2.4

9 2 0
                                    

Reas memasuki rumahnya setelah seharian bersekolah. Disambut oleh ART nya untuk menyuruhnya makan terlebih dahulu. Reas lantas pergi ke ruang makan dan disana sudah ada beberapa makanan yang terlihat sangat enak.

Reas menyuruh ART nya untuk makan bersama dirinya. Tak lupa Reas juga memanggil tukang kebunnya untuk makan bersama juga.

Rumah ini sepi, hanya ada dirinya dan kedua orang itu. Papanya yang kerja diluar kota jarang sekali pulang kerumah. Dan ya, Mamanya sudah meninggal saat kejadian obat itu.

Papanya tidak menikah lagi, karena ia menyesal dengan apa yang telah ia lakukan dulu kepada istrinya. Sampai istrinya menghabiskan nyawanya sendiri. Ia tidak mau jika itu terjadi lagi.

Semuanya Reas lakukan sendiri, tanpa bantuan seorang Ibu, dan Ayah. Jika Reas tidak bisa, maka ia akan meminta bantuan kepada ART nya.

Makanya, Reas tumbuh menjadi seseorang yang tegas dan berani.

Tak terasa, sudah tujuh tahun lamanya ia merasa seperti ini.

◖⚆ᴥ⚆◗

Malam ini Reas akan pergi keluar untuk menghadiri pesta ulang tahun teman sekelasnya.

Sebenarnya Reas tidak ingin datang sama sekali, cuma kali ini teman sebangku nya yang mengadakan pesta. Dan memang temannya itu bisa di bilang berandalan sekolah.

Sangat berbeda dengan Reas. Hampir semua guru pun keheranan.

Bagaimana bisa seorang Reas yang pintar dan rajin memilih teman sebangku seperti Nuca yang masuk sekolah saja sudah syukur.

◖⚆ᴥ⚆◗

Di sisi lain, Shireen berusaha membuka jendela kamarnya tanpa mengeluarkan suara. Malam ini ia nekat untuk pergi ke club lagi, dan berharap bisa bertemu dengan Andre.

Brukk..

Shireen akhirnya berhasil keluar dari kamarnya, lalu ia bergegas meninggalkan rumagnya.

Shireen berjalan kaki lalu kemudian ia menaiki kendaraan umum untuk sampai ke club yang sering Andre datangi.

Tak lama Shireen sampai di tempat itu dan langsung keluar dari kendaraan umum dan membayarnya.

Bersamaan dengan itu, seseorang lain juga datang dari arah berlawanan dengan Shireen.

Cowok itu memarkirkan motornya dan hendak masuk, namun ia menyadari keberadaan Shireen yang sedang menutup setengah mukanya menggunakan syal yang sengaja ia bawa dari rumah.

Cowok itu mengenali Shireen dan ia cukup kaget mengapa Shireen ada di tempat seperti ini. Lantas ia menghampiri Shireen.

"Ngapain lo disini?" Tanya cowok itu seraya menepuk pundak Shireen pelan.

Shireen terlonjak kaget, dan langsung berbalik menghadap cowok itu dan alangkah kagetnya Shireen sekarang.

Shireen keringat dingin, ia takut dianggap sedang ngapa-ngapain disini.

"E-eh lo Re. He he, a-anu. G-gak ng-ngapa ngapain kok." Jawab Shireen gagap dengan cengiran nya.

Reas menyeritkan alisnya. Ia tak paham apa yang dikatakan Shireen.

"Lo diundang Nuca juga?" Tanya Reas lagi.

Shireen makin gelagapan. Tentu ia tak diundang siapa pun disini. Tapi tidak ada cara lain supaya ia tak ketahuan Reas.

"O-oh iya dong jelas. Secara gue terkenal jadi sering lah diundang ke acara ginian." Ucap Shireen pede.

Namun di dalam hati ia makin tak karuan. Bagaimana kalo nanti Nuca tidak mengenali nya. Bodoh Shireen.

Reas hanya mengangguk saja. Tak peduli Shireen benar atau tidak. Ia hanya bersyukur, setidaknya ada Shireen yang akan menjadi teman paling warasnya di dalam nanti.

Lalu Reas menyeret Shireen untuk masuk ke dalam bar. Dan sudah terlihat banyak sekali teman-teman sekelas Reas. Bahkan ada juga yang di luar sekolah mereka.

Nuca memang banyak sekali teman-temannya. Namun jarang sekali ada yang waras.

◖⚆ᴥ⚆◗

The Hexa | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang