2.5

10 2 0
                                    

Sesampai di dalam, Shireen dan Reas celingukan mencari keberadaan yang punya acara. Reas hanya akan memberikan selamat dan setelah itu pulang. Sedangkan Shireen yang ternyata sudah pergi entah kemana. Reas tak menyadari kepergian Shireen.

Ketika mendapati Nuca sang punya acara, Reas lantas melambai dan menghampirinya. Begitu pun sebaliknya.

Seperti cowok pada umumnya, Reas menyalami Nuca dan memberikan selamat. Nuca berterimakasih dan mengajak Reas untuk gabung dengannya dan teman lainnya berjoget sambil minum alkohol.

Tentu Reas menolaknya.

"Sory gua gak bisa lama-lama Ca. Gua kesini bareng temen gua, cewek. Dia gak biasa ada di tempat kek gini." Ucap Reas. Ia belum menyadari bahwa Shireen tidak ada di belakangnya.

"Widih gaya lu bawa cewek! Mana dong sini kenalin ke gua." Balas Nuca seraya menggoda dan mencari-cari keberadaan Shireen.

Reas berbalik dan tidak ada Shireen di belakangnya. Ia panik. Lantas celingukan untuk mencari keberadaan Shiren. Dan tidak ada.

Lantas ia pamit kepada Nuca untuk mencari Shireen dan menolak untuk gabung. Nuca tak protes, ia tahu bahwa temannya itu tidak sepertinya yang menyukai kebisingan. Reas menyukai ketenangan.

Reas mencari ke seluruh area bar dan tidak menemukan Shireen. Reas panik dan takut terjadi sesuatu pada Shireen.

Tak lama Reas menemuka Shireen yang sedang celingukan, entah mencari siapa. Mungkin mencari Reas.

Reas hendak mendekati Shireen, namun langkahnya terhenti ketika ia melihat Shireen memeluk seorang cowok yang tidak ia kenali.

Lalu Shireen terlihat ditarik paksa oleh cowok itu dan menjauh dari keramaian.

Reas berbegegas menyusulnya. Ia saat ini berfikir bahwa Shireen mau di apa-apain sama cowok itu.

Cowok itu melepas cengkramannya pada lengan Shireen ketika sudah berada di tempat sepi, toilet.

Mereka berpandangan cukup lama. Tak ada satu kata pun yang keluar dari mulut Shireen mau pun cowok itu. Keduanya tampak sendu menatap satu sama lain.

Berbeda dengan Reas, ia menghampiri Shireen dan cowok itu lantas meninju keras muka cowok itu. Shireen terkejut dan sedikit menjauh. Cowok itu tersungkur dan hendak bangkit kembali, namun belum sempat berdiri, Reas sudah kembali meninju cowok itu.

"Lo mau apain cewek gua bangsat!" Seru Reas sambil kembali meninju cowok itu.

Cowok itu tidak membalas, ia hanya pasrah.

Shireen lantas menarik Reas yang hendak melayangkan kembali tangannya ke muka cowok itu.

"Re stop! Dia gak ngelakuin apa-apa ke gue." Ucap Shireen lirih sembari menarik dan memeluk badan Reas dari belakang.

Reas melepaskan cengkramannya dari baju cowok itu, lantas ia menjauh dari cowok itu.

Reas melirik kearah Shireen yang sedang menahan air matanya.

Reas membalikan tubuhnya lantas memeluk erat Shireen. Ia syok.

Tak lama, Shireen sudah merasa lebih baik dan melepaskan pelukannya dengan Reas. Lantas menghampiri cowok itu dan membantunya untuk bangun.

Shireen mengeluarkan tisu dari dalam tas nya dan mengelap darah segar yang mengalir di pelipis serta sudut bibir cowok itu.

Sedangkan Reas hanya diam memerhatikan apa yang dilakukan Shireen. Ia tak mengerti apa yang terjadi. Ia tak tahu siapakah cowok yang sudah ia pulul tadi, dan sekarang sedang diobati oleh Shireen.

Setelah selesai membersihkan darah dari wajah cowok itu, Shireen lantas menatap kearah Reas dan memeberikan kode supaya Reas mendekat kearahnya.

Reas mengerti dengan kode itu, ia lantas mendekat kearah Shireen dan cowok itu.

Shireen menatap Reas yang terlihat kebingungan dan kembali menatap cowok dihadapannya yang sedang menahan rasa sakit.

Shireen menghela nafas cukup panjang.

"Re, kenalin, ini Kakak gue." Ucap Shireen sembari menatap mata Reas.

◖⚆ᴥ⚆◗

The Hexa | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang