0.7

15 4 0
                                    

Khaila duduk tidak nyaman di kursi depan rumahnya, ia menunggu Yasa menjemputnya untuk pergi bersama ke Rumah Sakit menyusul Gistni dan Reas.

Tetapi sudah hampir setengah jam ia tak juga sampai di rumahnya. Beberapa kali Khaila telpon dan tidak diangkat. Akhirnya Khaila menelpon Shireen.

"Halo Khai lo dimana?" Tanya Shireen di sebrang telpon sana.

"Gue masih di rumah Ren, dari tadi gue nunggu Yasa ga nyampe-nyampe. Udah gue telpon juga enggak diangkat tu anak." Jawab Khaila agak kesel.

"Yasa lagi di jalan kali Khai, oh atau dia gak bisa keluar rumah sama adiknya" Jawab Shireen kembali.

"Gatau deh, yaudah gue pake ojek aja kali ya kesana. Khawatir banget nih gue sama Ibunya Gistni." Ucap Khaila yang membuat Shireen terkejut.

"Ehh serius lo? Gua juga ini lagi di jalan bareng Nuel ga bisa bantu juga. Tapi kalo lo emang mau pake ojek gapapa sih, tapi hati hati ya!" Seru Shireen.

"Yaela santai aja, udah gue otw sekarang ni ya, bye."

Tutt...

Alhasil Khaila memesan ojek online untuk pergi ke Rumah Sakit. Lalu ia mengabari Yasa untuk tidak usah menjemputnya ke rumah.

Yasayang😭

Khaila
Saa, gue berangkat duluan ya pake ojek, lo jangan jemput kerumah, abis lama si!!🙁

Sudah terkirim, namun belum Yasa read.

Jangan baper nama kontak Yasa di HP Khaila, itu gara-gara Khaila kalah truth or dare. Dan Khaila juga sepertinya malas untuk mengganti, em atau, tidak ingin menggantinya?

◖⚆ᴥ⚆◗

Yasa sudah berkali-kali membujuk adiknya untuk minum obat, tetapi ia tetap tidak mau. Kini adiknya sedang sakit demam, dan harus minum obat rutin. Mamanya sudah membujuk sampe membelikan mainan yang ia pengen, tetapi tetap tidak mau.

Raya mau minum obat asalkan setelah minum ia pengen ditemani Kakaknya nonton kartun kesukaannya. Yasa jelas tidak bisa karena ia ada janji untuk menjemput Khaila dan pergi bersamanya ke Rumah Sakit.

"Adeknya Kakak yang paling cantik sedunia, minum obatnya dulu yuk? Nanti Kakak temenin nontonnya sepulang dari Rumah Sakit yaa?" Yasa kembali membujuk Raya untuk minum obat.

"Enggak mau Kak! Raya pengen ditemenin kakaknya sekarang!!" Keukeuh nya.

Yasa sudah bingung, ia tidak tahu mau kasih alasan apalagi supaya adiknya itu mau minum obat.

Tiba-tiba Yasa keinget Khaila dan menemukan satu ide buat bujuk Raya lagi.

"Raya tau kak Khaila enggak? Temennya kakak yang suka main kesini sama kak Shireen, Kak Nuel, Kak Reas, sama Kak Gistni." Tanya Yasa kepada adik gemasnya itu.

Raya mengangguk lantas menjawab.

"Tau kok, yang kata kakak paling cantik itukan?" Raya malah bertanya lagi.

Yasa sedikit kaget dengar jawaban dari Raya. Yasa mengingat-ingat kapan ia menyebut Khaila paling cantik kepada adiknya.

"Emm iya itu dek. Raya tau ga? Kak Khaila jago masak lho kaya Mama." Ucap Yasa dengan semangat untuk meyakinkan adiknya itu.

"Masa sih? Kalo kesini engga pernah bawa makanan kok." Elak Raya

"Bener juga! Hshhh kenapa sih punya adek pinter amat! Susah di kibulin!" Gerutu Yasa dalam hati. Ia sudah sangat jengkel kepada adiknya yang susah sekali dibujuk.

Ranti yang melihat raut wajah kesel Yasa langsung kembali mencoba untuk membantu anaknya itu membujuk adeknya.

"Sayang, Kakak Ila itu malu kalo harus bawa masakannya kesini, tapi kata kakak kalo Raya pengen nyobain nanti Kak Yasa bawain kesini. Tapi kamu harus minum obat dulu, dan biarin Kak Yasa ke Rumah Sakit untuk jenguk Mamanya Kak Gistni. Sekalian ambilin masakan Kak Ila, kan Kak Ila nya juga ada di Rumah Sakit. Iya kan kak?"

Ranti melirik Yasa dan memberikan isyarat supaya Yasa mengiyakan omongannya.

"Nah iya gitu dek, bener apa kata Mama. Kamu mau nyoba masakan Kak Ila gak?" Tanya Yasa kembali ke Raya.

Raya sedikit berfikir, ia belum pernah juga sih makan masakan orang lain selain Mamanya. Mungpung dikasih ijin, boleh kali ya.

"Yaudah deh, Raya mau coba." Seru Raya yang akhirnya membuat Yasa bebas untuk pergi ke Rumah Sakit.

◖⚆ᴥ⚆◗

The Hexa | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang