jubah perang tersebut pada Jay.

"Ini peninggalan Jun yang ia tinggalkan, baginda kaisar mau kau menggunakannya sebagai perwakilan dari kerajaanmu."

Jay menatap Sunghoon yang mengangguk dan mempersilahkannya, "Kau penerus ayah selanjutnya, pakailah. Aku akan memakai jubah ayah yang lainnya."

"Jun hyung juga meninggalkan ini buat pangeran kedua, jubah kalian sama sama pernah di pakai saat perang. Baginda kaisar menyimpannya dan menyuruh kalian untuk memakainya, kalau kalian tidak merasa keberatan."

"Dan ini pedang milik kalian, satu bermata safir jingga dan satunya bermata safir hijau, sesuai dengan permata yang keluarga kalian miliki. Didalam pedang itu ada nama kalian sebagai penerus pedang yang selalu yang mulia ratu gunakan dan ada kekuatannya masing-masing, menyesuaikan diri kalian."

"Ini pedang milik ibu?" tanya Sunghoon.

Wonwoo mengangguk, "ibu kalian adalah orang yang hebat dalam berpedang. Dia dinobatkan sebagai satu-satunya wanita yang bisa mengayunkan pedang dengan indah saat melawan dan bertarung melawan kakaknya."

"Jadi selama ini baginda kaisar menyimpannya?" tanya Jay, Wonwoo mengangguk.

"Baginda kaisar selalu menyimpan barang-barang yang mulia ratu, mulai dari koleksi permatanya sampai pakaiannya, semuanya tersimpan rapi di tempat yang disembunyikan karena barang itu sekarang disebut sebagai barang bersejarah."

Jay membuka pedang tersebut, namanya tertulis di dalam pedang itu dan ia bisa merasakan kekuatannya ikut mengalir saat memegang pedang tersebut.

"Jay, matamu."

"Kau juga," ucap Jay karena mata Sunghoon juga berubah.

Saat pedang itu tertutup, mata Jay kembali memerah, tidak seperti Sunghoon yang menghitam. Ia menatap Sunghoon yang terkejut, "Kau tidak akan membunuhku, kan?"

"Tentu saja tidak bodoh! Mataku memerah karena kekuatan Haneul mengalir juga di darahku."

Sunghoon mengangguk. "Kalau begitu kita tidak boleh membuang waktu, kita harus bergegas!"

Jay mengangguk lalu mengikuti Sunghoon memakai jubah ayahnya.

Sedangkan Haneul dan kedua kembar itu menghampiri Seungcheol yang berada di gerbang timur.

"Aku tahu kalau kau pasti ada disini!" ucap Ara yang membuat Seungcheol berbalik dan langsung berlari memeluknya.

"Kau membuatku khawatir!" Pria itu melepas pelukan tersebut dan menatap Ara, "aku yakin kau pasti bangun karena aku merasakan kekuatanmu mengalir di darahku."

"Oh, Haneul. Kau juga bangun, aku turut berduka atas gugurnya ayahmu."

Haneul mengangguk, ia sempat terkejut tapi ia harus mengesampingkan semua itu lebih dulu.

Ara menarik Arora untuk melihat apa yang sudah ia perbuat. "Kau lihat siapa itu?" tanyanya sambil menunjuk ke arah Seokmin.

"Seokmin?"

"Dia adalah suamimu, kalian sudah menikah 3 tahun yang lalu karena di jodohkan oleh raja iblis vampire hitam sebelumnya. Bayangan hitam yang ada di dalam dirimu itu yang membuatmu melakukan semua ini."

"Memangnya apa yang aku lakukan sampai melakukan perang bodoh seperti ini?"

Ara tersenyum. "Semua kau lakukan untuk mengambil dan merebut paksa darah anak dewa dan dewi yang ditakdirkan bisa membangkitkan kekuatanmu, menjadikanmu ratu mereka. Makanya raja sialan itu menjodohkanmu dengan Seokmin, kau juga sudah memiliki satu putra yang masih kecil dan sekarang berada di istana dan berada di bawah pengawasan Seungcheol."

THE BLOOD { Enhypen }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang