"Ibu!"
"Tuan putri, jangan lari di dalam koridor, anda bisa terjatuh!" ucap pelayan yang mengejar remaja aktif berusia 14 tahun itu.
Haneul menoleh saat putri bungsunya memanggil, ia memberikan kertas yang di genggamannya ke Reni lalu merentangkan tangannya untuk memeluk putrinya.
"Alice tidak perlu berlari seperti itu, kau bisa terjatuh seperti Alaka," tegurnya yang membuat Alice merajuk.
"Tapi aku merindukan ibu, Alaka juga sibuk berlatih pedang dengan Julian oppa."
"Kau sudah menyelesaikan semua kelasmu?" tanya Haneul, perempuan itu mengangguk.
"Lalu dimana sekarang eonni mu?"
Alice terlihat terdiam dan menunduk, Haneul menatapnya bingung. "Ada apa? Apa ada sesuatu yang terjadi dengan Haera?" tanyanya.
Alice menggeleng. "Itu... Eonni sekarang jarang terlihat dan bermain denganku lagi, ia selalu bolak-balik ke ruangan ayah."
Haneul tersenyum melihatnya, putri sulungnya yang sebentar lagi menjadi penerus Jay kini sedang disibukkan dengan persiapan dirinya sebagai putri mahkota, lalu Julian yang ingin mengambil sumpah Ksatria, kemudian Alice dan juga Alaka yang akan debut sosial.
Ia menatap anak perempuannya, "jadi anak ibu merindukan kakaknya?"
Alice mengangguk, Haneul kembali tersenyum. "Kalau begitu mari kita bertemu dengan kakak, ibu tau dimana dia sekarang," ucapnya yang membuat senyum Alice merekah.
"Benarkah?"
Haneul mengangguk. Ia menyuruh Reni untuk memberikan dokumen yang sudah mereka bicarakan ke Jungwon, lalu kembali menyuruh wanita itu untuk membuatkan cemilan dan teh. Setelah itu, Haneul mengajak Alice ke taman belakang, tempat dimana ia sering melihat Haera bersantai sendirian.
Dugaan dan waktunya tepat, terlihat seorang perempuan berambut pirang sedang bersantai di bawah pohon besar dengan membaca buku. Taman belakang yang berhadapan dengan danau yang baru beberapa tahun dibuat Jay sebagai hadiah ulang tahun Haera yang ke 15 tahun.
"Eonni!!"
Haera langsung menoleh saat Alice memanggilnya, ia menutup bukunya dan menerima pelukan adiknya. Lalu, matanya melihat Haneul yang menghampirinya.
"Kau sedang bersantai?" tanyanya
"Ah~iya, hari ini ayah menyuruhku untuk istirahat dan tidak boleh mengerjakan apapun, jadi aku kemari untuk sedikit bersantai."
"Apa ibu boleh duduk disini bergabung denganmu?"
"Tentu saja." Haera menyuruh pelayannya untuk mengambil satu kursi lagi, supaya Alice bisa duduk juga bersama mereka. Lalu, Reni datang membawa cemilan dan teh yang diinginkan oleh Haneul.
"Bagaimana persiapan mu sejauh ini?" tanyanya membuka percakapan. Terlihat Haera menghela nafas dan menunjukkan wajah lelahnya.
"Melelahkan, belum lagi nanti ayah menyuruhku belajar berbagai macam bahasa yang harus aku hapal, mengikuti banyak kelas. Menjadi putri mahkota ternyata se melelahkan ini, apa ayah juga dulu seperti ini?"
Haneul mengedikkan bahunya. "Mungkin saja, tapi pamanmu juga dulu seperti itu, ibu hanya mendapat pembelajaran dari para guru saja," jawabnya.
"Ibu sebenarnya tidak setuju dengan keputusan ayahmu, di umurmu yang masih 17 tahun ini harus sibuk belajar ini itu sedangkan harusnya kau masih bermain dengan teman-temanmu."
"Aku tidak masalah dengan itu, ayah juga selalu membantuku. Tapi aku beruntung, ayah tidak pernah mendesakku untuk menikah walaupun teman-teman di usiaku sudah pada menikah, aku cukup beruntung disana dan juga aku mengenal rakyatku, seperti yang ibu ajarkan pada ayah."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BLOOD { Enhypen }
FanficJay,putra mahkota berdarah vampire yang sama sekali tidak bisa membangkitkan kekuatan apapun dan memilih bersembunyi di balik tembok istana. Berbeda halnya dengan Sunghoon,kembar tak seiras dari Jay yang bahkan mewarisi seluruh kekuatan sang ayah. ...