31. Tentang Banyak Hal

3.6K 487 143
                                    

"Mau ke mana, Bang?"

Laki-laki yang baru saja hendak membuka pintu mobil yang terparkir di halaman panti mengurungkan niatnya. Tubuhnya berbalik dan senyum tipis tercetak di bibirnya saat pemilik suara yang menyapa dirinya berdiri sambil melepas helm dari kepalanya.

"Mau ke bandara," jawab laki-laki itu singkat.

Matanya memperhatikan penampilan perempuan yang sedang mengangguk sambil meletakkan helm di spion motornya. Perempuan itu menggunakan jilbab yang terdapat sedikit aksen batik. Kombinasi warna baby blue dengan batik di bagian bawah dan lingkar dengan. Juga, kepalanya dililit dengan pasmina menutup dada. Penampilan yang belum pernah Lingga lihat sebelumnya. Biasanya, perempuan itu hanya mengenakan jilbab dan Khimar polos saja.

"Mau ke kondangan Ruhi ya, Sya?"

Perempuan itu mengangguk. "Abang nggak kondang?" tanyanya berbalik.

Laki-laki itu melirik jam tangannya sekilas sebelum menjawab pertanyaan dari Sya. "Abang udah ke sana tadi pagi pas akad," jawabnya singkat.

Sya mengangguk. "Kalau gitu, Sya masuk dulu ya, Bang. Mau ketemu anak-anak sebentar," pamit Sya meninggalkan Lingga yang juga masuk ke dalam mobil dan mengendarainya menuju bandara seperti rencananya.

Laki-laki itu harus sedikit lebih cepat membawa mobilnya agar tidak tertinggal pesawat. Sementara itu, Sya yang baru masuk disambut oleh anak-anak yang sudah berseru dan berlari memeluk perempuan itu meninggal aktifitas bermainnya.

"Kakak bawa kue banyak. Ada yang mau?!" seru Sya mengangkat tinggi sebuah kotak yang berlapis plastik.

"MAU!!!!"

Sya tersenyum dan mengarahkan anak-anak itu untuk duduk tenang. Pelan-pelan Sya membuka kotak yang berisi kue tersebut dan membaginya rata kepada mereka yang kini sedang memakan semangat kue-kue itu.

Sya mengusap pelan kepala mereka yang sedang lahap menyantap kue di tangannya. Sya tersenyum membersihkan sudut-sudut bibir yang terdapat remahan.

"Akak, enak," ujar salah satu sambil menatap Sya dengan tatapan berbinar.

"Insyaallah nanti Kakak bawa lagi ya."

Anak itu mengangguk semangat. Sya tersenyum dan mengarahkan matanya pada gadis kecil dengan rambut dikuncir kedua sisinya.

"Raiha," panggil Sya sambil menyentuh bahu gadis itu.

Gadis itu mengangkat wajahnya dan tersenyum. Sya mengangkat jempolnya dan menggerakkan bibirnya, "Enak?"

Gadis itu mengangguk. Jari-jari tangannya kanannya menyentuh dagu dan dilepas berulang kali. Sya mengangguk dan mengecup puncak kepala gadis itu.

"Mba Sya di sini? Ndak ke nikahan Mba Ruhi?" tanya seseorang yang muncul dari arah dapur membuat Sya menoleh.

Perempuan itu bangkit dan mendekati wanita dengan pakaian adat Jawa, yaitu kain jarik dan kebaya kutu baru berwarna pudar. Tangan Sya menyalami wanita yang dipanggil Budhe itu. Kemudian, dia mengambil alih nampan berbahan stainless steel berwarna putih bergambar bunga-bunga di tengahnya.

"Sya ke sini dulu, Budhe. Habis itu ke nikahan Kak Ruhi," jawab  Sya sambil meletakkan nampan berisi potongan buah semangka ke atas meja yang biasanya digunakan untuk meletakkan makanan untuk anak-anak.

Budhe mengangguk dan melihat ke arah anak-anak yang duduk di atas karpet dengan mulut yang masih mengunyah. Wanita itu tersenyum dan menoleh ke arah Sya yang berdiri menata piring-piring kecil berbahan plastik di atas.

"Mbak Yumna ke mana, Budhe? Nggak kelihatan," tanya Sya.

"Ke rumah sakit," jawab Budhe membuat Sya menoleh.

MENGIBA CINTA DALAM SATU SURGA(SELESAI)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang