0.2

24 5 0
                                    

06.30

Khaila sudah siap dengan seragamnya, tinggal menunggu Yasa untuk menjemputnya.

Khaila turun kebawah dan di suguhkan pemandangan yang sangat mengganggu matanya.

Selalu saja ketika akan berangkat ke sekolah, Khaila selalu melihat pasangan suami-istri yang sangat romantis bak pengantin baru.

Tentu saja orang tuanya. Hanifa dan Rendra memang selalu terlihat harmonis, apalagi di depan anak-anaknya. Katanya, supaya menunjukkan bahwa mereka selalu bahagia sehingga anak-anaknya juga harus selalu bahagia.

"Aduh aduh pengantin baru, lupa apa ini tuh ruang makan bukan kamar!" Gerutu Khaila dengan sedikit meledek Mama dan Papa nya itu.

Yang di sindir hanya senyum-senyum aja dan sedikit lebih merenggang.

"Eh Khai udah siap aja. Berangkat sama siapa sekarang? Reas?" Tanya Hanifa, Mamanya itu.

"Engga ma, sekarang aku sama Yasa. Reas udah berangkat duluan tadi pagi-pagi banget ada rapat OSIS katanya." Jawab Khaila.

Reas selain ganteng dan tegas, dia juga aktif di sekolah. Idaman cewek-cewek banget deh.

"Oalah, yaudah sini sarapan dulu." Seru nya dan mereka pun sarapan bareng.

Selang beberapa menit terdengar suara motor yang terparkir di depan gerbang. Khaila yang tahu itu Yasa segera bangkit dari meja makan dan pamitan kepada orang tuanya.

"Khaila berangkat ya Pa, Ma, assalamualaikum." Khaila hendak pergi melangkah, tetapi Mamanya menegur.

"Et sebentar dulu, ini bawa bekel kamu, kasi Yasa juga, siapa tau dia belum sarapan." Seru Hanifa.

Khaila hanya mengangguk lalu meraih bekalnya itu dan pergi keluar.

Di luar gerbang terlihat Yasa yang sudah menunggu Khaila dengan kegantengan yang haqiqi.

"Pagi, sory ya lama hehe" sapa Khaila kepada sahabatnya itu.

"Pagi, apaan si, sans aja kali La" jawab Yasa dengan muka ganteng yang santai. Khaila hanya senyum.

Berbeda dengan sahabat-sahabatnya yang lain, Yasa mempunyai nama panggilan khusus buat Khaila, yaitu La. Teman-teman yang lainnya memanggil Khaila dengan sebutan "Khai"

Yasa yang melihat Khaila cuma diem aja sedikit gemas. Bukannya naik motor malah bengong.

"Nunggu apa lagi sih? Ayo naik." Seru Yasa yang membuat Khaila terhenyak kaget dan cuma senyum kaku saja lalu naik keatas motor Yasa.

Yasa lalu membawa motornya itu ke sekolah dengan kecepatan sedang. Biasanya ia ngebut, tetapi sekarang bonceng cewek jadi harus pelan, apalagi pake motor gede.

◖⚆ᴥ⚆◗

Sesampainya di sekolah, Khaila dan Yasa tidak langsung masuk kelas, mereka menuju kantin yang dimana sudah ada teman-teman mereka lainnya.

"Widiw, selamat pagi ibu peri yang cantik dan pangeran kodok." Tak lain dan tak bukan itu sapaan dari seorang Nuel yang jelas mengundang cekikikan dari yang di sapa, Khaila.

Sedangkan Yasa mendelik tidak suka, masa seganteng dia disebut pangeran kodok?!

Gistni yang menangkap raut wajah tak suka Yasa sontak mengkompori Nuel musuhnya itu supaya dimaki Yasa.

"Wah parah lu Nuel! Sa masa lu di katain pangeran kodok sama dia, kurang ajar bangetkan!!"

"Apaan dah, kodok kodok juga kan pangeran! Gak usah kompor lu kembaran mimi peri!" Balas Nuel yang sebenernya agak takut Yasa beneran kepancing sama komporan Gistni.

Shireen dan Khaila hanya menyaksikan perdebatan antara kedua temennya itu dengan geleng-geleng kepala saja. Mereka cukup pusing jika harus ikut campur.

◖⚆ᴥ⚆◗

Haloo!! akhirnya aku kembali lagii
gimana nih temen-temen ceritanya? komen yaaa🥰
see u👋🤩

The Hexa | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang