Sya lebih tepat disebut mayat hidup dibandingkan manusia. Setelah malam saat Sya menandatangani surat izin poligami tersebut, Sya tidak berbicara kepada siapapun. Perempuan itu pun tidak menceritakan apa yang sudah terjadi kepada orang lain. Dia benar-benar diam. Seperti biasa, pagi ini menyiapkan sarapan, pakaian Awan, dan peralatan kuliahnya sendiri. Semua dilakukannya dalam diam.
Sya selesai bercermin. Perempuan itu meraih tas dan kunci motor yang ada di atas meja. Hari ini dia menggunakan jilbab hitam polos dan khimar segitiga berwarna hitam juga. Biarlah terlihat seperti hendak melayat. Memang ada yang mati hingga membuatnya berduka.
Sya meraih tumblr kosong yang nanti dia akan isi di dapur sebelum keluar. Namun, ketika Sya hendak melangkah keluar kamar, tangannya di tahan seseorang. Tanpa menoleh pun Sya tahu siapa pelakunya, tentu Awan yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Tanpa berbicara, Sya mencoba melepas cengkraman itu, sayangnya kekuatannya tidak sebanding dengan Awan. Laki-laki itu menarik tangan Sya dan membalikkan tubuh istrinya hingga menghadap ke arah tubuhnya.
"Lepas, Mas!" perintah Sya berusaha melepas dan mengurai jari tangan suaminya, tetapi Awan mempererat jarinya. Awan menarik tangan Sya hingga tubuh Sya menempel ke tubuhnya. Bahkan, lengan Sya sudah menempel di dada suaminya yang masih polos tanpa tertutup apapun. Sya masih enggan menatap laki-laki itu.
"Saya nggak akan menikahi siapapun," ujar Awan tidak memengaruhi gerakan Sya yang ingin dilepaskan.
"Sya!" panggil Awan meminta atensi istrinya.
"Sya nggak peduli," ujar Sya datar dengan tangan yang masih memberontak.
Awan menghela nafasnya kasar. Tangan kirinya yang bebas memenjarakan pinggang Sya dan menariknya hingga tubuh Sya menempel di tubuhnya. Sya yang awalnya berontak mendadak diam. Dengan tatapan marah, Sya akhirnya menatap sepasang mata Awan dengan sedikit mendongak.
"Saya nggak akan menikahi si-a-pa-pun," ulang Awan diakhiri ejaan untuk memberikan penekanan sambil menatap Sya.
Sya mencari sesuatu di mata suaminya, tetapi dia tidak menemukan apapun.
"Nggak ada yang bisa Sya harapkan sampai Mas punya pendirian untuk mengurus rumah tangga kita sendiri."
Awan menaikkan satu alisnya.
Sya menghentakkan diri dari suaminya yang lalai akan tenaga dalam menahan tubuh Sya.
"Sya berangkat. Assalamu'alaikum," ujar Sya berbalik dan pergi tanpa menyalami suaminya. Sya menuruni tangga dan melewati meja makan yang menampilkan wajah Heni dan Lintang.
"Mba nggak sarapan?" tanya Lintang lirih. Gadis itu akhir-akhir ini sedikit berinisiatif menyapa kakak iparnya, meskipun dengan tatapan yang datar dan wajah sendu.
Sya melirik Heni sekilas sebelum menggeleng. "Mba sarapan di kampus saja," kata Sya sebelum melanjutkan langkahnya keluar rumah. Entah ke mana tumblr yang dia pegang tadi.
Sebenarnya, Sya hanya memiliki satu jadwal kuliah. Itupun berlangsung nanti siang. Namun, sekarang jarum pendek jam bahkan belum melewati angka tujuh. Sudah berhari-hari ini Sya tidak menyentuh makanan di rumah. Tidak nafsu memakan apapun sebab nasi kuning yang dijual oleh salah satu mahasiswa di kelas yang harganya tidak sampai Rp7.000 lebih nikmat. Padahal, hanya ditaburi telur dadar tipis dicampur tepung dan orek tempe hancur saja. Tidak lupa remukan kerupuk. Makan siang Sya bisa mengganjal perutnya dan pastel berisi bihun.
"Hei!"
Sya menghentikan tilawahnya saat sebuah suara menyapa. Sya mendongak dan disambut sebuah cengiran khas Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENGIBA CINTA DALAM SATU SURGA(SELESAI)✓
SpiritualJudul awal: CAHAYA SEORANG IMAM/CAHAYA UNTUK SYA 🔥🔥Plagiat Artinya Mencuri dan Mencuri Itu Dosa 🔥🔥 Shalihah, taat, hafizah, cantik bukan hanya rupa tapi juga akhlaknya adalah sederet kriteria perempuan yang seluruh laki-laki di dunia ini sepakat...